Dari Makassar, sayup-sayup terdengar tuntutan bahwa jangan remehkan turnamen Piala Presiden 2019. PSM Makassar sedang haus juara.
Jakarta, Lontar.id – Hari ini, Rabu 6 Maret 2019, PSM Makassar akan melakoni laga pertama melawan Kalteng Putra, dalam helatan Piala Presiden 2019 di Stadion Moh Soebroto Magelang.
Turnamen ini tentunya tidak dijalani seperti laga-laga resmi PSM yang lain. Sebab PSM berencana akan menurunkan pemain pelapisnya untuk menguji seberapa kuat daya gedor pemain kelas duanya. Tentu saja ini sebuah prediksi.
Bagaimana tidak, sebentar lagi ia akan melakoni laga melawan Kalteng Putra, klub yang pernah dilibasnya itu, saat bentrok beberapa bulan yang lalu dalam helatan Piala Indonesia.
Darije Kalezic membawa penuh skuatnya. Memang. Namun, yang menjadi pertanyaan, apakah ia akan benar-benar bermain total seperti biasanya? Jawaban lebih besar dari pertanyaan itu adalah tidak.
Alasannya, PSM sendiri sudah diimpit laga-laga krusial. Salah satunya helatan AFC, melawan Lao Toyota di Bogor. Sinyal yang diutarakan Darije juga menyiratkan, kalau laga ini adalah mengetes daya tahan pemainnya.
“Piala Presiden momen bagus untuk melihat pemain. Saya akan memberikan waktu kepada mereka di pertandingan pertama,” ucap Kalezic dalam satu kesempatan di Makassar, belum lama ini.
Darije enggan mengambil risiko kalau ada pemain intinya yang cedera atau staminanya terkuras habis dalam turnamen Piala Presiden. Untuk itu, ia memilih main aman.
Pilihan terbaik dari yang terbaik. Sebab, di bangku cadang PSM, beberapa pemain yang punya nama menterewng dan jarang dimainkan, punya waktu untuk unjuk gigi. Mana tahu, ia bisa jadi pilihan dalam laga melawan Lao Toyota mendatang.
Sebut saja Ferdinand Sinaga. Striker ini dalam beberapa kesempatan, belum dipercaya untuk memulai laga sejak awal. Baik era Robert dan sekarang, Darije. Ia bukannya tidak tajam.
Sekarang siapa yang tak percaya pada kekuatan Ferdinand di PSM? Jangan dulu berbicara soal berapa gol yang ia buat selama berbaju Juku Eja. Lihat semangatnya.
Tercatat, dalam beberapa pertandingan, mimik wajah Ferdinand kadang gemas sendiri jika gagal mengeksekusi kesempatan yang sudah terbuka di depan mulut gawang.
Belum lagi semangatnya dalam membuka ruang, dan berlari mengejar bola, serta melewati benteng pertahanan lawan. Ia punya semangat, dan itu yang tidak dimiliki semua striker PSM pada era Robert.
Mengapa ia dicadangkan? Barangkali, itu lebih dari sekadar taktik. Berbicara soal Ferdinand, sama sekali campurkan tendensi di sana. Catat! Ia lebih baik daripada seluruh striker PSM.
Kini, diprediksi, ia akan main pada awal pertandingan dimulai saat melawan Kalteng Putra, karena sekarang ada Eero Markkanen. Lagipula, ada juga Guy Junior. Ia bisa jadi duet tajam di lini depan. Minus striker murni.
Belum lagi pelatih berpikir soal cedera pemainnya. Maka pantaslah, jika laga yang sebentar lagi akan tersaji, akan jadi laga yang tak begitu difokusi Darije.
Selain nama itu, ada nama-nama lain yang lebih menarik dilihat, yakni Rasyid Bakri dan Arfan. Ia bisa menjadi pilihan utama dalam laga melawan Kalteng Putra. Kedua gelandang ini masih jadi andalan Pasukan Ramang, meski berada di tempat lapis dua.
Lalu jika awalnya tidak fokus, maka sudah bisa ditebak, kalau turnamen ini bukanlah sebuah prioritas. Hal itu lantas disambut seorang suporter dari kelompok pencinta PSM Makassar Red Gank, Kahar Madjaya.
Ia masih berharap, kalau PSM bisa juara Piala Presiden 2019. “Setidaknya main serius dan fokus dalam liga ini. Jangan disepelekan,” terang Kahar.
Ia merujuk pada kalimat Mourinho yang kerap terlontar. Ia mengutipnya dengan mantap. “Jangan pernah sepelakan laga, meskipun itu kecil. Meskipun itu turnamen. Setiap laga harus dijalani dengan serius dan fokus.”
Ia lantas mengingatkan saya pada komentar lain Mourinho yang sempat heboh karena menyerang Klopp, serta kebijakan transfer Liverpool yang jor-joran mendatangkan pemain, namun tak ada hasil yang jelas termasuk trofi.
“Saya tak tahu apakah trofi-trofi penting, tergantung pada pendekatan Anda sih. Saya rasa trofi penting, terutama ketika Anda punya potensi untuk bertarung demi trofi-trofi, dan khususnya ketika Anda mengatakan targetnya adalah memenangi trofi,” ucap Mourinho.
Ia heran lalu kemudian berbicara lebih banyak lagi. Pernyataannya sungguh masuk akal, sebab diakatakan, kalau dalam AFC, PSM belum tentu bisa juara.
“Kenapa sih, tidak mau memprioritaskan turnamen, meskipun terlihat kecil? Kita kan belum tentu juara AFC.”
Ia bukannya melarang PSM mengabaikan AFC. Namun, ia ingin, dalam setiap laga, PSM terus-menerus fokus dan berusaha untuk memenangkan pertandingan. Sebab tidak ada yang tahu, kalau rezeki PSM ada di mana.
Alasannya tepat, sebab pada AFC saja, PSM terlihat kesulitan melawan Home United yang sama sekali tidak memakai pemain asing. Melawan mereka saja, PSM sudah tampak kesulitan mengalahkan Home, meski pelbagai peluang diciptakan.
Apalagi, pertandingan yang dimainkan di Stadion Jalan Besar, tidak begitu penuh pendukung. Malah tampak pendukung PSM lebih banyak dan bersorak-sorai dengan penuh semangat di sana.
“Kalau tidak juara di AFC, tidak juara juga di Piala Presiden, jadinya rugi dua kali. Lebih baik fokus, dan menganggap penting semua laga yang ada di hadapannya,” tandasnya.