Lontar.id – Belum tuntas persoalan sengketa laut Natuna antara Indonesia dengan China, kini Pemerintah Indonesia memutuskan 238 Warga Negara Indonesia (WNI) yang dipulangkan dari Wuhan, China, harus diobservasi sementara di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Ratusan WNI yang dievakuasi tersebut telah tiba di Natuna, Minggu (02/02/2020).
Di samping 238 WNI yang tiba dari Wuhan, jumlah total orang yang bakal diobservasi di Natuna adalah 285. Di mana terdapat 5 anggota tim advance dan 42 tim penjemput WNI. Observasi dilakukan demi mengantisipasi penularan virus corona yang berasal dari China.
“Mereka akan melalui masa observasi 14 hari,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno LP Marsudi kepada Wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Keputusan Pemerintah menjadikan Natuna sebagai titik observasi menimbulkan penolakan dari warga Natuna. Sebagian warga bahkan sempat menggelar aksi unjuk rasa menolak daerahnya menjadi titik observasi.
Di luar masalah itu, Natuna sebelumnya telah menjadi perhatian saat China mengklaim jika perairan Natuna adalah milik mereka. Baik antara China dan Indonesia sempat terlibat gesekan saat kapal coast guard China dengan aparat Indonesia saling berhadapan di Kepulauan Natuna beberapa waktu lalu. Meski tak terjadi konflik, namun persoalan itu sempat membuat ketegangan kedua negara.
China Melunak
China pada awal insiden bersikap keras, tapi belakangan China makin terus melunak soal Natuna. Duta Besar (Dubes) China untuk Indonesia, Xiao Qian bahkan menegaskan perairan Natuna adalah milik Indonesia. Ia juga memastikan pemerintah China tidak akan mempermasalahkan fakta laut Natuna adalah milik Indonesia.
“Pertama, tidak ada perselisihan antara Indonesia dengan China terkait teritorial kita. Natuna adalah milik Indonesia. China tidak pernah permasalahkan itu. China juga memiliki klaim teritorial sendiri terkait Kepulauan Spratly dan Indonesia pun tidak pernah mempermasalahkan itu,” kata Xiao Qian di gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (24/1/2020).
Xiao Qian menyampaikan hal itu usai bertemu Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan. Ia mengatakan Indonesia dan China memang punya pandangan masing-masing soal area perairan di Natuna tapi menurutnya hal itu tidak masalah.
“Antara teman baik, antara saudara, pasti ada yang punya pandangan berbeda,” ucap Xiao Qian.
Menurutnya, hal ini bisa dibicarakan lewat jalur diplomatik. Xiao Qian menegaskan masalah Natuna tidak mempengaruhi hubungan bilateral Indonesia-China.
Pemerintah Ngotot di Natuna
Meski ditolak oleh beberapa warga Natuna, namun pemerintah Indonesia tetap ngotot menjadikan Natuna sebagai lokasi observasi 285 orang WNI yang telah tiba dari Wuhan. Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno LP Marsudi telah menyampaikan keputusan dari rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Rapat terbatas juga dihadiri Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Idham Azis, Kepala BIN Budi Gunawan, Menko Polhukam Mahfud Md, Menkominfo Johnny G Plate, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menhub Budi Karya, Menkum HAM Yasonna Laoly, Menparekraf Wishnutama, dan Kepala BNPB Letjen Doni Monardo.
Selain itu, petugas TNI-Polri juga terus melakukan patroli di Natuna. Tak hanya patroli, mereka juga memberikan edukasi kepada masyarakat terkait observasi yang dilakukan kepada WNI yang telah diveakuasi dari Wuhan, China.
“Kegiatan patroli skala besar akan dilakukan oleh personel TNI dan Polri. Dan pagi tadi kan Bapak Kapolda Kepri memberangkatkan 122 personel ke wilayah Natuna untuk memberikan penebalan dan melakukan kegiatan-kegiatan kepolisian di sana,” kata Kabid Humas Polda Kepulauan Riau (Kepri) Kombes Harry Goldenhardt seperti dilansir detik.com.
“Kita kan memberikan pengamanan di wilayah lokasi observasi. Sekaligus kegiatan patroli tersebut juga kita isi dengan edukasi kepada masyarakat. Jadi bukan hanya sekadar patroli, tapi patroli dengan edukasi (terkait observasi),” imbuhnya.
Warga Natuna sebelumnya menggelar unjuk rasa di dekat lokasi observasi WNI di Lanud Raden Sadjad Ranai dan telah membubarkan diri pukul 14.15 WIB. Harry mengimbau agar masyarakat Natuna memahami tindakan yang tengah dilakukan pemerintah untuk melindungi WNI sesuai dengan SOP dari World Helath Organization (WHO).
“Kita tentunya terus memberikan imbauan agar masy dalam, kalaupun misalnya menyampaikan apirasi, sampaikanlah dengan damai, sejuk, sehingga nanti situasi tetap terjaga kondusif. Rekan-rekan kita, saudara-saudara kita yang saat ini berada di lokasi observasi juga ingin segera kembali bersama keluarganya, nggak mau juga lama-lama di sana. Mereka juga pasti rindu, ditunggu juga oleh keluarganya, dan mereka bukan musuh ibaratnya, kan gitu,” jelasnya.
Aparat kepolisian dan TNI juga telah melakukan dialog dengan warga Natuna yang melakukan unjuk rasa. Harry mengatakan warga meminta jaminan agar Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto terus memantau pelaksanaan observasi di Natuna.