Jakarta, Lontar.id – Hari ini mungkin pilu kata Wiji Thukul dalam sajaknya yang berjudul hari ini aku akan bersiul-siul. Bisa juga hal yang memilukan bagi Grace Natalie. Seseorang dengan kejam memviralkan videonya.
Setiap pagi, usai bangun tidur, aku adalah salah seorang yang langsung memeriksa ponsel. Memeriksa pesan-pesan whatsapp secara terburu-buru adalah kegemaranku. Membuka media sosial yang lain juga.
Hari ini pemilu dan jatuh pada 17 April 2019. Asal tahu saja, aku bukanlah pengagum seorang Grace Natalie, calon legislatif DPR RI dan Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu. Aku tidak kenal dan tidak pernah paham soal gerakan politiknya yang nyeleneh dan apa tujuannya.
Di status whatsapp-ku, sudah ramai soal tinta ungu. Masih pagi, kawan-kawanku sudah pergi untuk mencoblos. Mereka menggunakan hak pilihnya dan memamerkan jari kelingkingnya yang berbekas celupa tinta.
Satu video menarik perhatianku. Di antara seluruh status, video ajakan Grace Natalie untuk makan babi bersama-sama, membuatku merasa ganjil dan aneh. Perasaanku tidak seperti biasanya saat bangun tidur, yaitu segar dan bugar.
Aku tidak mengutuk Grace. Itu adalah haknya untuk mengajak orang. Tidak penting benar kalau kukutuki dia cuman karena ajakannya. Tetapi perasaan memang tidak bisa bohong. Ada yang janggal dan ganjil.
Aku lalu berpikir jauh, jika toh orang-orang yang tidak memakan babi karena aturan agamanya, tidak ikut, tidak masalah. Saya jatuh kasihan padanya, sebab isu sentimen agama sering sekali Grace bawa-bawa dalam pidato politiknya.
Sayangnya soal isu itu, aku sudah kebal. Aku menjalani hidupku secara biasa-biasa saja dengan perbedaan pendapat yang tidak seperti jurang. Aku dan kawan-kawanku juga menikmati perbedaan di Indonesia yang masyarakatnya majemuk. Tidak seperti dunia yang dibuat media.
Grace beserta PSI-nya, dalam pandanganku pribadi, membawa isu sentimen yang tidak perlu. Alih-alih menyatukan, malah terasa memperlebar perbedaan itu pada titik yang sangat serius. Isu itu memang seksi diangkat di media.
Mengapa Grace melarang poligami? Apakah poligami itu tidak boleh? Tidak boleh, jika tidak diizinkan. Semua ada aturannya. Lelaki tidak serta-merta harus melepas birahinya pada perempuan lain dengan halal, jika istrinya tidak membolehkan ia menikah lagi.
Menyentuh wilayah sakral sebuah agama adalah hal yang tidak perlu, kukira. Tanpa pandang bulu. Agama mana pun sebaiknya jangan diusik.
Aku jadi ingat kalimat Pidi Baiq, tentang kau menghina Tuhan dalam kamar dan di lapangan, pasti efeknya berbeda. Itu menyakitkan mayoritas, juga minoritas, dan akan menjadi contoh buruk.
Memang ada yang berkata, kebenaran harus diungkapkan. Tetapi wilayahku belum sampai di sana. Ketersinggungan membuatku takut akan berpecah pada kawanku sendiri. Kawanku yang berbeda itu. Baik iman dan lain hal.
Kedua adalah, Grace menggaungkan soal isu kelompok minoritas di Indonesia dalam menghadapi kebenaran yang tidak menyenangkan. Tetapi dalam satu waktu, ia tidak menegur presiden soal isu minoritas dan penindasan. Minoritas apa yang Grace dan PSI ingin perjuangkan sebenarnya?
Sudahlah. Kita kembali ke soal makan babi bersama saja. Sebab karena ini sudah agak menyentil, aku pergi mencari video itu sendiri dalam akun instagram Grace Natalie.
Aku melihat video itu, tapi kadung untuk menontonnya tidak sampai habis, karena durasi lama dan beberapa tulisan harus segera kurampungkan. Aku mencari lagi informasi soal babi dan Grace Natalie.
Aku menemukannya. Ia bilang bakmi dan bukan babi, dalam sebuah media daring yang oke punya. Ia berani mempertanggungjawabkan ucapannya itu. Video yang viral, jatuhnya adalah sebuah hoaks yang berbahaya dan bisa mengancam keselamatan Grace tentu saja.
Aku kembali pada status whatsapp kawanku itu. Mendengarnya berulang-ulang, Babi dan bakmi memang beda tipis. Jika didengar sekilas, memang terdengar seperti babi. Namun jika menyimaknya, aku yakin yang mendengar akan setuju kalau yang diutarakan Grace memang bakmi, bukan babi.
Aku langsung merespons status temanku dan menegurnya kalau apa yang didengarnya itu salah. Kusuruh ia menyimak ulang video itu. Beberapa kali ia sudah mendengar, dan ia bilang padaku kalau Grace bilang mengajak pemilih dapilnya untuk makan babi.
“Di Muara Karang memang banyak bakmi katanya. Coba dengar ulang.”
“O ya. Bakmi. Terima kasih sudah menegur. Saya salah.”
Ia kemudian membantah video itu di status selanjutnya, lalu menghapus semua statusnya kemudian. Itu adalah haknya. Tidaklah masalah.
Pelajaran dari sini adalah, sudah kewajiban kita meluruskan informasi meski tidak pro terhadap partai dan siapa saja politisi yang tidak kita sukai. Jangan ikuti politisi, yang suka menyerang secara buta. Kita masyarakat, buktikan kita lebih pintar dari politisi dari cara memeriksa informasi.