Tekanan pemerintah Spanyol terhadap kelompok separatis di Catalonia mendapat perlawanan dari masyarakat Barcelona. Masih ada keinginan kuat untuk lepas atau merdeka dari Spanyol.
Lontar.id — Para demonstran yang berjumlah sekitar 200 ribu orang tumpah ruah di jalan. Mereka berkumpul di depan pengadilan tinggi menentang persidangan pemimpin separatis Catalonia.
Dilansir AFP, para demonstran menganggap persidangan politisi dan aktivis separatis sebagai sebuah lelucon. Berbagai spanduk dibentangkan menolak persidangan tersebut. “Penentuan nasib sendiri bukanlah kejahatan,” tulis salah satu spanduk.”Kebebasan bagi tahanan politik.”
Laporan kepolisian setempat menyatakan aksi yang dimpimpin oleh Quim Torra dihadiri sekitar 200 ribu orang. Namun, data berbeda diutarakan panitia demo yang mengklaim massa yang hadir mencapai 500 ribu orang.
Dalam demonya, demonstran melambaikan bendera separatis Catalonia yang berwarna biru, merah dan kuning.
Persidangan 12 politisi dan aktivis separatis Catalan atas peran mereka dalam upaya untuk memisahkan Catalonia dari Spanyol dimulai pada Selasa lalu di Mahkamah Agung Madrid. Mereka diancam pidana 25 tahun atas tuduhan pemberontakan dan pelanggaran lainnya karena mendorong referendum kemerdekaan pada Oktober 2017 untuk deklarasi kemerdekaan singkat.
‘Ajakan’ kemerdekaan memicu krisis politik terdalam Spanyol sejak transisi ke demokrasi pada 1970-an setelah kematian diktator Francisco Franco. Pendukung kemerdekaan dan pengacara terdakwa menyatakan bahwa mereka sedang diadili karena ide-ide mereka dan untuk pembangkangan politik.
“Apa yang terjadi benar-benar menyedihkan. Ini adalah pengadilan politik, penuh manipulasi untuk menghukum mereka karena sesuatu yang bukan kejahatan,” kata Jesus Rodriguez, kepala kelompok ‘kastor’. Namun, jaksa penuntut bersikeras bahwa para pemimpin dan aktivis separatis diadili karena tindakan mereka dan bukan karena apa yang mereka pikirkan.
Klub Barca dan Referendum
Catalonia merupakan wilayah otonom Spanyol. Di situ pula klub raksasa eropa Barcelona bertahta. Klub yang membesarkan nama Lionel Messi itu tak sekadar menjadi tempat para suporter meneriakkan dukungan kepada klub andalan. Akan tetapi, Nou Camp tempat para suporter dan masyarakat mengibarkan bendera Catalonia.
Jurnalis asal skotlandia, Graham Hunter, mengungkapkan, El Barca menjdi wadah para warga menggalang dukungan. Namun, Barcelona sendiri klub yang menegaskan tak terlibat dalam skandal itu.
Hal itu sebelumnya juga telah dipertegas oleh Presiden Barca, Josep Maria Bartomeu. Dia menegaskan posisi klubnya sebagai institusi olahraga yang memilih bersikap netral saat voting referendum dilakukan.
Eks pilar Barcelona, Xavi Hernandes juga pernah menyampaikan dukungan atas kemungkinan referendum Catalonia atas Spanyol. Hal senada juga diungkapkan Gerrrad Pique.
“Saya telah bermain untuk timnas Spanyol dan referendum merupakan hal berbeda. Karena itu merupakan salah satu mekanisme demokrasi,” kata Pique dikutip The Guardian.