Lontar.id – Mayor Jenderal Qassem Soleimani Komandan Brigadir Quds IRCG dan Wakil Komandan Hashd al-Shaabi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis meninggal dunia.
Ia tertembak oleh pesawat tanpa awak (drone) AS di Bandara Internasional Baghdad Irak (3/01/2019) dengan operasi inteligen resmi atas perintah Presiden AS Donal Trump.
Qassem Soleimani dikenal sebagai tokoh anti terorisme oleh Negara Republik Islam Iran dan berperan besar mengatur strategi serta membantu pasukan Irak melawan terorisme.
Atas kematian Qassem Soleimani dalam penyerangan AS, pemerintah Iran mengutuk keras tindakan keji itu dan berjanji akan membalas dengan tegas. Pernyataan itu disampaikan oleh pemimpin tertinggi Iran, Mulah Ali Khaeminei.
Duta Besar Iran untuk Indonesia mengecam serangkaian aksi militer AS yang memprovosi kemarahan warga di negeri para Mulah. Itu karena Qassem Soleimani telah berjasa besar memerangi kelompok ISIS dan kelompok Takfirin di Suriah dan Irak.
“Tindakan keji ini adalah serangan teror terhadap pejabat resmi Republik Islam Iran dan merupakan bentuk nyata dari aksi terorisme yang berbasis pemerintahan/terorisme negara. Tindakan biadab ini juga adalah pelanggaran yang luas terhadap berbagai peraturan internasional dan piagam PBB,” bunyi pernyataan resmi Duta Besar Republik Islam Iran yang dikirim oleh Public Diplomacy Officer Ali Pahlevani Rad, Selasa (7/01/2020).
Serangan AS terhadap Qassem Soleimani merupakan hasil dari konsultasi dengan pemerintah Zionis Israel. Pemerintah Iran memperingatkan bahwa aksi provokasi itu dapat mengakibatkan, meningkatnya tensi ketidakamanan di sejumlah kawasan. Apalagi Iran memiliki sejumlah kelompok dan milisi di sejumlah kawasan yang bisa saja diaktifkan setiap saat untuk membalas tindakan AS. Iran punya posisi strategis di kawasan timur tengah dan cukup dominan, sehingga dapat mengancam koalisi strategis AS yaitu Israel.
Iran menuding AS melanggar dan bertentangan dengan perjanjian internasional, yakni negara-negara adidaya berkomitmen memerangi kelompok terorisme. Pelanggaran itu lantaran AS membunuh Qassem Soleimani yang dikenal sebagai komandan yang memerangi kelompok ISIS.
“Aksi teror ini juga bertentangan dengan komitmen internasional AS dalam memerangi terorisme dikarenakan AS dengan tindakan kejinya sedang melawan orang-orang dan pihak-pihak yang berperang dengan kelompok teroris,” ujarnya.
Meninggalnya Qassem Soleimani tidak akan dapat menghentikan perwalawanan Iran terhadap kelompok terorisme dan ekstrimisme di kawasan. Iran tetap akan mengambil posisi strategis dalam memerangi serangkaian aksi terorisme di kawasan timur tengah.
Iran berjanji akan membalas dan mengerahkan kemampuan lobi politik, hukum dan peran di panggung internasional untuk membalas AS. Aksi pembalasan yang bakal diambil pemerintah Iran itu pasti. Tetapi Iran belum ingin terprovokasi dengan situasi saat ini. Iran memastikan akan membalas dengan tegas.
“Iran tidak akan terpancing oleh perkembangan situasi dan akan memberikan pembalasan yang tegas pada waktu dan tempat yang diharapkannya,” tutupnya.
Editor: Ais Al-Jum’ah