Wednesday, May 21, 2025
Jaringan :   Cermis.id   Etnis.id
Lontar.id
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • RagamHiburan
  • KolomOpini
No Result
View All Result
Lontar.id
Home Budaya

Patung Massa Gowa, Simbol Ngerinya Main Hakim Sendiri

Oleh Almaliki
16 February 2019
in Budaya, News
Patung Massa Gowa, Simbol Ngerinya Main Hakim Sendiri

Patung massa di Gowa

1.8k
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Sebab kemacetan, patung massa akan dibongkar oleh Pemerintah Kabupaten Gowa.

Jakarta, Lontar.id – Anggota DPRD Gowa, Sulawesi Selatan, bidang pembangunan, Asriadi Arasy, mengeluarkan statement jika patung massa di pertigaan Jalan Andi Tonro menuju Jalan Syekh Yusuf, tidak mempunyai nilai historis. Makanya perlu dibongkar.

Tujuan dibongkarnya itu disebabkan untuk menghindari kemacetan yang terjadi setiap harinya di wilayah itu, terutama pagi dan sore hari, saat keberangkatan kerja dan pulang dari kantor.

“Itukan jalan poros Makassar-Gowa dan akan diperlebar nantinya sehingga dapat mengurai kemacetan,” ujarnya.

Penghancuran patung massa itu didasari dari niat Dinas Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat (PUPR) Kabupaten Gowa, Mundoap, beberapa waktu lalu.

Namun ada yang keliru dari ucapan Asriadi. Soal tak ada nilai historis, ia dibantah oleh masyarakat yang tinggal di Jl Syekh Yusuf.

Pria yang tak ingin ditulis namanya ini bilang, kalau ucapan Asriadi itu keliru. Patung massa sendiri sudah sangat tersohor namanya di Gowa.

Pada Lontar ia menceritakan, kalau dulu, sebelum ada patung massa, pencurian marak sekali di Gowa. Ia berkisah, waktu itu tahun 90-an. Preman-preman dan pencuri begitu sadis.

Baca juga: Mengapa Mitos Soal Syekh Yusuf Terus Mengalun di Makassar?

Warga yang resah kemudian berembuk dengan polisi setempat dan perangkat pemerintah untuk tak segan menyelesaikan sendiri para bromocorah yang berani macam-macam di kabupaten yang identik dengan simbol badik ini.

Bukan apanya, saat dimasukkan ke sel tahanan, selepas keluar dari sana, menurut sumber Lontar, para bandit itu sama sekali tak jera dan masih melakukan kejahatannya di sekitar tempat tinggalnya.

“Jadi dulu itu, ada orang yang setengah mati dipukuli dan dikeroyok karena coba-coba merampok di sini. Jangan macam-macam kalau bikin kejahatan di daerah sini. Mati akibatnya.”

Mereka melakukan itu, juga disebut atas kesepakatan bersama kepolisian era itu. Terpenting katanya, itulah efek jera yang diberikan oleh masyarakat: menyiksanya hingga massa capai.

Ditambahi pula, kalau inisiator dari pembangunan patung massa itu adalah orang yang dituakan di sekitar tempatnya tinggal.

“Penggagasnya sendiri adalah Camat Sumbaopu medio 90-an, Haji Haruna. Beliau yang memang mau lihat daerah kita ini baik,” bebernya.

Tentu saja ada juga yang tidak setuju patung itu dibangun. Terlalu keras katanya. Simbol kekerasan terlalu kuat kalau menilai estetika patung itu. Sebagian tokoh agama setempat bahkan melarangnya.

Baca juga: Membaca Assikalaibineng, Kitab Persetubuhan Bugis

Namun pembangunan patung itu tetap saja disegerakan. “Biar orang tahu, kalau mencuri di sini, akibatnya bisa seperti yang tergambar di patung itu.”

“O ya, saya hampir lupa kalau dulu ada juga rumah perampok yang dibakar. Tidak pikir dua kali dulu. Itu sudah risikonya perampok. Saya ingat betul, rumahnya itu rumah kayu.”

Sampai yang paling ngeri, saat ada penjahat yang ditangkap polisi, para warga berteriak di luar kantor polisi untuk mengeluarkan penjahat itu agar diserahkan ke masyarakat.

“Saya saksi hidup. Itu beberapa kisah yang mengerikan, selama saya masih belia,” tandasnya.

Kini, patung hanyalah sebagai simbol belaka. Masyarakat sudah kepalang berani. Buktinya, dalam catatan kasus yang ditulis Polres Gowa, pada 2018, kejahatan jalanan masih cukup mengganggu.

Itupun diklaim sudah berhasil diturunkan dari 30,8% pada Februari menjadi jadi 21,6% pada Maret 2018. Dari 41 kasus pada Februari menjadi 26 kasus pada Maret 2018.

“Kasus kejahatan jalanan itu masing-masing 9 kasus curat, 5 kasus pencurian dengan kekerasan (curas) dan 12 kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor),” ungkap Kapolres Gowa, AKBP Shinto Silitonga tahun lalu.

Baca juga: Asal-Usul Orang-Orang Bugis di Batavia

Share1776Tweet11Share5SendShare
ADVERTISEMENT
Previous Post

Beberapa Alasan Mengapa Barcelona Pertahankan Valverde

Next Post

Masihkah Sepakbola Kita Tak Ramah Perempuan?

Related Posts

Kerumunan warga Lisbon memenuhi jalanan setelah terpaksa meninggalkan stasiun Metro akibat listrik padam.
Internasional

Eropa Terguncang: Pemadaman Listrik Massal Luluhlantakkan Spanyol dan Portugal

by N. Halim
28 April 2025

Senin yang kelam melanda Eropa Barat. Dalam hitungan detik, jutaan penduduk Spanyol dan Portugal terseret ke dalam kegelapan total setelah...

Read more
Ketua KIP Pusat Mundur dari Posisi Ketua Umum Ika Usakti

Ketua KIP Pusat Mundur dari Posisi Ketua Umum Ika Usakti

8 July 2022
Wapres TInjau Gedung Sarinah

Wapres TInjau Gedung Sarinah

28 June 2022
Ma’ruf Amin Sebut Pisang Buah Paling Banyak Dikonsumsi Masyarakat Indonesia

Ma’ruf Amin Sebut Pisang Buah Paling Banyak Dikonsumsi Masyarakat Indonesia

31 March 2022
Perluas Pasar UMKM dan Hasil Pertanian dengan Digitalisasi di Pedesaan

Perluas Pasar UMKM dan Hasil Pertanian dengan Digitalisasi di Pedesaan

29 March 2022
Selama Libur Natal 2021 Jumlah Penumpang Kereta Rata-Rata 48.878 per Hari

Catat Tanggalnya, KAI Beri Potongan Harga Tiket Kereta hingga 60 Persen

26 March 2022
Lontar.id

PT. Lontar Media Nusantara

Follow us on social media:

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Redaksi

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

No Result
View All Result
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • KolomOpini
  • RagamHiburan
  •  Etnis.idwarta identitas bangsa
  •  Cermis.idaktual dalam ingatan

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In