Lontar.id – Sedikitnya lima orang tewas akibat gunung berapi paling aktif di Selandia Baru, White Island, meletus pada hari Senin (9/12/2019). Sementara puluhan lain dikabarkan masih terjebak di tempat wisata populer White Island.
Dilansir Aljazeera, gumpalan asap putih dan puing-puing meluncur tinggi ke udara, dan video muncul dari beberapa pengunjung yang terjebak di kawah sebelum ledakan. Operasi penyelamatan ditunda sampai kondisinya menjadi aman.
Lusinan wisatawan sedang menjelajahi tempat itu ketika letusan terjadi.
Deputi Komisioner Polisi, John Tims, mengatakan jumlah korban yang hilang ada dua digit, tetapi dia tidak bisa memastikan angka pasti.
Tims mengatakan, para ahli mengatakan, pulau itu tetap tidak stabil tetapi tim pencarian dan penyelamatan akan kembali secepat mungkin. Dia mengatakan tidak ada kontak dengan mereka yang hilang.
“Kami tidak yakin jumlahnya dan tidak yakin dengan kondisi mereka,” kata Tims pada konferensi pers.
Michael Schade, seorang manajer teknik dari San Francisco, merupakan salah satu wisatawan yang berhasil keluar dari pulau, beberapa menit sebelum letusan.
Dia memposting rekaman dramatis terkait ledakan dari kapal tempat dia berada. Asap pertama menutupi bagian atas kawah dan kemudian seluruh pulau.
“Ini sulit dipercaya,” kata Schade. “Seluruh kelompok wisata kami benar-benar berdiri di tepi kawah utama 30 menit sebelumnya,” ucap dia.
Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan ada sejumlah orang yang terluka setelah letusan, yang terjadi sekitar pukul 14:00 waktu setempat (01:00 GMT).
“Sejumlah orang dilaporkan terluka dan sekarang diangkut ke pantai,” kata Ardern pada konferensi pers. “Itu tampaknya menjadi masalah yang sangat signifikan, terutama skala orang yang terkena dampak pada tahap ini.”
Mereka yang terluka menderita luka bakar, kata pihak berwenang.
Letusan itu melontarkan abu setinggi sekitar 3.660 meter (12.000 kaki), kata badan geosains Selandia Baru, GNS Science, dalam sebuah pernyataan, dan menambahkan tidak ada tanda-tanda eskalasi saat ini.
Badan GeoNet, menaikkan tingkat siaga menjadi empat dari maksimum lima. White Island berjarak sekitar 50 km (30 mil) dari pantai timur Pulau Utara.
Sebuah pernyataan dari kepolisian Selandia Baru mengatakan diperkirakan ada sekitar 50 orang di pulau itu pada saat letusan, dan 23 telah diselamatkan sejauh ini.
“Beberapa dari orang-orang itu telah diangkut ke pantai, namun, sejumlah orang yang diyakini berada di pulau itu saat ini tidak ditemukan,” kata polisi.
Badan Manajemen Darurat Nasional mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa lingkungan sekitar pulau itu berbahaya, karena letusan dengan puing dan abu vulkanik yang jatuh.
Sebuah kamera pelek kawah yang dimiliki dan dioperasikan oleh GeoNet menunjukkan sekelompok orang berjalan di dekat pelek di dalam kawah, satu jam menjelang letusan. Tapi tdak jelas, apakah kelompok yang terdiri dari sekitar selusin orang itu, diperingatkan untuk melarikan diri atau melanjutkan tur, tanpa menyadari bahaya yang mengancam.
Letusan fatal terakhir gunung berapi White Island adalah pada tahun 1914 ketika menewaskan 12 penambang belerang. Terjadi letusan berumur pendek di bulan April 2016.
White Island menjadi cagar alam pribadi pada tahun 1953 dan wisata harian memungkinkan lebih dari 10.000 orang untuk mengunjungi gunung berapi setiap tahun.