Lontar.id – Sejumlah pakaian tergantung pada tali jemuran di halaman yang cukup luas. Beberapa anak terlihat bermain tidak jauh dari situ. Sementara anak lainnya belajar mengaji bersama seorang ustadz.
Begitu suasana di pesantren yatim piatu Al-Asmaul Husnah yang dipimpin oleh ustad Ahmad Saefullah (33). Pesantren itu terletak di Desa Ciburayut Cigombong Bogor, tidak jauh dari kaki Gunung Salak.
Pagi itu, Sabtu, 10 Oktober 2020, Ustadz Ahmad terlihat sedang mengajar para santri. Dia tidak mengajar dalam ruangan kelas, sebab ruang kelas milik pondok pesantren sudah tidak layak digunakan.
Ustadz Ahmad mengajar di semacam pos ronda berbentuk rumah panggung yang sudah terlihat usang. Para santri cukup semangat belajar mengaji walau di tengah keterbatasan.
Setelah selesai mengajar, biasanya Ustadz Ahmad bekerja di ladang. Hasil dari meladang digunakan untuk menghidupi anak dan istrinya. Sebab dia tidak menerima gaji atau tunjangan sedikit pun dari profesinya sebagai ustadz.
Meski tak digaji, Ustadz Ahmad mengaku kegiatannya sebagai ustadz dan mengajar mengaji pada anak-anak lebih penting dibandingkan bekerja untuk mendapatkan upah layak. Apalagi banyak santrinya yang merupakan anak yatim atau yatim piatu.
Berbekal keikhlasan, dia merasa mantap untuk mengajar agama, meski beberapa ruangan di pesantrennya sudah tidak layak, termasuk masjid yang atapnya terbuat dari kayu sudah rapuh dan bisa roboh sewaktu-waktu. Begitu pula dengan asrama pesantrennya
Selepas mengajar Ustadz Ahmad menunjukan asrama santri putra yang sudah roboh karena termakan usia. Sesekali dia juga membersihkan sisa puing dan kotoran di bekas asrama itu.
Ustadz Ahmad hanya berharap bahwa ruang kelas dan tempat mukim para santri dapat direnovasi agar bisa dipakai berkegiatan seperti semula, agar para santrinya tidak lagi belajar di rumah panggung.