Lontar.id – Aksi pelaku bom bunuh diri di pangkalan militer utama Amerika Serikat (AS) di Afghanistan pada hari Rabu (11/12/2019), menewaskan satu orang dan melukai sejumlah lainnya
Serangan itu disebut dapat menggagalkan rencana perundingan damai antara Amerika Serikat dan Taliban.
Dilansir Reuters, Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menghantam pangkalan udara Bagram di utara Kabul tersebut
“Pertama, kendaraan Mazda tugas berat menabrak dinding pangkalan Amerika,” kata Zabihullah Mujahid, seorang juru bicara Taliban.
“Belakangan beberapa mujahidin yang dilengkapi dengan senjata ringan dan berat mampu menyerang penjajah Amerika,” lanjutnya.
Juru bicara Taliban mengklaim serangan itu masih berlangsung. Koalisi militer pimpinan AS mengatakan serangan itu “dengan cepat terkendali dan dilawan”.
Abdul Shukoor Qudosi, gubernur distrik Bagram, mengatakan 87 orang terluka dan seorang wanita tewas. Operasi pembersihan juga masih berlangsung.
Kementerian pertahanan negara itu, menjelaskan dalam sebuah pernyataan, bahwa korban yang terluka termasuk lima prajurit dari bekas republik Soviet, Georgia, yang merupakan bagian dari koalisi pimpinan AS. Mayoritas korban adalah orang Afghanistan.
“Bentrokan 30 menit juga terjadi antara penyerang, yang jelas ingin memasuki pangkalan, dan pasukan asing,” kata Wahida Shahkar, juru bicara gubernur provinsi Parwan, yang meliputi distrik Bagram.
Dua penyerang meledakkan kendaraan yang sarat dengan bahan peledak di pintu masuk selatan ke pangkalan itu, sementara lima lainnya melepaskan tembakan. Tidak segera jelas berapa banyak dari lima pria bersenjata itu terbunuh, kata Shahkar.
Koalisi pasukan asing di Afghanistan mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa serangan tersebut juga menyebabkan pangkalan medis yang sedang dibangun untuk penduduk setempat, rusak parah. Tapi gak itu dibantah oleh Taliban.
Presiden AS Donald Trump membatalkan pembicaraan dengan Taliban pada September setelah serangan oleh kelompok itu menewaskan seorang tentara Amerika.
Taliban mengendalikan lebih banyak wilayah daripada pada titik mana pun sejak digulingkan dari kekuasaan oleh musuh Afghanistan dengan dukungan udara AS pada tahun 2001.