Lontar.id – Tiga orang meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang terjadi di Kota Sorong, Papua Barat, Kamis malam, 16Juli 2020, sekitar pukul 21.33 waktu setempat. Kejadian tersebut dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi beberapa jam sebelumnya.
Selain tiga orang meninggal, banjir yang melanda lima kecamatan, yakni Sorong Utara, Sorong Timur, Malaimsimsa, Sorong Barat dan Sorong tersebut, juga mengakibatkan tiga warga lain luka-luka.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati, mengatakan, banjir juga mengakibatkan adanya rumah sakit yang terendam.
“Pantauan di lapangan mencatat tinggi muka air antara 50 hingga 100 cm, sedangkan dampak lain masih dalam pendataan BPBD setempat. Beberapa akses jalan tidak dapat dilalui karena banjir dan longsor,” jelasnya melalui rilis tertulis.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Sorong telah melakukan kaji cepat koordinasi dengan instansi terkait, seperti Basarnas, TNI dan Polri. Tim gabungan melakukan evakuasi korban dengan menerjunkan perahu karet.
Dilihat dari bahaya banjir berdasarkan InaRISK, sebanyak 4 kecamatan berada pada kategori risiko sedang hingga tinggi. Jumlah populasi terpapar bahaya ini mencapai 95.665 orang. Sedangkan bahaya longsor, sebanyak 5 kecamatan pada kateogri yang sama dengan jumlah populasi terpapar sebanyak 5.492 orang.
Status Tanggap Darurat Luwu Utara Hingga 12 Agustus 2020
Raditya juga menjelaskan tentang perkembangan banjir bandang di Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Menurutnya, bupati setempat menetapkan status tanggap darurat selama 30 hari, terhitung dari 14 Juli hingga 12 Agustus 2020.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara juga masih melakukan upaya penanganan darurat di lapangan. Pascabanjir, serta terus melakukan upaya penanganan darurat, seperti penanganan para penyintas dan pendataan di lapangan.
Salah satu operasi darurat yang menjadi prioritas yakni pencarian dan evakuasi korban yang masih hilang.
Kebutuhan mendesak yang diperlukan untuk pemenuhan dasar para penyintas antara lain suplai air bersih, obat-obatan, kebutuhan balita (susu dan popok), popok lansia, pakaian dalam wanita, selimut dan sarung serta peralatan pembersih rumah.
Sebelumnya diinformasikan mengenai padamnya listrik, kinj infrastruktur ini telah kembali normal. Namun, beberapa titik masih terjadi pemadaman. Fasilitas air dari PDAM setempat masih belum dapat beroperasi.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB melaporkan per hari ini, Kamis (16/7), 15 orang masih dalam pencaharian, sedangkan korban meninggal berjumlah 30 orang.