Lontar.id – Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Azad, menyebut pembunuhan terhadap Mayor Jenderal Qassem Soleimani Komandan Brigadir Quds IRCG merupakan bentuk nyata dari aksi terorisme yang berbasis pemerintahan/terorisme negara.
Azad mengecam serangkaian aksi militer AS, yang memrovokasi kemarahan warga di negeri para Mulah, dan berniat untuk membalas dendam. Lantaran Qassem Soleimani telah berjasa besar memerangi kelompok ISIS di Suriah dan Irak.
“Tindakan keji ini adalah serangan teror terhadap pejabat resmi Republik Islam Iran dan merupakan bentuk nyata dari aksi terorisme yang berbasis pemerintahan/terorisme negara. Tindakan biadab ini juga adalah pelanggaran yang luas terhadap berbagai peraturan internasional dan piagam PBB,” bunyi pernyataan resmi Duta Besar Republik Islam Iran yang dikirim oleh Public Diplomacy Officer Ali Pahlevani Rad, Selasa (7/01/2020).
Sebelumnya diberitakan, Qassem Soleimanidan Wakil Komandan Hashd al-Shaabi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis ditembaki oleh pesawat tanpa awak (drone) AS di Bandara Internasional Baghdad Irak (3/01/2019) dengan operasi inteligen resmi atas perintah Presiden AS Donal Trump.
Qassem Soleimani dikenal sebagai tokoh anti terorisme oleh Negara Republik Islam Iran dan berperan besar mengatur strategi dan membantu pasukan Irak melawan terorisme.
Pemerintah Iran mengutuk keras atas tindakan keji itu dan berjanji akan membalas dengan tegas. Pernyataan itu disampaikan oleh pemimpin tertinggi Iran Mulah Ali Khaeminei.
Azad menambahkan, serangan AS terhadap Qassem Soleimani merupakan hasil dari konsultasi dengan pemerintah Zionis Israel. Kata dia, aksi provokasi itu dapat mengakibatkan, meningkatnya tensi ketidakamanan di sejumlah kawasan.
Apalagi Iran memiliki sejumlah kelompok dan milisi di sejumlah kawasan, yang bisa saja diaktifkan setiap saat untuk membalas tindakan AS. Iran juga punya posisi strategis di kawasan timur tengah dan cukup dominan, sehingga dapat mengancam koalisi strategis AS yaitu Israel.
Terkait pembunuhan terhadap Soleimani yang dikenal sebagai komandan yang memerangi kelompok ISIS, Iran menuding AS melanggar perjanjian internasional, yakni adanya komitmen dari negara-negara adidaya untuk memerangi kelompok terorisme.
“Aksi teror ini juga bertentangan dengan komitmen internasional AS dalam memerangi terorisme dikarenakan AS dengan tindakan kejinya sedang melawan orang-orang dan pihak-pihak yang berperang dengan kelompok teroris,” ujarnya.
Meninggalnya Qassem Soleimani tidak akan dapat menghentikan perlawanan Iran terhadap kelompok terorisme dan ekstrimisme di kawasan. Iran tetap akan mengambil posisi strategis dalam memerangi serangkaian aksi terorisme di kawasan timur tengah.
Editor: Kurniawan