Jakarta, Lontar.id – Munculnya perusahaan Gojek (Ojek Online) melalui aplikasi teknologi smartphone dan IOS memudahkan pengguna jasa layanan transportasi, melakukan antar jemput kemanapun penumpang pergi. Kamu hanya cukup menekan tombol klik di aplikasi lalu menyetel lokasi jemputan lengkap dengan beberapa biaya yang akan dibayar. Lalu beberapa saat kemudian driver akan tiba dilokasi yang siap mengantar ke tempat tujuan.
Gojek kian tumbuh pesat seiring kemajuan teknologi, hanya dengan sekali sentuhan melalui aplikasi pintar smartphone, pengguna bisa melakukan berbagai hal. Mulanya hanya menyedikan jasa layanan transportasi, kemudian berkembang pesat merambah hampir ke semua lini.
Jika mengintip isi aplikasi GoJek, di dalamnya menawarkan banyak sekali kemudahan. Gojek menawarkan banyak jasa agar pengguna tetap menggunakan aplikasi ini, sekaligus menyingkirkan para pesain-pesaingnya yang mengganggu keberlangsungan masa depan perusahaan. Di daftar menu GoJek kita mendapati deretan seperti Go-Pay, Go-Ride, Go-Car, Go-BlueBird, Go-Food, Go-Send, Go-Pulsa, Go-shop, Go-Mart, Go-Tix, Go-Box, Go-Message, Go-Cleand dll.
Aplikasi start up yang dikembangkan jasa moda transportasi ini, jadi solusi bagi kamu yang hendak bepergian, tanpa harus membawa kendaraan pribadi dan harus menghadapi macetnya jalanan ibu kota. Kemacetan, bukan lagi menjadi barang yang aneh di kota-kota besar Indonesia. Seperti di daerah Jabodetabek, melainkan pemandangan setiap hari yang bisa kamu saksikan, saat berangkat ke kantor, kampus atau sekadar hang out bersama teman diakhir pekan. Jumlah kendaraan semakin bejibun, infrastruktur jalan dibangun, guna efisiensi transportasi, kebijakan ganjil genap dilakukan, tetapi tetap saja kota seperti Jakarta tak pernah surut dari macet.
Gojek Industri Raksasa
Hilman Fajrian Founder dan CEO Social Lab dalam artikelnya ‘mengapa anda takkan menang melawan Gojek’ menuliskan dasar tesisnya, mengapa perusahaan sebesar GoJek yang menjadi salah satu perusahaan raksasa yang telah menggurita sangat sulit dilawan. Apalagi muncul pendatang baru, dibidang layanan transportasi yang sama, dengan modal pengalaman dibidang start up dan di pasar industri yang pas-pasan.
Hilman justru menyarankan agar mengubur dalam-dalam keinginan itu karena perusahaan sebesar Gojek tak akan tinggal diam melihat pesaing baru. Setiap pesaing memiliki level dan cara yang berbeda untuk dinetralkan. Pasalnya, GoJek dibekingi oleh perusahaan besar yang menanam investasi saham dengan jumlah besar, Seperti Google, Astra, Djarum dan sederet perusahaan lainnya. Dengan begitu, GoJek memiliki uang yang tak berseri untuk dihanguskan setiap bulannya.
“GoJek tidak sekadar ‘bisnis aplikasi’ atau ‘bikin aplikasi’. Produk aplikasi GoJek, sebagaimana produk lain di dunia ini hanya alat menciptakan nilai. Nilai tersebut yang diantarkan lewat bussines model,” tulisnya
Penulis: Ruslan