Lontar.id – Dibukanya mal pekan ini dengan protokol kesehatan, membuat pasar lebih rentan dalam penyebaran Covid-19. Ia juga perlu diperhatikan, sama seperti mal dalam hal penanangan Covid-19.
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ferry Juliantono menganggap pedagang pasar seperti dipandang sebelah mata.
“Terus terang perhatian pemerintah khususnya pemerintah pusat agak kurang. Pedagang pasar perlu diketahui masyarakat luas, tetap berjualan untuk penuhi kebutuhan masyarakat. Selain rumah sakit, pasar harus buka, tapi pasar rentan terhadap itu,” sebut Ferry dikutip CNBC Indonesia.
Sejauh ini, tidak ada arahan untuk menutup pasar. Para pedagang diminta berjualan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, namun protokol kesehatan di sana seperti dibiarkan.
Hasilnya, kasus penyebaran terjadi di berbagai pasar tradisional di Indonesia, misalnya di Padang, Denpasar, juga di Jakarta.
Jika kondisi ini terus berlanjut, maka bukan tidak mungkin, kasus positif yang ada di pasar tradisional kian bertambah. Meski sejumlah cara sudah dilakukan secara swadaya oleh pedagang pasarnya.
“Kios daging dan sayur dibuat jaraknya memadai, kita bisa beri lahan parkir untuk tambah lapak untuk berdagang pasar. Pasar itu dari awal rentan, tapi pasar harus buka untuk layani kebutuhan masyarakat. Harusnya pemerintah concern terhadap ini,” katanya.
Pemerintah sebenarnya sudah membuat protokol kesehatan termasuk di pasar tradisional. Salah satunya soal ketentuan ganjil genap kios yang juga diberlakukan di DKI Jakarta.