Lanjutkan dibaca atau tidak. Saya mulai khawatir. Nafasku mulai sesak, ada perasaan takut. Namun saya harus melanjutkan membaca. Amalan-amalan yang entah itu artinya apa. Jantung berdebar-debar, campur aduk. Jangan-jangan….
Lontar.id — Teman saya hebat betul. Dia bisa memprediksi cuaca. Bisa membaca masa lalu seseorang hanya dengan melihat wajahnya. Yang paling kukagumi, jago tenaga dalam. Saya memangilnya Kang Ancu.
Ancu sesungguhnya bukanlah siapa-siapa di kampung kami. Namun semuanya berubah setelah dia merantau di Jawa Barat. Saat memutuskan balik kampung di Bulukumba, Sulawesi Selatan, tak butuh waktu lama nama Ancu menjadi tenar. Bukan karena harta yang dikumpulkan, namun ilmu kanuragan dan amalan-amalan atau mantra tarekat yang dimiliki. Saya pun kagum. Karena itulah kami di desa memanggilnya Kang Ancu.
Untuk mampu mencapai pada tingkatan ilmu yang dimiliki, Kang Ancu mengorbankan segalanya. Termasuk niat awal merantau karena ingin jadi pengusaha sukses. Di Jawa Barat, Kang Ancu pernah belajar di desa Cikuya, Cicalengka. Waktunya bertahun-tahun dihabiskan belajar kanuragan. Termasuk membuka mata batin.
Baca Juga: Isteri Saya Seorang Parakang V
Semakin tinggi kanuragan yang dimiliki, maka itu akan mengundang mahluk gaib untuk mengujinya. Pernah suatu ketika, Kang Ancu hendak istirahat, setelah lelah berlatih. Dia pun bermimpi didatangi seekor anjing. Anjing itu berubah menjadi manusia dan menantangnya duel. Terjadilah pertarungan sengit. Kang Ancu dipaksa mengeluarkan beberapa mantra untuk menaklukan manusia jadi-jadian itu. Lalu sosok itu pun mengaku kalah. Kang Ancu pun tersadar dan bangun dari tidurnya.
Dia menoleh kesebelah kiri. Kagetnya bukan main, dilihatnya seekor anjing beranjak keluar dari kamarnya. “Dari mana datangnya anjing itu. Padahal kamar saya kunci. Kenapa bisa terbuka. Ahh.. ternyata anjing itu yang masuk ke dalam mimpi saya,” kata Kang Ancu.
Pernah juga Kang Ancu hampir depresi. Dia bilang, ini menjadi salah satu risiko dari ilmu yang dipelajarinya. Gurunya memberinya beberapa mantra-mantra atau amalan dengan bahasa sunda kuno yang tak diketahui Kang Ancu apa artinya. Sampai sekarang. Amalkan saja, kata sang guru. Tentu dengan bimbingannya langsung.
Gara-gara amalan itu, keanehan pun terjadi. Matanya mampu menangkap penampakan mahluk astral. Yang mengkhawatirkan, Kang Ancu baru menyadarinya saat memasuki area hutan yang dikenal angker.
Berlarilah Kang Ancu. Secepat-cepatnya. Sekencang-kencangnya. “Banyak sekali jumlahnya. Bentuknya aneh-aneh. Ada bahkan yang ukurannya menjulang tinggi sampai ke langit,” cerita Kang Ancu kepada saya.
Sampai di padepokan, nafas Kang Ancu tersengal-sengal. Beberapa orang yang melihatnya nampak keheranan. Lebih heran lagi ketika Kang Ancu teriak tak jelas. Tangannya menunjuk-nunjuk sesuatu. “Dia datang. Dia datang,” teriak Kang Ancu sekencang-kencangnya.
Badanya lemas. Dia menggigil. Rupanya, mahluk astral yang dilihatnya di hutan, terus mengikutinya. Ada puluhan. Sang guru tetap membiarkan Kang Ancu begitu. Katanya itu bagian dari ujian.
Di dalam kamar, Kang Ancu langsung rebah dan menarik sarung membungkus badannya. Mahluk gaib itu terus memperhatikan Kang Ancu. Ada yang menatap dari jendela. Ada bahkan yang sudah berdiri di samping Kang Ancu. Yang membuatnya hampir pingsan, saat mahluk gaib itu ikut tidur disampingnya dan mengajak Kang Ancu bicara. “Tidak usah tinggal di sini, mending kamu ikut saya,” kata Kang Ancu menirukan suara mahluk gaib itu.
Baca Juga: ‘Mereka’ yang Tampak Jelang Subuh di Sekitar Unhas
Dari balik sarung, Kang Ancu mengintip. Alangkah takut dan kagetnya saat dia melihat wajah mahluk gaib itu. Semua mantra telah diucapkan tapi tak berefek. Mahluk astral lainnya malah makin penasaran dan ingin menantang Kang Ancu.
Yang tadinya hanya berdiri di balik jendela, satu persatu-satu mahluk gaib itu masuk ke dalam kamar. Kang Ancu makin terdesak. Dia sempat teriak, setelah itu Kang Ancu tak sadarkan diri. Pingsan.
Bersambung