Lontar.id – Selama empat hari pertama bulan Juni 2020, yakni mulai tanggal 1 hingga 4 Juni 2020, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi 11 kejadian gempa bumi di wilayah Indonesia.
Berdasarkan data BMKG yang dirilis melalui laman resminya, gempa bumi dengan magnitudo terkecil terjadi pada Senin, 1 Juni 2020 pukul 21.16 WIB, dengan magnitudo 2,2. Pusat gempa bumi berada di darat, tujuh kilometer dari Kairatu, atau 3.39 LS dan 128.39 BT.
Gempa selanjutnya terjadi di lima kilometer Timur Laut Ransiki atau 1.5 LS dan 134.22 BT, pada Rabu, 3 Juni 2020 pukul 09.25 WIB, dengan magnitudo 4,1.
Pada hari yang sama, pukul 10.17 WIB gempa bumi kembali terjadi, yakni di 22 kilometer sebelah Timur Laut Ambon, atau 3.55 LS dan 128.32 BT, dengan magnitudo 2,6. Gempa bumi pada hari itu berlanjut pada pukul 11.08 WIB di tiga kilometer sebelah Utara Kabupaten Sigi atau 1.01 LS dan 119.86 BT, dengan magnitudo 2,9.
Masih pada hari yang sama, pada pukul 22.54 WIB, gempa bumi terjadi di 132 kilometer sebelah Barat Laut Pulau Saringgi, atau 7.22 LS dan 116.96 BT, dengan magnitudo 6.
Pada Kamis, 4 Juni 2020 pukul 05.31 WIB, gempa bumi bermagnitudo 4,8 terjadi di lima kilometer sebelah Tenggara Banda Aceh atau 5.5 LU dan 95.33 BT.
Hanya dalam hitungan jam, tepatnya pada pukul 07.58 WIB, gempa bumi dengan magnutudo 3,8 terjadi di Barat Laut Kota Sabang, tepatnya 5.93 LU dan 94.99 BT.
Gempa bumi selanjutnya yang merupakan gempa bumi terbesar, yakni M 7,1 yang kemudian diperbaryi menjadi 6,8 terjadi pada Kamis, 4 Juni 2020 pukul 15.49 WIB, dengan pusat gempa berada di 89 kilometer sebelah Barat Laut Daruba atau 2.83 LU dan 128.11 BT, atau di wikayah Kabupaten Kepulauan Morotai, Maluku Utara.
Gempa bumi selanjutnya terjadi pukul 20.03 WIB di 19 kilometer sebelah Barat Daya Kota Sabang, dengan magnitudo 3,9. Berselang sembilan menit, tepatnya pukul 20.12 WIB, terjadj gempa bumi bermagnitudo 5 berpusat 122 kilometer sebelah Barat Laut Jailolo. Gempa bumi selanjutnya kembali terjadi di sebelah barat laut Kota Sabang pada pukul 20.36 WIB, dengan magnitudo 3,5.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mencatat ratusan rumah rusak akibat gempa bumi yang terjadi di Maluku Utara pada Kamis, 4 Juni 2029. Rumah rusak tersebar pada 6 kecamatan di Kabupaten Kepulauan Morotai.
Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan per Kamis, 4 Jui 2020, kerusakan rumah terjadi di 6 kecamatan, yakni Kecamatan Morotai Selatan, Morotai Timur, Morotai Utara, Morotai Jaya, Morotai Selatan Barat dan Pulau Rao.
“Total rumah rusak berjumlah 128 unit, dengan rincian 99 unit rumah rusak ringan (RR), 18 unit rumah rusak sedang (RS) dan 11 unit rumah rusak berat (RB),” Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, menjelaskan melalui pesan Whatsapp, Jumat, 5 Juni 2020.
Raditya menuturkan, BPBD Kabupaten Kepulauan Morotai mencatat tidak ada korban jiwa akibat gempa yang terjadi pada pukul 15.49 WIB.
BPBD setempat melaporkan pascagempa terjadi evakuasi warga. Masih terdapat masyarakat yang bertahan di dataran ketinggian atau di rumah saudara karena trauma.
Sesaat setelah gempa, Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Kepulauan Morotai dan instansi terkait melakukan penanganan darurat, seperti memastikan pertolongan korban dan pendataan kerusakan. Saat ini masih terus dilakukan pendataan di lapangan.
BMKG mengoreksi parameter gempa yang sebelumnya berkekuatan M7,1 menjadi M6,8. Gempa yang terjadi pada kedalaman 111 km berada pada 99 km arah utara Kota Daruba, Pulau Morotai, Maluku Utara.
Guncangan gempa tersebut dirasakan sedang oleh warga Kota Ternate selama 2-3 detik di Kota Ternate, sedangkan mereka di Kabupaten Halmahera Barat lemah selama 2-3 detik.