Jakarta, Lontar.id – Perusahaan penerbangan murah (Low Cost Airline) yang didirikan pada 15 November 1999 di Jakarta ini, akan menghapus free bagasi atau barang bawaan secara cuma-cuma (free baggage allowance), bagi penumpang yang melakukan perjalanan domestik.
Lion Air dengan kode penerbangan JT dan Wings Air kode penerbangan IW, member of Lion Air Group ini, menghapus bagasi cuma-cuma 20 kg (Lion Air) dan 10 kg (Wings Air). Kebijakan tersebut akan mulai diberlakukan pada 8 Januari 2018, hingga waktu yang tidak ditentukan.
Berdasarkan kebijakan penghapusan bagasi cuma-cuma, maka penumpang tidak akan lagi mendapatkan layanan gratis dari maskapai, melainkan harus rela merogoh kocek lebih besar jika ingin membawa barang bawaan.
Namun jika penumpang yang tak ingin dikenakan biaya barang bawaan, sudah harus mulai memilih mana barang bawaan yang penting untuk dibawa, lalu dimasukan ke dalam tas jinjing atau dibungkus.
Namun jika terpaksa, penumpang harus menyewa bagasi kabin maksimal berat 7 kg dan satu barang pribadi seperti tas laptop, perlengkapan bayi, bahan membaca, binocular, tas jinjing wanita.
Alasannya, ketentuan maksimum ukuran dimensi bagasi kabin adalah 40x30x20 (senti). Terkait ketentuan harga yang harus dibayar oleh penumpang, kala menggunakan bagasi yang dibeli melalui voucher bagasi, pihak Lion Air belum merinci tarif yang dikenakan.
Belum jelas, mengapa maskapai penerbangan low cost di Indonesia ini, mengambil kebijakan untuk menghapus bagasi cuma-cuma, sementara pada maskapai penerbangan lainnya, masih tetap memberikan layanan gratis bagasi.
Lion Air sebenarnya menjadi salah satu penerbangan alternatif bagi penumpang kelas menengah ke bawah. Alasanya sederhana, yaitu murah. Dasarnya, penumpang akan cenderung mengambil jasa layanan berharga terendah, agar bisa menekan biaya lain selama melakukan perjalanan, apalagi bagi para pelancong dan penumpang kelas menengah ke bawah.
Salah seorang penumpang, Iky, mengaku memilih menggunakan penerbangan Lion Air, dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar menuju Bandara Soekarno Hatta, karena harganya yang murah ketimbang menggunakan maskapai lainnya. Meskipun Lion Air sepanjang mulai beroperasi, seringkali kecelakaan dan menelan korban jiwa.
“Karna harganya murah, ya udah saya pilih Lion Air,”
Deretan Kecelakaan Maskapai Lion Air
Penumpang menggunakan maskapai Lion Air dengan harga yang murah, sangat rentan dengan kecelakaan lalu lintas udara. Hal ini diketahui berdasarkan deretan kecelakaan pesawat yang kerap terjadi. Berdasarkan data dari Aviation Safety Network, penerbangan Lion Air 610 Boing 737 Max 8, mengalami kecelakaan setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno Hatta menuju Pangkalpinang, korban pun berjatuhan sebanyak 189 orang.
Kecelakaan Lion Air tak hanya berhenti sampai dari situ, jika sedikit menengok ke belakang, maka kita akan diperlihatkan dengan deretan nasib para penumpang yang meregang nyawa. Juga tak sedikit keluarga para almarhum menitikkan air mata, kehilangan sanak keluarga.
“Pesawat itu menabrak laut sekitar 15 km di utara Tanjung Bungin. Semua 189 orang di dalamnya tewas dalam kecelakaan itu,”
Sedangkan pada tahun 2002 penerbangan 386 Boing 737-200 rute Jakarta -Pekanbaru-Batam gagal mengudara setelah badan pesawat meninggalkan landasan Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. selang setahun kemudian rute Ambon-Makassar-Denpasar saat pesawat hendak mendarat di Bandara Makassar keluar jalur pada tahun 2003 lewat Boing 787.
Pada 2004 terjadi dua kali insiden, namun rute Jakarta – Solo – Surabaya saat tergelincir di bandara merenggut nyawa 26 orang penumpang. Lalu pada 2005 terjadi 3 kali insiden, satunya Boing 1641 karena ban pecah saat mendarat. Sedangkan 3 penerbangan di 2006 hanya alami tergelincir di bandara. Setelah itu pada priode 2009, 2010, 2011, dan 2012 pun mengalami hal yang sama, yaitu tergelencir di bandar udara. Sedangkan pada tahun 2013, Lion Air tujuan Bali terjatuh di Bandara Ngurah Rai.