Lontar.id – Film Apocalypto menjadi salah satu film terbaik semenjak tayang perdana pada tahun 2006. Film yang disutradarai, ditulis, dan produseri oleh Mel Gibson mendapatkan apresiasi yang tinggi dari masyarakat Amerika bahkan dari penonton dan kritikus film di berbagai dunia.
Beberapa penghargaan telah dimenangkan, diantaranya dari Central Ohio Film Critics Association – COFCA Award untuk sinematografi terbaik (2007), Dallas- Fort Worth Film Critics Association Awards – DFWFCA Award untuk sinematografi terbaik (2006), First Americans in the Arts – FAITA Award untuk performa luarbiasa dari pemain (2007), dan Imagen Foundation – Imagen Award untuk pemain pendukung terbaik (2007), dan beberapa penghargaan lainnya.
Film petualangan yang akan tayang di Global TV malam ini, 10 Januari 2019 pukul 22.00 WIB ini mengisahkan kehidupan suku maya dan seorang laki-laki beranama Jaguar Paw yang berlatar waktu abad ke-16.
Para pelakon film ini diperankan oleh aktor dan aktris Meksiko. Menariknya lagi, film ini menggunakan bahasa Maya. Film Apocalypto dibuat di Meksiko dan naskahnya disusun oleh Mel Gibson dan Farhad Safinia asal Iran setelah melakukan riset yang panjang.
Para kritikus melihat jika fim ini mengandung nilai historis dan olehnya sarat akan nilai kritik terhadap pemerintahan Bush pada masa film ini diproduksi.
William Booth dari The Washington Post menulis bahwa film tersebut menggambarkan suku maya sebagai masyarakat yang super kejam, psiko-sadis di selip, sebuah ghoulscape yang terlibat dalam perbudakan yang meluas, pengolahan limbah yang sembrono, dan tarian rave yang buruk, dengan nafsu nyata terhadap darah manusia.
Gibson membandingkan kebiadaban dalam film ini dengan pemerintahan Bush, ia mengatakan kepada majalah film Inggris Hotdog,” Ketakutan yang kita gambarkan dalam film ini mengingatkan saya pada Presiden Bush dan orang-orangnya.”
Kritik lainnya datang dari aktivis di Guatemala, termasuk Lucio Yaxon, yang menuduh bahwa trailer tersebut menggambarkan Maya sebagai orang biadab. Dalam ulasannya tentang film tersebut, antropolog Traci Ardren menulis bahwa Apocalypto bias karena tidak disebutkan tentang pencapaian dalam sains dan seni, spiritualitas yang mendalam dan koneksi ke siklus pertanian, atau prestasi rekayasa kota Maya.