Ibadah berlangsung khuysuk. Tidak ada prasangka sesuatu yang buruk akan terjadi. Misa di gereja itu diikuti penuh khidmat.
Filipina, Lontar.id – Hingga sebuah ledakan besar menggema di telinga. Jemaah lari berhamburan. Namun naas bagi mereka yang berada disumber suara. Nyawanya tak terselamatkan. Ada yang mengerang kesakitan. Ada yang setengah sadar dan juga pingsan.
Kantor berita AFP melaporkan ada 17 orang tewas dan 56 orang luka-luka di Filipina Selatan. Saat persitiwa terjadi, ada dua ledakan bom. Ledakan pertama terjadi di dalam Katedral Jolo, Mindanao pada Minggu (27/1/2019) pagi.
Menyusul ledakan berikutnya saat satuan tentara telah merespons kejadian. Dipastikan kejadian itu merupakan serangan teroris. Informasi militer Filipina menyebutkan, wilayah itu memang menjadi basis militan yang mengaku Islam.
“Motifnya sudah pasti terorisme. Pelakunya adalah orang yang tidak menginginkan kedamaian. Yang menyedihkan, peristiwa ini terjadi tepat setelah undang-undang Bangsamoro sudah diratifikasi,” ujar Letkol Gerry Besana seperti dilaporkan AFP yang dikutip dari CNN.
Jolo merupakan wilayah otonom mayoritas Muslim Bangsamoro. Usulan ini telah disetujui pada saat pemilihan lokal minggu lalu. Pulau ini juga basis grup utama militan Abu Sayyaf. Ia disalahkan atas serangan teror yang melanda Filipina.
Pekan lalu para pemilih sepakat menerima wilayah otonom yang lebih kuat di Filipina selatan. Harapannya, ada kedamaian yang tercipta dan mata rantai teror itu bisa terputus. Karena efek teror, pembangunan tak berjalan mulus dan efeknya kemiskinan pun meningkat.
Di sisi lain, Provinsi Sulu yang masih masuk ke dalam area Jolo justru tidak menginginkan adanya wilayah baru. Pemerintah setempat mempertanyakan undang-undang yang menetapkan wilayah tersebut di hadapan Mahkamah Agung.
Baca Juga: Berhenti Jadi Guru Miriam Pilih Hidup di Alam Liar
Di luar suara Sulu, undang-undang menyatakan bahwa provinsi tersebut akan tetap dimasukkan dalam entitas politik baru karena para pemilih dari wilayah otonom saat ini mendukungnya secara keseluruhan.
Aksi pengeboman pun langsung memantik amarah rakyat. Menteri pertahanan Filipina Delfin N Lorenzana sangat mengutuk peristiwa itu. Ia juga telah mengarahkan pasukan untuk mengamankan tempat-tempat ibadah dan ruang publik.
“Tetap tenang dan hindari menyebarkan kepanikan di komunitas kita masing-masing demi mencegah kemenangan terorisme,” kata Lorenzana.
Gerak Cepat
Jemaat berhamburan keluar dari gereja. Mereka shock dan diliputi rasa takut dan duka mendalam. Saat petugas pengamanan mulai menyisir lokasi, ledakan kedua terjadi. Sungguh biadab.
Militer Filipina kini telah menurunkan pasukan dengan kendaraan lapis baja untuk menutup jalan utama menuju gereja. Beberapa korban ledakan juga telah dievakuasi melalui jalur udara menuju kota Zamboanga. Lorenzana berharap rakyat tak terprovokasi. Pihaknya juga meminta pasukan agar senantiasa siaga.