Jayapura, Lontar.id – Satu orang angggota Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di Papua tewas usai terjadi kontak tembak dengan anggota TNI. Demikian disampaikan Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi dalam keterangannya.
Dikatakannya, pada Rabu (9/1/2019), sekitar pukul 08.55 WIT, telah terjadi kontak tembak antara personel TNI dengan KKSB di Kampung Gigobak, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak Jaya, Papua.
Baca Juga:Siswi SMK Bogor Ditusuk: Mengapa Pembunuhan Begitu Mudah Dilakukan?
Anggota TNI yang sedang dalam perjalanan dari Posnya menuju Bandara Sinak dalam rangka pengambilan logistik tiba-tiba dihadang oleh sekelompok KKSB.
Kelompok tersebut diidentifikasi adalah Pimpinan Lerymayu Telenggen di daerah Sinak Kabupaten Puncak Jaya.
“Akibat penghadangan tersebut Anggota TNI melakukan perlawanan dengan membalas tembakan sehingga terjadi kontak tembak,” ujar Muhammad Aidi.
Pasukan TNI lanjut Aidi, berhasil memukul mundur hingga KKSB melarikan diri masuk hutan.
“Saat dilaksanakan pengejaran ditemukan satu orang anggota KKB tewas tertembak belum diketahui identitasnya karena tidak memiliki kartu pengenal. Namun dari Noken yang dibawa terdapat bendera Bintang Kejora dan HP, masih dalam penyidikan,” katanya.
Sementara itu, satu orang anggota TNI Praka Subhan Razak yang bertugas sebagai sopir menderita luka tembak di bagian betis.
Baca Juga:Peraturan Menhub Beri Keuntungan Berlipat untuk Lion Air?
Korban dari TNI telah dievakuasi ke RSUD Timika menggunakan Hely Bell guna mendapatkan perawatan medis.
“Saat ini kondisi dalam keadaan stabil. Sedangkan korban KKSB telah diserahkan kepada kepala Kampung setempat untuk pengurusan jenazah,” pungkasnya.
Sudah Puluhan Korban Berjatuhan
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkap jumlah korban yang tewas akibat ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua. Tito mengatakan jumlah yang tewas dalam kejadian itu 20 orang.
Tito menjelaskan, dari 20 orang itu, 19 orang merupakan pekerja, sementara satu orang lagi anggota TNI.
Tito mengatakan, pembunuhan terhadap 20 orang itu dilakukan setelah 1 Desember 2018. Tanggal 1 Desember sendiri merupakan tanggal prestisius bagi kelompok itu. Di mana merupakan peringatakan HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Baca Juga:Usai Dikunjungi Jokowi, Keluarga Ustaz Arifin Tutup Pintu Jenguk
Usai perayaan HUT para kelompok sempat menyerang pos TNI di Mbua. Pos itu awalnya didirikan untuk menjaga para pegawai tadi. Saat penyerangan terjadi saat itu, jumlah kekuatan pengamanan yang ada di kamp pekerja disebut berjumalh 21 orang. Namun 1 anggota TNI gugur akibat penyerangan itu.