Lontar.id – Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi salah satu daerah yang akan mengikuti pilkada serentak 2020. Beberapa calon sudah mendaftar di partai politik. Seperti Petahana Indah Damayanti Putri-Dahlan (IDP-Dahlan) dan calon penantang Syafruddin-Adi Mahyudi (Syafaat). Selain itu terdapat calon lain yang mencuat seperti Nimran Abdurahmam dan Herman Edison.
Dari sekian calon bupati dan calon wakil bupati yang akan bertarung sebagai orang nomor satu di Bima, tentu harus bisa menjelaskan apa saja visi dan yang akan diperjuangkan. Hal itu dikatakan Mujahid Latief yang merupakan pengacara mantan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah. Alasannya, setiap kandidat yang maju tak sekadar menawarkan diri saja, melainkan harus ada role map yang jelas arahnya ke mana.
Misal, petahana harus bisa memberi penjelasan kepada masyarakat apa saja yang sudah pernah dikerjakan, gagasan dan prestasinya selama memimpin. Demikian juga dengan para penantang, inovasi dan gagasan apa yang akan ditawarkan. Sehingga masyarakat diberikan pilihan alternatif mengapa memilih petahana atau penantang.
“Pilkada 2020 ini, konteksnya antara petahana dan penantang. Petahana harus bisa menjelaskan kepada publik gagasan apa yang akan dia bawa melalui visi misinya, demikian juga dengan penantang,” kata Mujahid Latief saat dihubungi, Minggu (02/02/2020).
Mujahid Latief melanjutkan, pilkada 2020 ini dianggapnya sebagai momentum yang sangat baik untuk memilih dan menentukan pemimpin yang berkualitas, punya gagasan besar membangun daerah. Karena para calon yang akan bertarung nanti akan mewakili seluruh masyarakat Bima di birokrasi.
“Pilkada 2020 merupakan momentum penting untuk orang Bima menentukan pemimpin 5 tahun ke depan, siapa di antara mereka yang akan diberikan mandat,” ujarnya.
Selain itu, ia menyarankan pada masyarakat agar melihat para calon bukan karena faktor keturunan, melainkan berdasarkan pada jejak rekam dan prestasi yang sudah pernah diperbuat.
“Faktor keturunan tidak menentukan seseorang menjadi seorang pemimpin, melainkan ia harus melalui proses panjang berdasarkan jejak rekamnya selama ini,” ujar dia.
Menurut Mujahid Latief, ada hal yang paling penting ditanyakan pada para calon sebelum mereka terpilih nanti, yaitu apakah yang akan mereka kerjakan ketika manda tersebut diserahkan. Pertanyaan itu penting kata Mujahid Latief, agar masyarakat tahu apa yang akan mereka lakukan setelah berkuasa.
“Boleh kita bertanya kepada calon pemimpin kita, apa yang akan anda lakukan saat memimpin dan bagaimana caranya,” tutupnya.
Editor: Syariat