Lontar.id – Performanya memang tak seapik kala merengkuh gelar juara dunia MotoGP yang terakhir diraih pada 2009 silam. Meski begitu, aksinya di atas lintasan selalu dinanti. Valentino Rossi, nama yang mungkin bahkan jauh lebih populer dibanding event itu sendiri. Ya, MotoGP itu Rossi. Rossi adalah MotoGP.
Musim MotoGP 2019 belum dimulai. Akan tetapi, para pabrikan telah menyiapkan tunggangan terbaik buat para rider. Sang juara bertahan Marc Marquez tentu berada dalam daftar teratas yang dijagokan tampil impresif musim ini. The Baby Alien, julukan Marquez boleh saja menunjukkan dominasinya sejak naik kasta di kelas MotoGP pada 2013 lalu. Namun itu belum cukup untuk menggeser popularitas Rossi di atas lintasan.
Nama Rossi masih digdaya di panggung MotoGP. Mungkin itu pula yang membuat lelaki 39 tahun itu menunda dirinya untuk pensiun. Di luar dari niatan tersebut, memang di lain sisi para pelaku bisnis yang memiliki kepentingan di MotoGP juga tak rela jika sang legenda itu langsung pensiun.
Rossi sudah menjadi “brand” yang identik dengan MotoGP. Bahkan jika berkaca pada kecenderungan penonton Indonesia, Rossi lah yang menjadi alasan mereka menemukan cinta dan kegilaan di ajang ini.
Di tengah penampilannya yang inkonsisten Rossi pun bingung mengapa dirinya masih saja tenar. Dilansir dari The Telegraph, pemegang gelar juara dunia tujuh kali itu, mengaku sangat beruntung. “Ini perasaan yang hebat. Terkadang saya terkejut, karena banyak orang yang mengenal saya di seluruh dunia. Saya melihat banyak orang yang senang melihat wajah saya. Ini sesuatu yang spesial, karena saya lebih dari pembalap MotoGP,” ujarnya.
Dukungan masyarakat dunia, semakin membuat gairahnya di atas lintasan semakin berapi-api. Bahkan saat beradu cepat di atas lintasan, dia mungkin lupa usianya tak lagi representatif untuk ukuran atlet.
Dia terus melaju di atas lintasan. Rossi punya cara tersendiri untuk menciptakan drama bersama tunggangannya di atas sirkuit. Itulah yang membedakan dirinya dengan rivalnya terutama Marquez dalam urusan berburu gelar. Rossi punya definisi tersendiri apa itu juara sejati. Yang membuat namanya tak pernah mati, kendati gelar kian sulit terealisasi. Makin tua, makin bijak, fans makin simpati dan meregenarasi dari beragam usia.
“Saya pikir jika Anda menjalani kehidupan yang sehat dan terus berlatih, berada di usia 39 tahun bukanlah kerugian besar. Saya masih menikmati balapan saya. Saya masih ingin menikmati olahraga ini selama masih bisa berjuang,” terang Rossi dikutip dari Marca.
Meski seret gelar, tak mengurangi pendapatan pria yang identik dengan nomor 46 itu. Bahkan soal gaji, nilai tawar Rossi masih tinggi. Namanya berada dalam daftar teratas pembalap dengan bayaran tertinggi. Sebagaimana berita yang diturunkan okezone.com, satu musim Rossi dibayar Rp 115,7 miliar. Sedangkan Marquez berada di urutan teratas dengan gaji permusim Rp 148,8 miliar.
Selective dalam Memilih Asupan untuk Tubuh, Kunci Bugar The Dadys
Lontar.id - Kemenangan memang tidak selalu diraih pasangan ganda putra bulu tangkis Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Namun, fakta bahwa mereka...
Read more