10 Meninggal dan Puluhan Hilang Akibat Banjir di Luwu Utara
Lontar.id – 10 orang dilaporkan meninggal dan puluhan lainnya dinyatakan hilang akibat banjir bandang di empat kelurahan di dua kecamatan di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Kedua kecamatan itu adalah Kecamatan Baebunta dan Kecamatan Masamba. Banjir terjadi pada Senin malam, 13 Juli 2020, mulai sekitar pukul 20.15 Wita, akibat meluapanya Sungai Masamba dan Meli/Radda.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara, Muslim Muchtar, menjelaskan, 10 jenazah itu masih berada di Rumah Sakit, tujuh di RS Hikmah dan tiga di RS Andi Djemma. “Untuk puluhan warga lain yang hilang, masih dalam pencarian,” jelasnya, Selasa, 14 Juli 2020.
Kepala Bidang Kedaduratan BPDB Sulsel, Ishak, mengatakan Tim BPBD Sulsel sudah bergerak sejak semalam, membawa bantuan bahan pokok dan perlengkapan seperti shelter dan alat kebersihan.
Selain itu ada bantuan sembako 150 paket, makanan siap saji 120 paket. Shalter kit 20 paket. Hygiene kit 20 paket. Ember 100 pcs, termasuk mobil tangki.
Anggaran NPHD Pilkada 2020 di 133 Daerah Belum Cair 100 Persen
Hingga Selasa, 14 Juli 2020, pukul 10.00 WIB, anggaran Naskah Hibah Perjanjian Daerah (NPHD) untuk Pilkada 2020 belum cair 100 persen. Padahal, seharusnya NPHD tersebut sudah cair 100 persen pada 9 Juli 2020.
Ketua Badan Pengawas Oemilihan Umum (Bawaslu) RI, Abhan, mengatakan, dalam Peraturan Mendagri (Permendagri) Nomor 41 Tahun 2020 tentang Pendanaan Kegiatan Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota yang bersumber dari anggaran dan pendapatan belanja daerah, NPHD seharusnya sudah cair 100 persen pada 9 Juli 2020.
“Berdasarkan data terakhir pada Selasa 14 Juli 2020 pukul 10.00 WIB, terdapat 137 daerah yang NPHD sudah cair. Tersisa 133 daerah yang belum cair dari total 270 daerah yang akan melaksanakan pilkada,” kata Abhan dalam jumpa pers melalui daring di Media Center Bawaslu Jakarta, seperti tertulis dalam rilis.
Abhan berharap anggaran tersebut segera cair, agar bisa digunakan oleh penyelenggara pemilu. Sebab tahapan pilkada tahun ini sudah mulai berjalan dan anggaran sangat dibutuhkan. “Seperti untuk keperluan verifikasi faktual serta tahapan lainnya,” terang Ketua Bawaslu Provinsi Jawa Tengah periode 2012-2017 itu.
Abhan menjelaskan keperluan Alat Pelindung Diri (APD) untuk Pilkada Serentak 2020 ditanggung oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Matahari Akan Kembali Melintas di Atas Kabah
Matahari akan kembali melintas tepat di atas Kabah pada Rabu, 15 Juli 2020 dan Kamis, 16 Juli 2020. Peristiwa alam ini akan terjadi pada pukul 16.27 WIB atau 17.27 WITA. Hal itu dijelaskan oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag, Agus Salim.
“Saat itu, bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus, di mana saja, akan mengarah lurus ke Ka’bah,” terang Agus Salim di Jakarta, Selasa, 14 Juli 2020, melalui rilis tertulis.
Menurutnya, secara tanggal dan waktu, kejadian ini sama dengan peristiwa pada tahun 2018 lalu. Peristiwa semacam ini, katavdia, dikenal juga dengan nama Istiwa A’dham atau Rashdul Qiblah. Yaitu, waktu Matahari di atas Ka’bah di mana bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjuk arah kiblat.
“Peristiwa yang sama terjadi juga pada 27 dan 28 Mei 2020 yang lalu,” tuturnya.
Pemkab Wonogiri Periksa Ternak Jelang Iduladha
Sejak 29 Juni 2020, Dinas Kelautan Peternakan dan Perikanan (Dislapernak) Kabupaten Wonogiri dan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah menggelar pemeriksaan hewan ternak di wilayahnya.
Melalui rilis tertulis Pemprov Jateng, Selasa, 14 Juli 2020, disebutkan bahwa selain untuk mencegah adanya penyakit hewan, hal ini juga untuk mengetahui apakah hewan ternak itu sudah layak menjadi hewan kurban menjelang Iduladha.
“Pemeriksaan hewan ini sudah dilaksanakan sejak 29 Juni lalu di 13 kecamatan yang ada di Wonogiri. Selain di pasar hewan, kami juga sengaja memilih peternak atau penampungan hewan yang mempunyai peliharaan yang cukup banyak,” ujar Kepala Dislapernak Kabupaten Wonogiri Sutardi melalui Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Prapto Utomo.
Dikatakan, pihaknya memeriksa umur ternak, kesehatan, dan penyakit yang mungkin menyerang ternak. Terutama penyakit yang berpotensi menular ke manusia, seperti penyakit antraks, zoonosis, dan jembrana.
“Kami mewaspadai dan mengantisipasi penularan penyakit hewan, sehingga hewan kurban yang dijual layak untuk kurban,” terangnya.