Jakarta, Lontar.id – Atlet Bulu Tangkis andalan Indonesia, Liliyan Natsir bakal resmi mengakhiri karier profesionalnya di Daihatsu Indonesia Masters 2019. Laga Indonesia Masters yang mulai digelar, Selasa (22/1/2019) hari ini, juga menjadi akhir duet Tontowi Ahmad-Liliyana Natsir. Owi-Butet julukan mereka bakal memulai pertandingan awal dengan menghadapi pasangan ganda campuran India, Pranav Jerry-Reddy N. Sikki.
Liliyana merupakan legenda hidup Indonesia di ganda campuran. Segudang prestasi telah dipersembahkan Liliyana baik berpasangan dengan Nova Widianto maupun Tontowi Ahmad.
Selama 24 tahun berkarier sebagai pebulutangkis dan 17 tahun menjadi anggota pelatnas, Liliyana sudah membuahkan empat gelar juara dunia pada tahun 2005 dan 2007 (berpasangan dengan Nova Widianto) serta tahun 2013 dan 2017 (berpasangan dengan Tontowi Ahmad).
Baca Juga: Dua Gelar Lagi, Rekor Kevin-Marcus Bakal Paripurna
Liliyana bersama Tontowi mencetak sejarah dengan menjuarai gelar All England secara hat-trick pada tahun 2012, 2013 dan 2014. Puncak prestasi Liliyana dan Tontowi ada di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dengan meraih medali emas.
“Memang sedih tapi ini harus dihadapi, saya dan Owi berusaha enjoy dan mau kasih yang terbaik di turnamen terakhir kami, mau menikmati masa-masa terakhir partneran sama Owi,” kata Liliyana seperti dilihat di laman resmi PBSI.
Hanya saja, di tengah penghujung karier Liliyana, harapan regenerasi di sektor ganda campuran belum mampu berlanjut. Beberapa juniornya, baik Praven Jordan-Melati Daeva dan Hafiz Faisal-Gloria Emanuelle Widjaja belum mampu mengimbangi karier cemerlang Liliyana.
Hal inilah yang diharapkan Liliyana dapat segera terjawab di akhir kariernya.
“Harapannya sih cepat ada regenerasi, karena ke depan ada kejuaraan-kejuaraan penting seperti Piala Sudirman dan puncaknya olimpiade 2020. Apalagi Zheng Siwei/Huang Yaqiong (Tiongkok) sudah terlalu mendominasi. Sekarang ada Praveen (Jordan)/Melati (Daeva Oktavianti) dan Hafiz (Faizal)/Gloria (Emanuelle Widjaja), saya berharap mereka bisa jadi saingan yang berat khusunya bagi pemain Tiongkok,” ujar Liliyana.
Liliyana tengah menikmati masa-masa jelang gantung raket. Dengan terbatasnya jumlah turnamen yang ia ikuti, ia pun mulai mengurangi intensitas latihannya.
“Sekarang banyak kegiatan yang berkurang seperti bangun pagi, latihan yang capek banget, makan pedas, makan yang kurang bersih, tidur harus berpacu dengan waktu, mata harus merem walaupun belum ngantuk,” ungkap Liliyana.
Lebih Rileks saat Pensiun
Liliana mengaku, masa-masa awal pensiunnya akan dinikmati dengan sebaik mungkin. Termasuk dengan lebih fokus lagi menjaga kebersamaan dengan keluarga. Sebab diakuinya, selama masih menjadi pemain profesional, urusan disiplin dan waktu seluruhnya terpusat di Bulu Tangkis.
“Sekarang agak balas dendam sih, lebih rileks, sebelumnya kan kalau alarm bunyi harus bangun. Masa-masa kumpul dengan keluarga juga banyak hilang, sekarang orangtua sudah mengiyakan keputusan saya pensiun, keluarga juga ingin lebih banyak waktu berkumpul bersama saya,” tambahnya.
Mengapresiasi jasa-jasa Liliyana, akan dilangsungkan sesi perpisahan di penghujung turnamen Daihatsu Indonesia Masters 2019.
Baca Juga: Melihat Kembali Prestasi Hendra-Ahsan Usai Berpisah dari PBSI
Liliyana mengaku tegang menanti acara yang akan diselenggarakan sebelum partai final, Minggu (27/1/2019), mulai pukul 12.00 WIB tersebut.
“Saya berterima kasih kepada PBSI dan PB Djarum yang sudah membuat ide untuk acara perpisahan, buat saya agak tegang dan sedih. Rencananya sih saya akan bicara di hadapan penggemar, paling susah mengucapkan perpisahan, pastinya saya akan menahan emosi, pasti berat meninggalkan olahraga yang sudah belasan tahun saya cintai. Jadi memang rasanya tegang, bukan buat tanding saja, tapi acara ini juga,” tutur Liliyana.
“Nggak tahu bisa naha nangis atau enggak, tapi saya berusaha untuk tegar, kan saya gengsi, ha ha ha,” ujar Liliyana bercanda.