Lontar.id – Kekalahan Barcelona melawan Levante dengan skor 2-1 membuktikan jika Barcelona perkasa dengan pemain intinya. Mereka tidak trengginas kala line up didominasi pemain muda.
Tercatat, hanya ada empat pemain senior yang bermain sejak menit awal. Mereka yakni Ousmane Dembele, Sergio Busquets, Arturo Vidal, Coutinho. Selebihnya adalah pemain muda dan produk La Masia.
Gaya permainan mereka pun monoton, Barcelona lebih banyak diserang dan pertahanannya lemah. Dari pelbagai sisi, bek muda belum bisa padu satu sama lain. Alhasil, banyak kemelut yang hampir dimanfaatkan Levante menjadi gol.
Dari lini tengah, melihat Coutinho, entah bagaimana lagi taktik yang pas untuk mengubah gaya mainnya. Beberapa laga terakhir, alasan Valverde patut diterima, kalau ia memilih untuk mencadangkan rekrutan mahal Barcelona itu.
Disebut pengganti Iniesta, ia terlihat tampil kelimpungan dan belum bisa nyetel dengan posisi tersebut. Sebenarnya, posisinya sama dengan Neymar, bermain di sayap kiri. Namun, pola serangannya monoton. Valverde punya alasan untuk merotasi dan menambah tugas Cou.
Jika Neymar kemarin pandai mencari posisi serta membagi bola dan punya insting gol yang bagus, maka tidak dengan Coutinho. Cou dominan hanya menusuk lewat sayap, membawa bola keluar kotak penalti, kemudian plessing dari jarak jauh. Gampang terbaca. Meski begitu, cules wajib berterima kasih atas gol penaltinya.
Beban berat memang patut disandangnya. Bukan tidak mungkin, jika permainannya terus begitu, maka mencari penggantinya dan mengistirahatkannya lebih lama gampang jadi nyata. Barcelona punya Rakitic, Roberto, Vidal, Artur. Ketiganya gampang nyetel.
Jika posisinya di lini tengah, sulit untuk menggeser mereka. Apalagi, Frankie De Jong diisukan akan merumput bersama Azulgrana dalam waktu dekat. Bisa dibayangkan, bagaimana sengitnya saling gusur untuk dapat posisi utama dan kepercayaan Valverde.
Di lini depan, efek Suarez dan Messi memang terasa. Dembele harus bekerja keras untuk itu. Patut dipahami, tandemnya diistirahatkan untuk menjalani laga sulit di Liga Champions. Ia ditemani Coutinho dan Malcom.
Soal Malcom tidak usah heran. Ia belum mampu untuk mengerti pemain satu sama lain. Bagaimana tidak, ia jarang dimainkan. Meski namanya besar, dan sudah berbuat banyak membantu Barcelona, hal tersebut benar-benar tidak cukup.
Memang Malcom punya kelebihan. Kecepatannya bisa dimanfaatkan saat melawan tim-tim yang punya pertahanan yang mudah diobrak-abrik dan tidak kuat kejar-kejaran. Namun, jika melawan tim yang sebaliknya?
Pertandingan ini jadinya cuma bisa membuat kita belajar, klub itu adalah kerja tim. Bukan cuma persoalan emosional dengan talenta muda. Valverde sudah menuruti kalian untuk memanfaatkan para remaja di Barcelona.
Setelah ini apa? Siapa lagi yang mau disalahkan atas kekalahan, jika memang ke depan akan terulang?