Belajar dari Captain Tsubasa. Anime yang tak pernah sepi dari serbuan penggemar. Meski kisahnya kembali diangkat, dengan alur yang sama. Orang tetap tak pernah bosan untuk menontonnya.
Jakarta, Lontar.id – Yoichi Takahashi mungkin tak pernah menyangka kartun hasil garapannya itu bakal mendunia. Sejak pertama kali tayang pada 1983 silam, Captain Tsubasa langsung menjadi serial kartun yang tak hanya digandrungi di Jepang. Kisah bocah bernama Tsubasa dengan cepat merambah ke negara lain.
Tamatnya sekuel perdana Captain Tsubasa tak membuat kisahnya dilupakan begitu saja. Justru bikin kangen. Popularitasnya berbanding lurus dengan cabang sepak bola sebagai olahraga dengan fans terbanyak di jagad ini.
Mereka yang baru lahir di tahun 90-an juga tak kalah penasarannya. Susahnya mengakses informasi saat itu, sosok Tsubasa hanya bisa dilihat dari rupanya saja, atau pun lewat video singkat.
Karena penggemarnya yang meregenerasi kisah Tsubasa akhirnya kembali di-remake. Tepat 2001 ceritanya kembali nongol di layar kaca. Ini sekaligus untuk mendukung Jepang yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002 bersama Korea Selatan.
Di tanah air pemutaran serial Captain Tsubasa versi remake 2001 langsung mendapat atensi. Karena versi remakenya itu, serial perdana 1983 juga ikut kembali diputar. Benar-benar menjadi candu.
Tsubasa telah memberi inspirasi. Digemari semua lapisan. Terutama mereka yang gemar sepak bola. Mungkin karena popularitas olahraga itu, maka cerita Tsubasa tak pernah mati. Sepak bola di dunia nyata dan Tsubasa seolah tak terpisahkan.
17 tahun berlalu sejak versi remake tayang, lagi-lagi Piala Dunia menjadi moment untuk kembali mengangkat kisahnya. Sebelum kick off laga perdana Piala Dunia di Rusia dimulai, remake Captain Tsubasa 2018 sudah bisa disaksikan.
Perkembangan teknologi informasi, cerita Tsubasa pun dengan mudah bisa diakses. Tak bergantung lagi sama televisi swasta. Dalam beberapa situs yang menayangkannya serial ini telah melewati 40 episode. Dalam ceritanya kemampuan Tsubasa telah diakui oleh para rivalnya.
Klub Nankatsu yang dibelanya telah menjuarai dua musim berturut-turut liga sepak bola nasional tingkat SMP. Musim ini Tsubasa dan kawan-kawan bertekad menyempurnakan rekor itu. Namun itu tidaklah mudah. Kojiro Hyuga saingan utamanya, tak rela jika Nankatsu juara lagi.
1983, 2001 dan 2018 sudah 35 tahun Captain Tsubasa mengisi semarak anime tanah air. Karya Takahashi ini memang sangat fenomenal. Kisahnya tak luruh oleh waktu.
Baca Juga: Terima Kasih Goku Terima Kasih Doraemon
Ada Messi dan Ronaldo?
Pada Tsubasa 1983, cerita heroik timnas Jepang menjadi bagian menarik dari kisah itu. Tsubasa menjadi andalan diikuti oleh pemain pilihan jebolan kompetisi sepak bola nasional antar SMP. Jepang diceritakan menjadi skuat yang komplet dan nyaris tak bercelah. Dari posisi kiper yang diisi Genzo Wakabayasi, gelandang kreatif Taro Misaki, hingga pemilik tendangan gledek Hyuga.
Kendati punya level skuat yang oke tantangan berat dari negara di daratan Eropa dan Amerika Latin membuat timnas Jepang harus berusaha keras.
Timnas Jerman misalnya. Di situ ada penyerang Karl Heinz Schneider. Dia striker terbaik untuk ukuran standar Eropa. Wakabayasi pun bahkan sempat dibuat tak berkutik.
Sosok Schneider, katanya terinspirasi dari legenda sepak bola Jerman, Karl-Heinz Rummenigge. Lalu saat Tsubasa bermain di Barcelona dia mendapat saingan berat dari Rivaul. Di dunia nyata katanya Rivaul itu adalah Rivaldo. Eks penyerang timnas Brasil.
Ada juga Juan Diaz dari timnas Argentina. Wajah dan gaya mainnya dalam cerita mirip Diego Maradona. Nah, pada serial Captain Tsubsa 2018, sosok Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo akan dihadirkan. Kendati masih sebatas rumor, namun sudah banyak yang menduga hal itu akan terwujud. Captain Tsubasa 2018 belum sampai pada episode terbentuknya skuat timnas Jepang. Kita tunggu saja.
Baca Juga: Kebiasaan Aneh Klub di Liga 1 Pilih Pemain Baru Tunjuk Pelatih
Inspirasi Mbappe hingga Iniesta
Dibalik meroketnya karier Kylian Mbappe dan Anderas Iniesta, tak bisa lepas dari serial Captain Tsubasa. Mereka mengaku film itu menjadi salah satu inspirasinya. Prinsip bola adalah teman telah merasuk dan menjadi landasan Mbappe dan Iniesta ketika berlaga di atas lapangan bola.
Mbappe dan Iniesta pun tak lupa mengoleksi jersey yang tenar di serial Captain Tsubasa. Itu terlihat dari unggahan di media sosial mereka.