Maunya selalu memberantas kemiskinan, tapi ada yang selalu kuras uang rakyat. Ada yang sok aksi buka mulut protas protes, tapi sayang mulutnya selalu beraroma alkohol — Distorsi, Ahmad Band
Tak ada yang meragukan kejeniusan Ahmad Dhani dalam bermusik. Dialah salah satu maestro terbaik yang pernah hadir di bumi pertiwi. Lirik lagu yang tak lekang dimakan usia membuat namanya mendapat posisi terhormat di mata para musisi.
Jakarta, Lontar.id– Namun, beberapa tahun belakangan energi Ahmad Dhani tak lagi difokuskan untuk berkarya. Karier berpolitik juga tengah ditancapkan. Kendati tak semulus saat membangun karier di dunia musik, menerjemahkan sikap politiknya dalam bentuk tindakan justru dilalui dengan berdarah-darah.
Kini Ahmad Dhani sudah masuk bui. Katanya, dia divonis karena kasus ujaran kebencian. Sikapnya yang berlawanan dengan pemerintah membuat posisinya kian terdesak.
Pergaulan intimnya dengan para politisi mungkin banyak yang membuat fansnya patah hati. Bahkan prihatin. Terutama Baladewa. Sejak berpolitik, Dewa 19 nyaris tak lagi mengeluarkan lagu baru.
Jika ada konser, Dhani lebih suka mengemasnya dalam bentuk reuni. Termasuk melibatkan sang mantan vokalis, Ari Lasso. Sikap Dhani yang kini pasif untuk berkarya, menimbulkan banyak pertanyaan. Kenapa harus berpolitik jika ujung-ujungnya itu memberi mudarat.
Setelah vonis hakim, bagaimana juga nasib Al, El, dan Dul. Belum lagi anak dari hasil buah cintanya dengan Mulan Jameela. Sejak berpolitik jalan pikiran Dhani memang sulit dimengerti. Padahal jika ingin cari untung, lelaki berusia 46 tahun itu bisa saja merapat ke dalam barisan pemerintah. Lumayan, mungkin bisa dapat cipratan proyek bermusik dengan nilai tawar yang fantastis. Namun Dhani memilih jalan sebaliknya. Melawan!
Mundur ke belakang, sikap politik Dhani memang telah ditunjukkan melalui syair-syairnya. Dari album Idelologi, Sikap, dan Otak yang dirilis pada 1998, masa rezim Soeharto runtuh.
Baca Juga: Merindukan Ahmad Dhani yang Dulu
Distorsi menjadi lagu pembuka di album itu. Bercerita tentang kemunfaikan seorang politisi dan pemimpin. Sok membela namun nyatanya “main serong” di belakang.
Maunya selalu menegakkan keadilan, tapi masih saja ada sisa hukum rimba. Ada yang coba-coba sadarkan penguasa, tapi sayang yang coba sadarkan, sadar aja tidak pernah.- Distorsi
Lanjut ke lagu “Interupsi” Dhani mencoba memberontak. Katanya, segala bentuk nepotisme, kolusi dan kapitalisme harus dilawan. Nalar Dhani berkecamuk. Dirinya menyeru untuk bangkit.
Asah otak, tajamkan pandang. Masih banyak yang tertinggal. Masih terjajah, belum merdeka. Terjajah bangsaku ini.- Interupsi
Di album ini Ahmad Dhani tak menggunakan nama besar Dewa 19. Melainkan mengambil dari namanya, Ahmad Band. Dua dekade sejak album itu dirilis, Dhani pun memilih untuk mengamalkan dalam bentuk tindakan. Dibanding membuat lirik senada, mungkin dengan bersuara lantang membuat dirinya bergairah.
Baca Juga: Divonis 1,5 Tahun, Akun Instagram Ahmad Dhani Panen Komentar
Maka Baladewa pun harap maklum. Seiring bertambahnya usia, mungkin Dhani merasa sudah saatnya terjun ke dalam pusara politik. Dia merasa punya tanggug jawab. Toh selain darah musisi yang mengalir dari ibunya, Joyce Kohler, kakeknya Rusta Sastra Atmadja juga seorang pejuang.
Itu namanya kriminalitas, bukan politik, bukan taktik. Akhirnya jadi bahan lelucon. Yang tak lucu dan tak cerdik.- Ode Buat Extrimist
Begitulah Dhani. Tak ingin terlihat idiot di depan penguasa. Jika ada yang mempertanyakan dirinya yang terang-terangan terjun ke politik, langkah itu mungkin telah dipikirkannya beberapa dekade sebelumnya. Mungkin saat lirik di album Ahmad Band itu diciptakan. Ada gairah yang tak biasa di Ideologi, Sikap, dan Otak. Syair dan lirik yang menuntun Dhani kelak ke gelanggang politik.
Baca juga: Obituari Rahman Tolleng: Beda Pandang dengan Gie dalam Melihat Politik