Lontar.id – Nama Livia Notoharjono atau populer dikenal sebagai Livi Zheng akhir-akhir ini ramai jadi perbincangan. Livi Zheng dibahas oleh beberapa media karena kontroversinya tentang film.
Klaim Livi Zheng tentang karyanya yang menembus Hollywood hingga berbuah nominasi Piala Oscar diulas lengkap oleh Tirto, Geotimes, dan Asumsi. Tirto misalnya telah menurunkan lima artikel panjang lengkap dengan wawancara eksklusif dengan Livi Zheng.
Dalam artikel itu, Tirto membongkar klaim Livi Zheng sebagai sutradara yang dianggap tidak mengerti tentang film. Dalam ulasannya Livi Zheng disebut besar karena pengaruh orang tuanya yang mendirikan Sun Moon Films.
Artikel Tirto, Geotimes dan Asumsi menurut Livi Zheng telah merusak nama baiknya sebagai sutradara kawakan. Ia tak terima lalu melaporkan tiga media tersebut ke dewan pers karena dianggap telah mencemarkan nama baiknya.
Tulisan tersebut dianggap tidak akurat bahkan hanya menuding dirinya secara sepihak tanpa mengonfirmasi terlebih dahulu.
“Banyak sekali yang tidak akurat, karena tidak akurat, tidak konfirmasi ke saya, dan saya sangat menghargai dewan pers. Maka saya laporkan ke dewan pers sebelum melaporkan ke pihak lain,” kata Livi Zheng saat memberikan keterangan di Kantor Dewan Pers, Jakarta, Senin, (9/9/2019).
Livi Zheng juga dicecar oleh wartawan dengan beberapa pertanyaan. Termasuk dasar laporannya ke Dewan Pers apakah berkaitan dengan klaim penghargaan Bali: Beats of Paradise yang disebut masuk nominasi Piala Oscar. Livi Zheng tak memberikan keterangan lebih jauh detail laporannya. Ia hanya mengaku nama baiknya telah dicemar karena pemberitaan media.
“Nanti aja deh, tunggu konfirmasi dari Dewan Pers,” ujarnya.
Kuasa hukum Livi Zheng, Hulman Jufri Oktario Simatupang yang ikut mendampingi di Dewan Pers menjelaskan, bahwa pihaknya belum mengambil langkah hukum untuk melaporkan ke polisi. Lantaran masih menunggu rekomendasi keluar, apakah artikel tersebut masuk kategori melanggar kode etik jurnalistik.
“Terkait melaporkan ini kan, kita masih menunggu rekomendasi Dewan Pers, hasil dari mediasi ini kita belum punya rencana melaporkan ke polisi. Kita orangnya simpel, kita menunggu itikad baik dari pihak tiga portal media ini,” ujarnya.
Nominasi Oscar yang Meragukan
Sebelumnya, Livi Zheng membuat heboh dunia perfilman tanah air. Karena ia mengklaim film yang disutradarainya Bali: Beats of Paradise menembus layar lebar ‘Hollywood’, dan masuk nominasi The Academi Award atau Piala Oscar yang ditayangkan di Walt Disney Studio.
Penghargaan Piala Oscar sendiri merupakan salah satu prestasi prestisius bagi setiap sutradara dan jadi satu kebanggaan. Bahkan gelaran Piala Oscar jadi ajang unjuk gigi para sutradara sebagai prototype kesuksesan dalam merilis film.
Namun sejumlah pihak meragukan klaim film buatan Livi Zheng masuk nominasi Piala Oscar. Livi Zheng sempat dimunculkan sebagai sineas muda berumur 30 tahun dan telah menembus pasar internasional lewat film Bali: Beats of Paradise. Ia lalu dieluk-elukkan dan jadi inspirasi kesuksesan anak muda yang berhasil menembus jajaran elite di Hollywood.
Namun belakangan, sutradara Indonesia Joko Anwar sempat mengkritik Livi Zheng tentang klaim film yang dia garap bersaing dengan Avanger: Infinity War pada kompitisi Best Picture pada gelaran ajang Piala Oscar. Lantaran Beast of Paradise bukan sebagai film bergenre feature seperti Avangers, namun sebagai film dokumenter.
Kontroversi yang muncul lalu berbuah laporan ke dewan pers. Pada prosesnya, dewan pers telah mediasi antara piñak pengadu dan teradu. Livi Zheng sebagai pengadu didampingi oleh kuasa hukumnya, Hulman J.O. Simatupang dari Firma Hukum Abraham Simatupang & Lawyers. Pada mediasi pertama yang berlangsung tersebut, Livi Zheng menandatangani risalah penyelesaian pengaduan dengan tirto.
Penulis: Ruslan