Jakarta, Lontar.id – Plastik seringkali dijadikan kambing hitam atas tercemarnya lingkungan. Padahal plastik adalah salah satu benda yang paling dibutuhkan di dunia utamanya dalam dunia kesehatan. Maka, menurut saya, plastik tidaklah berbahaya akan tetapi cara manusia dalam menggunakannya yang harus ditinjau ulang.
Sedotan menjadi salah satu cotoh paling sederhana dari alat tekhnologi yang terbuat dari plastik. Hampir setiap hari manusia menggunakan sedotan plastik untuk memudahkannya dalam mengonsumsi minuman, utamanya bagi pasien yang ada di rumah sakit yang hanya bisa minum sambil baring. Hal tersebut juga berkaitan dengan sejarah penemuan plastik.
Baca Juga: Manusia Sampah Mengganggu Keseimbangan Alam
Plastik pertama kali ditemukan pada tahun 1870 oleh seorang yang berasal dari Amerika bernama John Wesley Hyatt. Produk plastik pertama dibuat dari bahan yang disebut seluloid yang meniru produk hewani seperti gading. Senyawa plastik lainnya bertahan dalam beberapa dekade berikut: Bakelite digunakan untuk barang-barang rumah tangga, nilon untuk stocking, dan akrilik di pesawat militer.
Plastik yang tahan lama dan murah, diproduksi dari pabrik-pabrik dengan harga yang belum pernah terjadi sebelumnya selama perang dunia kedua. Ketika konflik berakhir, pabrikan Amerika membutuhkan pasar konsumen baru. Dalam bukunya Plastic: A Toxic Love Story , penulis sains Susan Freinkel menggambarkan pada masa perang, produksi plastik sempat diberhentikan. Produsen mengalihkan perhatian mereka ke pasar yang berkembang untuk barang-barang konsumen yang lebih murah. Akan tetapi orang Ameria menginginkan lebih banyak barang yang lebih murah.
“Berkat plastik, orang Amerika memiliki banyak barang yang diproduksi dengan harga terjangkau dan tak berkesudahan untuk dipilih,” tulis Freinkel.
Baru-baru ini, Starbucks berencana untuk menghentikan penggunaan sedotan plastik pada tahun 2020 . McDonald’s baru-baru ini mengumumkan akan melarang sedotan plastik di restoran Inggris dan Irlandia. Bon Appétit Management, sebuah perusahaan jasa makanan dengan 1.000 lokasi di AS, mengumumkan pada Mei lalu bahwa mereka akan menghapus sedotan plastik. Alaska Airlines akan menjadi salah satu maskapai penerbangan pertama yang menghapus sedotan dan pengaduk plastik, sebagian karena pramuka sadar lingkungan.