Lontar.id – Gelaran Indonesia Masters 2020 berakhir dengan manis bagi tuan rumah. Dari 4 wakil Indonesia yang berlaga untuk 3 sektor (ganda putra, ganda putri, tunggal putra) di final, 3 gelar juara terukir di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (19/01/2020).
Sementara untuk sektor ganda campuran menjadi milik China yang menempatkan dua wakilnya di Final, Zheng Siwei/Huang Yaqiong (juara) dan Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping.
Tunggal putri sendiri dimenangkan oleh atlet Thailand, Ratchanok Intanon usai menang rubber game atas pebulutangkis Spanyol, Carolina Marin. Sementara, untuk Indonesia, masing-masing juara dipersembahkan oleh ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Minions julukan mereka sukses mengalahkan sang senior, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dalam All Indonesian Final. Minions menang straight game 21-15 dan 21-16.
Sekaligus kembali mengamankan gelar yang mereka rebut tahun lalu. The Daddies julukan Hendra/Ahsan sendiri kembali menyamai prestasi mereka di Indonesia Masters 2019 lalu sebagai runner-up.
Sementara, Ganda Putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu menambah gelar kedua usai menang atas wakil Denmark, Maiken Fruergaard/Sara Thygesen. Greysia/Apri menang lewat pertandingan tiga game, 18-21, 21-11, dan 23-21.
Gelar ketiga dilengkapi oleh tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting yang berhasil menundukkan jawara Indonesia Masters 2019 lalu, Anders Antonsen (Denmark). Ginting menang dengan pertarungan rubber game, 17-21, 21-15, dan 21-9.
Baca juga: Istora yang Menggemparkan Pebulutangkis Dunia
Capaian 3 gelar juara menjadi sejarah baru pada gelaran bulu Tangkis Superseries 500+ bagi Indonesia. Sebab, catatan situs penggemar bulu tangkis Indonesia, BadmintonTalk mengungkapkan, sepanjang sejarah turnamen Superseries 500 yang digelar di Indonesia, ini merupakan pertama kalinya bagi tuan rumah mendudukkan 3 wakil sebagai juara.
“3 – Indonesia has won THREE titles in a Superseries/Super 500+ event held in Indonesia FOR THE FIRST TIME EVER. Triple.”
https://twitter.com/BadmintonTalk/status/1218868284340097025?s=20
Dominasi Minions atas Daddies
Kesuksesan Minions mengalahkan Daddies sekaligus memperpanjang dominasi mereka atas sang senior. Kemenangan tersebut merupakan yang kesebelas bagi Kevin/Marcus.
Dilansir badminton.org, dari tiga belas pertemuan, Daddies baru dua kali mampu mengalahkan Minions. Kevin/Marcus memang sudah mengetahui kelebihan dan kekuarangan Hendra/Ahsan.
Baca juga: Rusuh Pemilu di Tengah Perjuangan Para Atlet Indonesia
Mereka mengontrol jalannya permainan sejak awal.
.
“Dari awal kami langsung menekan, di game kedua mereka mencoba bangkit. Mereka banyak pengalaman, kalau kami hilang fokus sedikit saja bisa berbahaya,” kata Kevin.
.
“Di game kedua, lawan berubah cara mainnya, mereka banyak defense. Kami banyak buang poin di bagian ini,” ungkap Marcus.
.
Sementara itu, Hendra/Ahsan mengatakan bahwa Kevin/Marcus memang menjadi lawan yang sulit untuk dikalahkan, karena kekuatan mereka cukup komplit. Dari kecepatan dan kekuatan pun, Kevin/Marcus lebih unggul.
.
“Mereka memang main bagus, dari game pertama kami sudah leading, tapi mereka antisipasi balik dan mereka bisa menang. Kami sudah berusaha ubah pola main tapi mungkin di beberapa poin masih terburu-buru,” ujar Hendra.
.
“Sebetulnya sudah ubah strategi juga, bukannya kalah dan diam saja. Kami juga belajar dari lawan-lawan yang pernah mengalahkan Kevin/Marcus. Tapi di lapangannya kan beda, nanti akan kami coba lagi,” tutur Ahsan.
Kemenangan Dramatis Ganda Putri
Ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu mengunci gelar usai melalui kemenangan dramatis dengan rubber game, 18-21, 21-11 dan 23-21 atas pasangan Denmark, Maiken Fruergaard/Sara Thygesen.
.
