Makassar, Lontar.id – Wacana pergantian Pimpinan Gerindra Sulawesi Selatan (Sulsel) terus mengemuka. Kali ini, beberapa Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kabupaten dengan tegas menolak jika posisi Idris Manggabarani (IMB) sebagai Ketua DPD Gerindra Sulsel diambil alih oleh Ichsan Yasin Limpo (IYL).
“DPC Gerindra Gowa tidak menginginkan kalau bukan kader yang menempati posisi ketua Gerindra, karena masih banyak kader Gerindra yang berpotensi jika memang mau diganti,” tegas Ketua DPC Gerindra Gowa Andi Tenri Indah kepada Lontar.id saat dihubungi, Rabu (30/1/2019).
Andi Tenri menuturkan, jika merujuk pada aturan partai, jabatan pimpinan Gerindra tak bisa dijabat oleh IYL yang merupakan figur eksternal.
Baca Juga: Usai Ahmad Dhani Ditahan, Giliran Rocky Gerung Dipanggil Polisi
Apalagi kata dia, keluarga besar IYL di Pilpres berada di barisan partai pengusung petahana Joko Widodo (Jokowi).
“Pak Ichsan kan bukan kader Gerindra dan keluarganya berada di partai pendukung Jokowi. Kalau kita di DPC Gerindra coba masih menginginkan pak Idris memimpin Gerindra sampai selesai,” ujarnya.
Senada dengan Andi Tenri, Ketua DPC Gerindra Parepare, Andi Arief Rahman mengatakan, keputusan pergantian pimpinan memang berada di ranah DPP.
“Beberapa teman di DPP menyarankan kalau bisa jangan sekarang, karena sekarang kita sudah bekerja dengan baik, menyiapkan mesin partai sampai anak ranting di bawah komando pak idris,” ujar Arief Rahman.
Soal sosok IYL, Arif mengaku tetap mengapresiasi jika mantan Bupati Gowa itu ikut bergabung di barisan pemenangan Prabowo-Sandi untuk Pilpres.
Baca Juga: Gerindra Sulsel Belum Waktunya Dipimpin IYL
Hanya saja, soal peralihan posisi pimpinan dari IMB ke IYL dianggap Arif belum tepat saat ini.
“Siapa yang tidak kenal dengan pak IYL, kalau dia masuk di Gerindra kita pasti senang, karena akan bertambah hebat Gerindra. Dari kita tergantung di DPP. Kalau disarankan bagusnya setelah pilpres. Supaya tidak ada gejolak, karena ada beberapa penolakan dari DPC,” ujarnya.
“Dulu IMB menggantikan posisi pak Latinro berjalan dengan bagus, pergantian itu dilakukan dengan baik oleh pak Prabowo. Kita di DPC berharap pak IYL, kerja dulu lah, tunjukan kekuatan dulu sampai usai Pilpres,” kata Arief.
Menurut Arief, jika IYL punya keinginan memimpin Gerindra Sulsel, dia menyarankan agar mantan Cagub Sulsel itu terlebih dulu menunjukkan kekuatan dengan ikut membesarkan Gerindra dan memenangkan Prabowo-Sandi.
“Ya besarkan Gerindra. Kita melihat, pak Idris sudah membangun fasilitas rumah Sakit dan Koperasi, itu luar biasa saya pikir, kami di DPC menilai, tipikal dan karakter pak Idris sudah bagus,” katanya.
Isu Pergantian Ketua Ganggu Kekompakan DPC
Sebelumnya, Ketua DPC Gerindra Kabupaten Soppeng Hj. Nurul Safitri mengatakan, isu pergantian ketua DPD dari IMB ke IYL hanya akan memecah belah Gerindra jelang Pemilu.
“Saya hanya ingin memberikan masukan agar DPP segera meluruskan isu ini. Kalau pun akan ada pergantian Ketua, saya berharap itu baru dilaksanakan saat selesai proses pemilihan Presiden dan Legislatif,” kata Nurul Safitri.
“Hal ini sangat rawan pastinya, karena pergantian pimpinan saat proses perang sedang berjalan itu membuat kami para prajurit akan kesulitan untuk menyelaraskan gerakan langkah untuk berjalan bersama. Dan pasti membutuhkan waktu untuk bisa selaras,” lanjut Nurul Safitri.
Nusa akronim namanya berharap, DPP tetap menjaga kekompakan seluruh DPC untuk bersama-sama memenangkan Prabowo dan Partai Gerindra di sisa waktu jelang pencoblosan.
Baca Juga:Mengapa Islamisasi di Toraja Gagal?
Sementara, Ketua DPC Gerindra Kabupaten Jeneponto, Paris Yasir menganggap, pergantian posisi pimpinan Gerindra jelang perhelatan Pilpres sangat tidak tepat.
“Momennya tidak tepat untuk melakukan itu, kita sekarang ini fokus menghadapi pilpres dan pileg di depan mata, kita harus saling bahu membahu membesarkan partai,” ujarnya.
“Kalau waktunya selesai pilpres kita bicarakan setelah pilpres, kita berharap jangan ada pergantian dalam kondisi saat ini. Pergantian Ketua DPD Gerindra, sebenarnya kewenangan tentu ada di pusat, tidak ada kewenangan kita. Kita hanya memberikan saran, apabila saran kami didengar, kami berharap sekarang waktunya bersatu, bukan waktunya memecah belah,” lanjut Paris Yasir yang juga Wakil Bupati Jeneponto.
Harus Merujuk AD\ART
Paris Yasir menuturkan, salah satu syarat untuk menjabat Pimpinan Gerindra harus merujuk pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga AD/ART Partai.
Baca Juga: Mengenal Ulama Tasawuf dari Sulsel, KH Ambo Dalle
Salah satunya figur tersebut harus merupakan kader partai besutan Prabowo Subianto.
“Yang pasti, sudah dijelaskan di AD/ART Partai Gerindra, tentu kita harus menghormati dan menjunjung tinggi, apa yang menjadi aturan,” kata Paris.
Sementara, Ketua DPC Gerindra Kabupaten Bone, Ishak Sommeng menganggap pergantian IMB ke IYL terlalu terburu-buru jika dilaksanakan saat ini.
“Terlalu cepat kalau kita mengatakan pak Ichsan ketua, apalagi ini momen pilpres, perhatian semua tertuju ke situ. Intinya kita mau fokus di Pilpres, biarkan IMB memimpin Gerindra,” ujarnya.
Baca juga: Tabik, Bapak dan Ibu Caleg!
Penulis: Ruslan