Jakarta, lontar.id – Turnamen Bulu tangkis Blibli Indonesia Open 2019 sepertinya masih akan menempatkan wakil tuan rumah di podium juara. Harapan itu masih tersisa di sektor ganda putra.
Pada laga perempat final yang berlangsung di Istora, Jumat (19/7/2019), para pebulutangkis Indonesia berguguran dan tinggal menyisakan Mohammad Ahsan-Hendra Setiawan dan Marcus Fernaldi Gideon-Kevin-Sanjaya Sukamuljo pada babak semi final. Dua andalan di sektor ganda putra itu menjadi harapan terakhir penjaga tradisi juara Indonesia.
Itu jika merujuk pada gelaran yang sama 2018 lalu. Di mana pebulutangkis Indonesia sukses mengunci gelar di sektor ganda putra dan ganda campuran. Juara ganda putra diraih Marcus -Kevin. Sementara, Tontowi Ahmad-Liliyana Natsir melengkapinya di ganda campuran.
Berlanjut ke ajang bulu tangkis Asian Games 2018 yang berlangsung di Indonesia. Ganda putra, Marcus dan Kevin lagi-lagi mengunci medali emas di Istora. Medali emas juga direbut pada sektor tunggal Putra lewat Jonatan Christie.
Di ajang Indonesia Masters 2019, Minggu (27/1/2019) lalu, tradisi podium juara sebagai tuan rumah selalu terjaga. Itu kembali berkat sumbangsih sektor ganda putra yang sukses menciptakan All Indonesian Final. Laga tersebut dimenangkan Marcus-Kevin usai mengalahkan senior mereka, Hendra-Ahsan dengan 21-17 dan 21-11.
Kini, memasuki Turnamen yang semakin kompetitif dengan godaan poin BWF dan hadiah terbesar, Indonesia Open 2019 menjadi incaran para bintang bulu tangkis di berbagai penjuru dunia. Turnamen berhadiah total USD 1.250.000 atau sekitar Rp17, 4 Miliar itu menjadi tolak ukur sebenarnya kualitas bulu tangkis Indonesia di berbagai sektor.
Tetapi Fakta jugalah pada akhirnya yang membuktikan. Konsistensi performa dan regenerasi yang baik masih dalam genggaman sektor ganda putra. 4 sektor lainnya seperti, tunggal putra, ganda putri, ganda campuran, dan tunggal putri masih belum mampu mengimbangi kesuksesan ganda putra.
Di babak Perempatfinal Indonesia Open 2019, Jonatan Christie yang menjadi satu-satunya andalan tunggal putra gagal melaju ke semi final. Jojo—sapaannya takluk atas pebulutangkis Cina Taipe, Chou Tien Chen. Cho menang lewat drama tiga set, 16-21, 21-18, dan 21-14.
Begitupun di sektor ganda campuran. Sepeninggal Liliyana Natsir yang pensiun, Tontowi Ahmad bersama pasangan barunya Winny Oktavina Kandow diproyeksi mampu melanjutkan tradisi juara di sektor ganda campuran. Sebab, Owi-Winny sapaan mereka menjadi satu-satunya wakil ganda campuran Indonesia yang mampu melaju ke perempatfinal.
Namun langkah mereka terhenti oleh pasangan Malaysia, Chan Peng Soon-Goh Liu Ying, 11-21, 21-14, 14-21. Kembali lagi, hanya sektor ganda putra Indonesia yang mampu menjawab ekspektasi besar publik tuan rumah. Dari tiga pasangan ganda putra yang berhasil lolos ke perempatfinal, hanya Muhammad Rian-Fajar Alfian yang gagal ke semi final. Mereka takluk atas pasangan Jepang, Takuro Hoki-Yugo Kobayashi, 21-19, dan 21-12.
Andai saja Fajar-Rian mampu menang, maka mereka akan semakin menasbihkan kekuatan ganda putra Indonesia. Sebab jalan tiket final bagi Indonesia akan terbuka karena pasangan senior mereka, Ahsan-Hendra telah menunggu di semi final. Juara All England 2019 itu lolos usai menang atas pasangan Jepang, Hiroyuki Endo-Yuta Watanabe, 21-15, 9-21, dan 22-20.
Begitupun dengan Marcus-Kevin telah mengunci tiket semi final usai menang atas pasangan Cina, Oui Xuanyi-Zhang Nan dua set langsung, 21-12, dan 21-16. Asa juara selalu mampu dijaga oleh dua andalan sektor ganda putra. Sementara, tunggal putra dan ganda campuran yang di tahun sebelumnya mampu mengunci juara, ternyata tak lagi mampu menyentuh semi final ataupun final.
Sepertinya, konsistensi dan mental juara yang dimiliki sektor ganda putra masih harus diadopsi oleh sektor lainnya. Itu jika Indonesia ingin berbicara banyak di Olimpiade 2020. Pastinya, Indonesia tak ingin melemah di cabang olahraga yang punya tradisi rutin menyumbang emas pada berbagai turnamen itu.