“Di game pertama memang awalnya kita tertekan dan nggak bisa lepas. Tapi puji Tuhan akhinya kita bisa memenangkan pertandingan hari ini. Sejujurnya kita lelah sekali. Jadi juara itu nggak mudah. Ini bonus dari Tuhan kita bisa juara disini. Nggak nyangka juga kita bisa juara di Istora untuk pertama kalinya. Kita juga merasa sangat spesial sekali bisa juara di sini. Ini untuk Indonesia, pelatih dan tim ganda putri,” jelas Greysia Polii seperti dilansir Djarumbadminton.com.
.
“Walaupun lelah sekali, tapi dengan kemenangan dan gelar juara ini sudah terbayarkan. Saya juga nggak nyangka dengan hasil hari ini. Bisa juara di Istora untuk pertama kalinya. Saya berkaca dari hasil tahun lalu, kita terpuruk banget, dan kita berusaha untuk keluar dari masalah kita. Gimana caranya kita mau maju dan juara. Alhamdulillah di rumah sendiri kita bisa menunjukkan performa terbaik kita,” sambung Apriyani Rahayu Menambahkan.
.
Sukses merebut gelar juara, Greysia pun lantas mengungkapkan kebanggaannya kepada Apriyani yang sudah tampil dengan maksimal.
Masing-masing juga memuji penampilan apik dari Fruergaard/Thygesen.
.
“Saya sangat bangga sama Apri, di usia dia yang sekarang, dia mau terus ditekan dengan kondisi dan keadaan dan dia juga mau kerja keras. Selain itu, saya juga memberikan apresiasi buat pasangan Denmark ini karena mereka sudah bermain baik sekali di turnamen ini. Mereka bisa enjoy walaupun banyak tekanan. Itu hal positif yang harus bisa kita ambil dari mereka. Pertandingan hari inipun akan jadi evaluasi buat kita,” ungkapnya.
Bayar 5 Runner-up dengan Gelar Juara
2019 bisa dibilang sebagai tahun terberat bagi Anthony Sinisuka Ginting. Sebab, kesuksesannya menembus 5 final turnamen bulu tangkis internasional hanya berakhir dengan Runner-up (RU).
Adapun 5 Turnamen di 2019 yang dilalui Ginting dengan kekalahan di final adalah Singapore Open 2019 (RU), Australian Open 2019: (RU), China Open 2019: (RU), Hong Kong Open 2019: (RU), dan World Tour Finals 2019: (RU).
Baca juga: Superior dan Inferior Tunggal Putra Indonesia
Namun, keresahan itu terjawab pada 2020 di hadapan pendukungnya sendiri. Gelaran Indonesia Masters 2020 jadi penghapus dahaga juara bagi Ginting. Apalagi gelar juara tersebut ia raih di hadapan ribuan pencinta bulu tangkis Indonesia di Istora.
“Puji Tuhan hari ini saya bisa main dengan baik, tanpa cedera, bisa menang dan juara. Saya ucapkan terima kasih untuk semuanya yang sudah mendoakan dan mendukung saya dari awal sampai akhir,” kata Anthony Sinisuka Ginting.
.
“Di game pertama tadi Antonsen punya inisiatif lebih menyerang dan buat saya tertekan. Di game kedua saya coba untuk nggak langsung main ke tempo permainan cepat, jadi reli dulu. Di game ketiga dia kelihatan sudah mulai kendur, capek dan banyak mati sendiri, jadi saya maksimalkan saja kesempatan yang ada,” jelasnya menambahkan.
.
“Jujur senang banget, apalagi bisa juara di rumah sendiri. Tahun lalu saya lima kali masuk final, tapi nggak ada satupun yang tembus. Jadi gelar juara ini sangat berarti buat saya untuk memotivasi ke Olimpiade nanti. Saya banyak belajar juga dari situ. Walaupun juara, tapi saya rasa kayanya ini belum jadi best performance saya, karena memang masih ada yang harus diperbaiki. Kalau dibilang puas, penampilan saya selama turnamen ini cukup puas karena bisa memberikan yang terbaik,” ungkapnya.
.
Sementara itu, Antonsen lantas melemparkan pujian atas penampilan apik Ginting.
Kualitas Ginting benar-benar terlihat di sepanjang pertandingan yang berlangsung selama 71 menit itu.
.
“Pertandingan hari ini menyenangkan dan ini pertandingan yang baik pula. Anthony bermain lebih baik dan lebih baik dari sebelumnya. Saya ucapkan selamat untuk kemenangan kedua Anthony di sini, saya ikut senang dengan kemenangannya hari ini,” ungkap Anders Antonsen.
.
“Saya rasa Anthony bisa menjaga level permainan tetap di atas, sementara saya justru tidak bisa stabil seperti pada game pertama. Saya tidak terlalu kecewa kalah di final, tapi saya cukup senang bisa kembali ke final di Istora,” pungkasnya.