Lontar.id — Pesona dan misteri daratan Afrika tak ada habisnya. Di antaranya kisah kekaisaran Kitara. Yang menurut legenda dihuni dan dipimpin oleh orang cwezi kuno.
Cwezi kuno atau chwezi biasa dipanggil orang-orang bachwezi dianggap memiliki keistimewaan yang melampaui kemampuan manusia biasa. Mereka memimpin kekaisaran Kitara pada masa 10.000 SM.
Uganda, Sudan, Tanzania utara, Republik Demokratik Kongo, Rwanda, Burundi, Zambia dan Malawi diyakni menjadi wilayah kekuasaan Kitara kala itu.
Oleh orang Afrika orang cwezi kuno sudah seperti dewa. Bangsa manusia dengan kemampuan yang luar biasa. Menurut laporan ancient-origins, cwezi kuno memiliki bentuk fisik yang sangat tinggi. Beberapa juga berpendapat mereka adalah ras mahluk luar angkasa purba.
Kemampuan supranatural cwezi kuno menjadi pembeda utama antara manusia. Legenda mengatakan merekalah yang membangun piramida. Meski keberadaannya hampir diyakini benar adanya, namun penelitian soal cwezi kuno tak pernah tuntas. Tak banyak yang bisa diulik.
Manuskrip berupa tulisan akan eksistensinya nyaris tak mampu ditemui. Para ilmuan hanya mengandalkan sumber tradisi lisan yang berasal dari orang Tutsi, Afrika.
Banyak sarjana modern percaya bahwa cwezi pertama kali tiba di Uganda Barat sekitar 500 Masehi. Tetapi argumen ini diperumit oleh fakta bahwa mereka tidak seperti budaya kuno lainnya yang diketahui. Cwezi secara universal digambarkan luar biasa dalam penampilan dan perilaku.
Salah satu hal yang telah dikutip sebagai bukti bahwa Cwezi memiliki kemampuan manusia super adalah pembangunan piramida. Mereka dibangun dari 30 ton balok batu, yang diangkut sangat jauh dari wilayah mereka dari Sudan Selatan ke Kairo.
Keberadaan piramida yang cara pembangunannya melebihi imajinasi manusia modern saat ini membuat misteri orang cwezi kuno ingin dipecahkan. Adapula yang meyakini cwezi mampu memindahkan blok yang akan dibangun menjadi sebuah piramida secara telekinetik.
Mereka juga percaya blok tidak digali dan kemudian dipahat dengan alat dasar tetapi dengan mudah dipotong menjadi bentuk yang tepat. Tentu saja dengan menggunakan semacam teknologi canggih atau sihir.
Dari beragam teori yang menjelaskan eksistensi cwezi, para peneliti sepakat mereka adalah masyarakat modern di zamanya. Sumber lain juga menerangkan, sapi-sapi ankole bertanduk panjang, yang berasal dari daerah di sumber sungai Nil, telah diperkenalkan oleh cwezi.
Sebagai masyarakat mereka terampil memelihara ternak. Mereka menikmati mengambil bagian dalam berbagai kegiatan olahraga seperti memanah, lembing, dan gulat.
Meskipun mereka memelihara ternak, mereka sebagian besar vegetarian dan menggunakan sapi untuk dikonsumsi susunya. Mereka menghilang dari catatan sejarah pada abad ke-16.
Masih Disembah
Di Uganda, cwezi dianggap sebagai dewa. Mereka disembah. Jika orang Uganda diperhadapkan pada sebuah persoalan, maka mereka akan memohon kepada cwezi. Orang Rwanda dan Burandi, yang masih menyembah cwezi, menyebutnya Ibimanuka, yang berarti ‘orang yang mendarat sebagai dewa’.
Mereka juga disembah oleh suku-suku di Ankole, Toro, Kongo Timur, Buganda, dan Tanzania.