Skandal pelecehan seksual terhadap biarawati di gereja katolik memang benar adanya. Paus Fransiskus mengakuinya. Bahkan ada biarawati yang sampai hamil dan melahirkan.
Lontar.id — Tak selamanya hidup di lingkungan pemuka agama penuh dengan nuansa pencerahan. Kerap ada cerita kelam yang tersembunyi. Skandal yang menyimpang dan melanggar aturan yang telah menjadi ketetapan kitab suci. Ironisnya, para oknum uskup dan pastor pelakunya.
Laporan yang diturunkan CNN, Paus Fransiskus mengakui adanya skandal tersebut. Hal itu diungkapkan kala seorang wartawati menanyakan skandal pelecehan kepada biarawati. “Ada beberapa pendeta dan juga uskup yang telah melakukannya,” kata Paus.
Isu penyimpangan yang terjadi di gereja katolik, muncul di permukaan saat salah satu media perempuan Vatikan melaporkan dugaan pelecehan seksual terhadap biarawati. Berita yang diturunkan, mengabarkan cerita miris perilaku bejat oknum pastor. Karena pelecehan seksual tersebut, beberapa biarawati tega melakukan aborsi lantaran bunting. Ada juga yang melahirkan anaknya secara diam-diam.
Masalah itu menjadi sorotan setelah tahun lalu seorang biarawati menuduh satu uskup India berulang kali memperkosanya. Hal itu pun memicu ketegangan dan perbedaan pendapat yang jarang terjadi di kalangan Gereja Katolik negara itu.
“Saya pikir itu hal itu masih terjadi, karena itu bukan sesuatu yang dapat hilang begitu saja, tapi sebaliknya,” kata Fransiskus. Dia mengatakan Gereja telah menangguhkan beberapa pastor dan Vatikan sudah sejak lama mencari penyelesaian masalah ini.
“Saya tidak ingin mendengar mereka mengatakan bahwa Gereja tidak memiliki masalah ini, karena pada nyatanya memang masalah itu ada.”
“Haruskah kita berbuat lebih banyak? Ya! Apakah kita mau? Ya!” lanjut sang Paus.
Dia mengatakan itu merupakan permasalahan budaya, yang akarnya terletak pada pandangan “perempuan sebagai kelas dua.”
Pelecehan terhadap biarawati sebenarnya telah berlangsung dalam beberapa dekade terakhir. Surat kabar Osservatore Romano dari Vatikan dan majalah Women Church World edisi Februari, menuliskan bahwa biarawati kala itu memilih untuk diam. Ada ketakutan dimana persoalan yang dihadapi tak mendapatkan solusi dan khawatir balasan yang diterima.
Baca Juga: Dihadiri 170 Ribu Jemaah, Paus Pimpin Misa Akbar di Abu Dhabi UEA
Menurut majalah itu, Vatikan sebenarnya sudah menerima laporan mengenai pendeta yang melecehkan biarawati di Afrika pada tahun 1990-an.
“Jika gereja terus menutup mata terhadap skandal yang diperparah dengan fakta bahwa pelecehan terhadap perempuan dan menyebabkan kehamilan yang menimbulkan tindak aborsi secara paksa serta tidak diakuinya anak-anak tersebut oleh para pendeta dan juga penindasan terhadap perempuan di Gereja, maka hal itu tidak akan pernah berubah,” demikian kutipan tulisan Lucetta Scaraffia itu.
Dalam kasus terbaru di India, Uskup Franco Mulakkal ditangkap pada 21 September lalu di negara bagian selatan Kerala atas dugaan perkosaan terhadap biarawati sebanyak 13 kali dalam kurun waktu 2014 hingga 2016.
Paus Fransiskus menskorsnya sehari sebelum penangkapannya dan mengangkat seorang uskup lain sebagai penggantinya. Uskup berumur 53 tahun yang memimpin keuskupan Jalandhar di negara bagian Punjab Utara itu, membantah tuduhan tersebut.
Biarawati yang menjadi korban berbicara pertama kali pada Juni, tapi polisi baru memulai pemeriksaan resmi pada September, ketika kemarahan atas kasus tersebut meningkat.
Lima biarawati dan puluhan pendukungnya melakukan protes selama berhari-hari terkait perbedaan pendapat di kalangan Gereja India yang jarang terjadi.
Kegagalan pejabat Gereja untuk mengambil tindakan terhadap tuduhan pelecehan seksual telah menjadi salah satu skandal terbesar yang menimpa Katolik Roma secara global dalam beberapa tahun terakhir.