Lontar.id – Brahim Diaz tampil memukau dalam debut yang dijalaninya dengan Real Madrid. Setidaknya, ia mengubah wajah pertandingan saat melawan Leganes dan membantu Los Galacticos menang telak: 3-0.
Dari Manchester City, ia pun digadang-gadang akan menjadi pemain masa depan Real Madrid. Toh, setelah kepergian Ronaldo, tak ada tukang gedor yang tajam di sana. Terbukti, beberapa laga, Madrid tampil melempem. Tercatat dalam tiga laga, mereka hanya mampu seri dua kali dan sekali kalah.
Benzema kian menua. Itu sudah kemutlakan. Kekuatannya tak lagi seperti dulu, saat musim-musim sebelumnya. Begitupun dengan Gareth Bale. Malah media sudah memberitakannya kalau ia banyak bertingkah sekarang.
Diaz harus memanfaatkan momentum itu. Persaingan di lini depan cukup terbuka lebar. Vinicius Junior adalah pesaing dari Brahim. Jika dipindahkan posisinya, ia juga bisa menyalip Vazquez.
Brahim punya daya tarik sendiri dalam skuat Si Putih. Dribel yang baik jadi nilai tambah buatnya. Gojekan dari kiri ke kanan, dan visi bermain yang apik, bisa saja menyingkirkan striker muda yang ada di Madrid.
Toh, dalam beberapa pekan terakhir, pelatih Santiago Solari sudah membuktikan betapa taktiknya untuk membesarkan pemain muda adalah pilihan yang baik, meski hasilnya minor.
Baca juga:Masa Sulit Real Madrid: Malu di Kandang saat Mulai Ditinggalkan Penggemar
Patut diingat, Brahim barulah masuk ke dalam skuat yang bertabur pemain bintang itu. Ia juga baru menjejakkan kakinya di liga kelas dua yakni Copa Del Rey. Belum bisa juga secara gamblang kalau ia mampu nyetel dengan cepat.
Melihat tren permainan Madrid beberapa pekan terakhir, ditinggalkan Zidane memang berimplikasi. Madrid seperti kehilangan ruh, dan dibopong bak tubuh kekar tanpa isi. Madrid harus mencari pola permainan terbaiknya kembali.
Tidak bisa juga bergantung dengan cerita-cerita hiperbolik seperti, Diaz mampu memanipulasi bola dengan cara dan presisi mirip Messi dan David Silva. Ia juga punya kemampuan berperan sebagai gelandang serang atau posisi menyerang lainnya. Menjadi target man juga ia bisa.
Perlu digarisbawahi, bagaimanapun pandainya Brahim meliuk-liuk di lapangan serta penyandingan yang membuat hati jemawa dan berbesar kepala, yang harus segera dilakukannya adalah beradaptasi. Itu kata kuncinya.
Selain itu, efek pelatih juga kuat. Patut dinantikan, bagaimana struktur tim Solari dalam waktu dekat. Apakah akan membiarkan Brahim besar sendiri atau membesarkan seluruh aset mudanya, setelah para seniornya perlahan-lahan kerdil kekuatannya? Tunggu saja!