DKPP Periksa Ketua KPU Dumai
Lontar.id – Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) memeriksa Ketua dan Anggota KPU Kota Dumai dalam sidang pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu (KEPP) perkara nomor 94-PKE-DKPP/IX/2020 pada Selasa (13/10/2020) pukul 09.00 WIB.
Ketua dan empat Anggota KPU Kota Dumai yang menjadi Teradu dalam perkara ini adalah Darwis, Edi Indra, Siti Khadijah, Parno, dan Syafrizal. Kelimanya diadukan oleh Ketua dan Anggota Bawaslu Kota Dumai, yaitu Zulfan, Supratman, dan Agustri.
Ketiga orang Pengadu mendalilkan para Teradu telah bertindak tidak profesional dan melanggar ketentuan yang berlaku saat menerbitkan Surat KPU Kota Dumai Nomor 260/HK.07.1–SD/1472/Kota/VII/2020 tentang Rapid Test atau Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) tanggal 16 Juli 2020.
Ketua Bawaslu Kota Dumai yang bertindak sebagai Pengadu I, Zulfan menyebut para Teradu telah menyalahgunakan wewenangnya dengan langsung memberikan sanksi kepada Anggota PPS Bintan Deky Indrawan karena belum melaksanakan rapid test atau RT-PCR.
Dalam surat di atas, para Teradu memutuskan untuk melarang Deky melaksanakan kegiatan pemilihan, karena tidak melakukan kegiatan rapid test yang diadakan KPU Kota Dumai.
“Sedangkan berdasarkan konfirmasi alat bukti dan kajian yang dilakukan oleh kami, diketahui bahwa para Teradu belum pernah melakukan teguran sebelumnya kepada Sdr. Deky Indrawan atau koordinasi dengan para Pengadu terkait pemberian sanksi,” ujar Zulfan kepada majelis.
Status Warisan BudayaTak Benda Wayang Suket Bisa Dicabut
Wayang Suket, kesenian tradisional khas Purbalingga, ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Tingkat Nasional oleh pemerintah pusat. Namun statusnyabisa dicabut jika wayang suket punah.
Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Purbalingga, Rien Anggraeni, melalui rilis tertulis Pemprov Jateng, Selasa, 13 Oktober 2020, menjelaskan hal itu.
Olehnya itu, kata dia, pemerintah bersama masyarakat Purbalingga berkewajiban untuk menjaga wayang suket agar tetap hidup di tengah peradaban yang semakin maju.
“Tugas kami dari Dindikbud (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) Purbalingga, pemilik wayang suket dan juga dinas terkait wajib melestarikan dan perlu adanya pengembangan agar wayang suket jangan sampai punah atau mati,” kata dia.
Rien menegaskan, apabila wayang suket sampai punah atau hilang maka status Wayang Suket sebagai WBTB akan dicabut oleh pemerintah. Karenanya, para pewaris wayang suket diminta untuk terus menjaganya.
“Salah satu caranya dengan cara mendirikan sanggar belajar wayang suket di desanya, Desa Wlahar terutama untuk masyarakat sekitar agar semakin banyak orang yang bisa membuat wayang suket,” ujarnya.
Ia menerangkan selain Wayang Suket, Pemkab Purbalingga juga mengajukan dua kuliner khas Purbalingga untuk bisa ditetapkan sebagai WBTB tingkat nasional, yakni nopia dan soto kriyik. Namun, kedua jenis makanan tersebut belum lolos seleksi karena masih ada kekurangan terkait dengan makna budayanya.
Kemenag Bahas Umrah di Masa Pandemi
Kementerian Agama membahas kelanjutan Rancangan Peraturan Menteri Agama (RPMA) tentang Penyelenggaraan Umrah di masa Pandemi. Setelah sebelumnya dibahas di internal, RPMA dibahas bersama dengan asosiasi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU).
Rakor dibuka Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar. Hadir, lima asosiasi PPIU, yaitu: Amphuri, Himpuh, Kesthuri, Asphurindo, dan Sapuhi.
“Kehadiaran RPMA ini untuk kepentingan umat. Kita sebagai regulator, perlu mendengar masukan dari asosiasi PPIU agar aturan bisa disepakati bersama. Sebab, pelakunya adalah PPIU. Kalau sudah ada kesepakatan bagus,” pesan Nizar di Depok, Selasa, 13 Oktober 2020.
Nizar berharap tim pembahas dan perumus RPMA ini bisa mengidentifikasi beragam kemungkinan kondisi yang perlu diatur dalam penyelenggaraan umrah di masa pandemi. Nizar mencontohkan, kemungkinan akan ditemukannya vaksin.
“Misalnya jika November atau Desember ada vaksin yang efektif, bagaimana penerapan protokol kesehatannya?,” ujarnya membuat permisalan.
“Apakah jika jemaah sudah suntik vaksin, mereka tetap perlu karantina?,” lanjutnya.
Legenda Sepak Bola Indonesia dari NTB
Nama Djunaidy Abdillah keluar sebagai pemenang, legenda favorit pilihan Sobat Garuda dalam voting yang dilakukan oleh PSSI melalui akun resmi sosial media, Instagram.
Djunaidy mengumpulkan 40,4 % suara Sobat Garuda, mengungguli pesaing-pesaingnya, seperti Yudo Hadianto yang mengumpulkan 18,2 % suara, Tumsila 16,6 % suara, Max Timisela 13,4 % suara dan Oyong Liza yang memperoleh 11,4% suara.
Pemain legenda yang lahir di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, 21 Februari 1948, kini berusia 72 tahun, adalah pemain sepak bola Indonesia yang berposisi sebagai gelandang, pernah bermain di klub-klub seperti Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya.
Djunaidy merupakan seorang gelandang tangguh dengan permainan elegan, serta merupakan salah satu talenta sepak bola pertama dari Lombok yang masuk jajaran penggawa Garuda.
Dirinya memulai karir dan menimba ilmu sepak bola di Diklat Salatiga bersama teman-teman seangkatannya, seperti Oyong Liza dan Sartono Anwar pada tahun 1965. Tahun 1967, PSSI melihat bakatnya dan memanggilnya masuk mengikuti pelatnas Timnas Junior yang akan mengikuti kejuaraan Piala Asia Junior.
Dalam kompetisi tersebut, Indonesia berhasil mencapai babak final dan berhadapan dengan Israel, kala itu yang masih bergabung di zona Asia. Namun sayang, pada partai final, Indonesia kalah melawan Israel dan harus puas dengan peringkat kedua.
Tahun 1968, keberhasilannya membawa Indonesia menjadi runner up di tingkat junior, membuat dirinya naik kelas ke timnas senior di tahun berikutnya. King’s Cup di Bangkok, Thailand merupakan kejuaraan tingkat senior yang diikutinya dan berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Myanmar 1-0. Selanjutnya, karir Djunaidy bersama timnas semakin cemerlang dan ikut mempersembahkan banyak piala di tahun-tahun berikutnya.
Pengalaman menarik dijalaninya tahun 1975, pada saat mengikuti pelatnas jangka panjang, yang mana saat itu Indonesia dilatih oleh Wiel Coerver. Djunaidy mendapatkan banyak ilmu dari mentornya itu, sehingga kemampuan dalam mengolah bola meningkat pesat.