Lontar.id- Sore itu, (4/1/2020) saya menjumpai warga di salah satu komplek Jatiasih, Bekasi. Mereka sedang membersihkan rumah dan lingkungan yang terkena lumpur selepas banjir akibat meluapnya kali bekasi, yang diperparah dengan jebolnya tanggul penahan air di pemukiman mereka.
Sepenglihatan saya rata – rata warga di Jatiasih sudah meninggikan rumah mereka sekitar 1,5 sampai 2 meter. Meski demikian masih ada warga yang belum meninggikannya.
Saya melihat pemandangan lumpur dan bangkai kendaraan yang masih terparkir tidak karuan di Jalan – jalan komplek itu.
Saya juga bertemu warga yang menceritakan kisahnya kepada kami. Adrian (54). Ia sudah belasan tahun tinggal di komplek ini dan menceritakan bahwa banjir kali ini yang terparah selama tinggal di komplek Pondok Mitra Lestari.
Ia menuturkan tinggi banjir hampir setinggi atap rumahnya. Tidak banyak barang – barang berharga yang bisa diselamatkan, termasuk surat – surat penting ikut tersapu banjir. Adrian menceritakan pengalamanya saat air bah datang, ia bersama keluarganya mencoba menyelamatkan diri. Selama berjam – jam, mereka berdiri sambil terendam air tanpa makan dan minum hingga diselamatkan warga yang berkeliling mencoba mengevakuasinya.
Ada pula warga yang saya temui sedang memandangi mobilnya yang telah rusah parah. Ini diakibatkan oleh arus luapan air yang cukup besar.
“saya habis 55 juta buat sevice kalo ini mobil mau dipake lagi”.
Selain itu, warga menuturkan untuk membersihkan rumah sampai benar – benar bebas lumpur 1 bulan pun tidak cukup. Pemerintah terkait juga sudah turun tangan membersihkan bekas banjir di Bekasi. Namun, titik yang terkena terlalu banyak, Pemerintah Bekasi terkesan agak lamban menangani pemulihan lingkungan warga selepas musibah banjir di awal Januari ini.
Editor: Ais Al-Jum’ah