Lontar.id – Satu warga Desa Rumbia, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto, meninggal dunia akibat banjir yang terjadi Jumat, 12 Juni 2020. Sementara, dua warga Jeneponto lainnya dilaporkan hanyut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, Endro Yudo Waryono, menjelaskan, banjir yang terjadi pada Jumat, 12 Juni 2020 sore hingga malam itu menyebabkan delapan kelurahan dari lima kecamatan terdampak.
Kelima kecamatan tersebut adalah Rumbia, Turatea, Tarowang, Binamu, dan Tamalatea. Sementara, kedelapan kelurahan/desa terdampak, yakni Desa Rumbia, Desa jombe, Desa Sepanang, Desa Munthe, Desa Tino, Desa Lebang Manai, Kelurahan Balang, dan Desa Pallantikang.
Endro menjelaskan banjir tersebut disebabkan oleh meluapnya debit air Bendungan Kareloe, Jeneponto, akibat hujan deras. Debit air Bendungan Kareloe , kata dia, mengalami peningkatan di level 150 dari batas normal 100
“Satu orang meninggal dunia atas nama Dg Made, alamat Rumbia. Dua orang hanyut belum ditemukan, empat rumah tertimbun longsor di Dusun Tokka, Desa Pallantikang, Rumbia. Tiga rumah hanyut di Dusun Paloe, Desa Rumbia,” urainya melalui pesan Whatsapp.
Dampak lain adalah dua unut rumah rusak parah dan 10 ekor sapi hanyut.
Sementara, di kabupaten tetangga Jeneponto, yakni Kabupaten Bantaeng, yang juga terjadi banjir, sorang remaja berusia 19 tahun, dikabarkan meningg dunia akibat banjir yang terjadi Jumat, 12 Juni 2020.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati, menjelaskan, menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencanan Daerah (BPBD) Kabupaten Bantaeng, korban atas nama Haerul (L) tersebut sementara ini masih dinyatakan hilang dan belum ditemukan. Selain itu, beberapa warga juga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman dan disediakan.
Berdasarkan kronologi, banjir terjadi karena dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi sejak pukul 15.00 WITA di daerah hulu yang berada di pegunungan.
Curah hujan tinggi tersebut juga membuat debit air Sungai Calendu meluap dan Cekdam Balang Sikuyu jebol di sisi kanan. Akibatnya sejumlah wilayah dan permukiman warga serta fasilitas umum lainnya terendam banjir.
Menurut laporan yang diperbarui BPBD Kabupaten Bantaeng, banjir dengan tinggi muka air (TMA) 20-150 sentimeter itu menggenangi 2 kecamatan dan 5 kelurahan.
Adapun rinciannya adalah Kelurahan Bontosungguh, Kelurahan Bontowatu dan Kelurahan Bontorita di Kecamatan Bissappu. Kemudian Kelurahan Palantikang dan Kelurahan Tapanjeng di Kecamatan Bantaeng.
BPBD Kabupaten Bantaeng telah berkoordinasi bersama Basarnas, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Kodim, TNI/Polri dan dinas terkait untuk pemberian bantuan logistik serta obat-obatan.
Dapur umum telah didirikan di dua lokasi yakni, di Kecamatan Bantaeng dan Kecamatan Bissappu. Sementara itu, kebutuhan mendesak lain yang masih dibutuhkan adalah logistik dan makanan, pakaian, selimut, obat-obatan dan velbed atau kasur lipat.