Lontar.id – Gerakan Indonesia Bermakna (Geinber) memberikan training and coaching tentang bisnis dan karya kepada 30 pemuda di Gedung Serbaguna Yayasan Baitul Insan Ar Raasyid, Kecamatan Klapa Nunggal, Sukabumi, Jawa Barat.
Pelatihan itu dimulai sejak bulan Agustus lalu dan berakhir di bulan Desember 2019. Selama proses coaching berlangsung sasarannya dari kalangan milenial, yang masih mengenyam bangku sekolah hingga yang sudah tamat.
Mereka diberi motivasi dan ilmu dari motivator Geinber seperti Rahmat Putra Pratama (Ketua Geinber) dan Sultan Fatahillah, sebagai bekal untuk berkarya di bidang bisnis. Sejumlah peserta yang mengikuti coaching selama beberapa bulan telah mampu membangun usaha sendiri.
Ketua Geinber Dr. Rahmat Putra Pratama menjelaskan tak pernah menyangka respon dari pemerintah setempat dan para muspida. Dukungan mereka sangat besar terhadap kegiatan ‘Training and Coaching Young Generations Using The Success Formula 6 in 1 (TSF 61). Oleh kebab itu, Kecamatan Kalapa Nunggal jadi yang pertama kali diadakan pelatihan oleh komunitas Geinber.
Ketua Geinber membeberkan setelah peserta diberikan motivasi untuk terus berkarya dan berbisnis, meskipun secara finansial masih belum stabil. Tetapi para peserta sudah banyak yang memulai membuka bisnisnya sendiri.
“Kecamatan Kalapa Nunggal adalah yang pertama memberikan ruang kepada kita untuk mengeksplore bakat para pemuda. Kita diberikan ruang untuk coaching dan tidak pernah terbayangkan oleh saya. Kami berharap ini menjadi bibit suatu hari nanti bagi mereka yang memiliki impian sebagai pengusaha,” kata Rahmat Putra Pratama saat memberikan sambutan pada penutupan coaching pemuda Kalapa Nunggal, Sukabumi, Jumat (20/12/2019) malam.
Rahmat memberi alasan mengapa Geinber mengedukasi kalangan milenial jadi pengusaha sukses. Kalangan milenial dianggap berpotensi membangun usaha dibidang apa saja, apalagi diberikan bekal ilmu yang tepat.
Rahman menyebut peserta yang mengikuti coaching merupakan kalangan milenial super yang sudah diberikan pembobotan dan motivasi.
“Kami menyebut peserta ini kaum milenial super, karena mereka telah melewati rangkaian pelatihan yang diberikan bobot ilmu yang akan berguna untuk masa depannya,” lanjutnya.
Senada dengan Ketua Geinber, Sultan Fatahillah menyampaikan agar para milenial super dapat mengaplikasikan ilmunya setelah selesai pelatihan. Ia mengingatkan agar dalam bekerja mengutamakan kerja cerdas dan tetap koreksi diri.
“Tetap optimis dalam membangun cita-citanya, dan tentu kerja keras dan kerja cerdas harus jadi prioritas. Tetaplah bersikap positif dan jangan lupa koreksi diri,” imbuhnya.
Deden Fitrah Maulana salah satu peserta terbaik mengungkapkan, selama mengikuti pelatihan beberapa bulan terakhir ini, mengaku mendapatkan kepercayaan diri.
Pemuda yang masih duduk di bangku sekolah SMA 1 Kabandungan kelas 12 menceritakan di sekolahnya, ia sebagai ketua osis dan kerap kali diminta untuk berbicara di podium. Hal itu menjadikannya gugup namun setelah mengikuti coaching, ia semakin percaya diri.
“Banyak pelajaran yang saya dapatkan, saya mulai berani dan kepercayaan diri. Awalnya saya pemalu enggak bisa ngomong depan. Pegang mic saja gemetaran, tapi sekarang udah enggak mau lepas mic, pengen ngomong terus,” ucapnya.
Selain mendapat kepercayaan diri, Deden kini mulai membuka usaha sendiri di pasar dengan berjualan bumbu-bumbu dapur. Saat pertama kali menjalaninya, tetap ada rasa canggung dilihat ole teman sekolahnya di pasar, tetapi lama kelamaan jadi terbiasa.
Sekarang pelanggan Deden kebanyakan dari orang tua murid di sekolahnya. Mereka membeli barang dagangan Deden karena mengenalinya sebagai teman satu sekolah anaknya. Terkait omzet yang didapatkan memang belum terlalu besar, tetapi cukup menutupi biaya jajan dan kesehariannya.
“Saya masih menyempatkan diri di waktu libur sekolah untuk cari uang di pasar biar tidak membebani orang tua. Setiap hari minggu saya pergi ke pasar berjualan, awalnya malu tapi karena kebutuhan akhirnya saya pede dan jalani aja. Hitung-hitung untuk menutupi uang jajan,” ungkapnya.
Selain itu, ada Sofyan, peserta yang baru saja menyelesaikan sekolah ini, memilih meneruskan usaha yang diwariskan oleh orang tuannya. Ia rencana akan buka kembali bengkel sepeda di depan rumahnya sebagai sumber pendapatan.
“Saya melanjutkan usaha dari orang tua, bangun usaha bengkel sepeda,” tutupnya.
Editor: Ais Al-Jum’ah