Robert meninggalkan begitu banyak catatan yang belum dicentang di daftar harapan dan mimpi PSM pada era Munafri. Juara salah satunya. Mampukah suksesornya mengganti peran Meneer di klub tertua Indonesia?
Jakarta, Lontar.id — Sore kemarin, Sabtu 12 Januari 2019, menjadi hari yang mengagetkan bagi pencinta PSM Makassar. Robert meninggalkan kursi kepelatihan karena sakit. Persis seperti pendahulunya, Alfred Riedl.
Banyak yang bersedih, banyak juga tak menunjukkan reaksi apa-apa. Semuanya harus menerima dengan lapang dada keputusan Robert.
Menyedihkan memang, kalau dirasa sekarang, Robert meninggalkan kerangka tim yang belum sempurna. Pemain inti sudah terbentuk, namun penggantinya?
Tersiar kabar, kalau pilihan pemain PSM yang akan diumumkan dalam waktu dekat adalah yang dibutuhkan tim. Porsinya memadatkan.
Manajemen tahu betul itu. Mereka tak ingin serampangan dalam memilih dan merekrut pemain, sebab, pertandingan skala internasional atau AFC, bersemuka dengan skuat Pasukan Ramang.
Tetapi asumsi itu bisa saja lenyap. Toh, Robert mundur. Pemain yang dipilihnya sudah telanjur akan datang. Penerusnya harus meracik ulang taktik juga strategi.
Baca juga: Dua Wajah Pelatih Tokcer di PSM Makassar
Bagaimana kalau strategi ambyar semua? Semua akan berefek kalau pemain yang datang tidak memuaskan suksesor Robert. Lalu memilih pemain lain terkesan solutif atas kenyataan itu.
Ini bisa menjadi masalah baru. Tim utama dan cadangan, bisa bergejolak. Takutnya, satu atau lebih pemain utama dibangkucadangkan.
Kalau dibangkucadangkan, otomatis pemain penggantinya harus lebih baik atau lebih siap dan paham strategi pelatih. Jika tidak? Maka idiom right man ini the right place dipastikan jadi isapan jempol belaka.
Hal ini pasti dipikirkan oleh manajemen. Jelas pusing. Salah mengambil keputusan akan berdampak negatif dalam keseluruhan tim.
Suporter Bergejolak
Sepeninggal Robert, banyak yang meratap. Banyak juga yang menjual spekulasi ke sana ke mari. Bahkan yang paling berani, ia menyerang manajemen.
Kabar tak sedap pun diuarkan, kalau seorang pengurus berselisih paham dengan Robert dalam memilih pemain pada musim baru ini. Hal itu ditengarai menjadi musabab Robert tarik sauh dan berlayar menjauh dari Juku Eja. Perkataannya juga berimplikasi membuka tabir soal keuangan PT Pagollona Sulawesi Mandiri.
Untung saja, manajemen yang disebut namanya oleh spekulan itu, langsung menegur dan hendak melaporkan akun penyebar kabar yang katanya kibul itu ke polisi.
Di tempat lain, ada juga yang berpikir kalau sakit Robert adalah sebuah alasan. Ia disebut-sebut sudah punya pelabuhan baru di klub Indonesia juga. Makanya, ia belum terang-terangan mengungkap alasannya. Masih desas-desus.
Sakit Robert juga banyak yang doakan sembari mencemaskan bagaimana kondisi PSM sekarang. Toh, mimpi untuk juara Liga 1 belum terkabul, apalagi laga internasional akan beriring dengan liga Indonesia.
Di tempat lain, ada juga pendukung, yang terus mencari sosok yang sepadan menjadi suksesor Robert. Beberapa nama digaungkan dan dinilai pantas.
Baca juga: Kami Sedih Robert, Kami Kecewa!
Mencuatlah seorang yaitu Syamsuddin Umar. Ia patut menggotong PSM dan memulihkannya sepeninggal Meneer. Ia disebut-sebut paham dengan karakter klub tertua di Indonesia.
Selain paham karakter, ia juga dianggap bisa mengorbitkan pemain muda. Racikannya dan komunikasi pada pemain dianggap mampu memberikan dampak positif bagi tim.
Terpenting, ia memiliki DNA juara. Om Syam, sapaan akrab para suporter PSM, pernah membawa PSM juara pada era 1999/2000. Waktu itu, ia berduet dengan Henk Wullems. Olehnya, Syamsuddin patut diperhitungkan. Minimal, ia punya cita rasa yang tidak jauh dari pelatih asing.
Widodo Cahyo Putro juga disebut akan menggantikan Robert. Ia pelatih lokal yang belum lama ini, mampu menyulitkan PSM. Lihat saja pada 2017 lalu, Bali United membuat PSM tersungkur di Stadion Mattoanging dan menutup kans juaranya.
Kelebihan Widodo adalah meracik strategi dan taktik. Ia tahu menempatkan pemain yang cocok di posisinya, sehingga formasi tidak monoton. Sebut saja Ricky Fajrin, ia menjadi pemain yang tangguh di bawah asuhan Widodo.
Lain lagi kalau pelatih asing. Nama yang mengemuka begitu banyak. Ada Riedl, Mario Gomez, bahkan Luis Milla. Terdengar membingungkan.
Jadi baimana PSM mencari jalan keluar dari soal pelik ini? Patut ditunggu jawabannya.
Baca juga: Dua Raksasa Adang PSM di Jalur Juara