Lontar.id – Sebanyak 12.518 warga di lima kecamatan terdampak banjir yang terjadi di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah (Jateng).
Melalui keterangan tertulis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis, 25 ovember 2021, disebutkan, berdasar informasi BPBD Tegal, Banjir ini terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi serta meluapnya sungai Cacaban, Sungai Rambut, Sungai Kemiri, Sungai Pekijing dan Sungai Siwarak pada Senin (22/11) pukul 23.30 WIB.
“Sebanyak 12.518 jiwa terdampak atas kejadian ini, dari jumlah tersebut terdapat 25 KK terpaksa mengungsi di Masjid Baitutaqwa di Kelurahan Dampyak,” kata Pelaksan tugas (plt) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Banjir ini melanda lima kecamatan di wilayah Kabupaten Tegal. Adapun lokasinya meliputi Desa Tembok Banjaran di Kecamatan Adiwerna, Desa Pecabean di Kecamatan Pangkah, Desa Sidakaton, Desa Kupu di Kecamatan Dukuhturi, Desa Sidaharja di Kecamatan Suradadi.
“Lebih lanjut, Desa Maribaya, Desa Kemuning, Desa Plumbungan, Kelurahan Dampyak di Kecamatan Kramat, Desa Banjaragung, Desa Sukareja di Kecamatan Warureja.”
“BPBD Kabupaten Tegal juga melaporkan sedikitnya 1.564 unit rumah terdampak dengan ketinggian muka air berkisar antara 30 – 150 sentimeter,” lanjutnya.
BPBD Kabupaten Tegal bersama tim gabungan berhasil mengevakuasi 2 balita usia sekitar dua minggu berserta ibunya, dan langsung dibawa ke rumah kerabat terdekat yang tidak terdampak banjir.
Kondisi terkini dilaporkan, banjir sudah mulai berangsur surut dan para warga yang mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing.
Berdasarkan prakiraan hujan dasarian BMKG November Dasarian III periode 21 – 30 November 2021, untuk wilayah Provinsi Jawa Tengah sebagian besar memiliki potensi curah hujan dengan kategori menengah dengan angka 100 – 150 mm. Dikatakan tinggi apabila angkanya berkisar 150 – 300 mm dan sangat tinggi apabila lebih dari 300 mm.
Merespons hal ini, BNPB menghimbau untuk selalu waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan. Keikutsertaan unsur pentaheliks juga diharapkan mampu menjadi kunci dalam penanganan bencana banjir, tentunya untuk bersama-sama menyiapkan kajian dan rencana jangka panjang agar kejadian ini tidak terus berulang.