PT KAI Hadirkan Lokomotif Tahun 1953
Lontar.id – PT Kereta Api Indonesia (Persero) menghadirkan kembali livery lokomotif tahun 1953 – 1991 pada 1 unit lokomotif CC 201. Peluncuran lokomotif CC 201 dengan livery vintage ini diresmikan oleh Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo di Balai Yasa Yogyakarta.
“Lokomotif dengan livery vintage ini merupakan bentuk adaptasi dan apresiasi KAI untuk semakin dekat dengan masyarakat sekaligus wujud edukasi kepada masyarakat mengenai perkembangan perkeretaapian di Indonesia,” kata Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo, melalui keterangan tertulis.
Melalui livery vintage ini, KAI berharap bahwa masyarakat akan semakin mengenal perjalanan panjang perkeretaapian di indonesia serta menumbuhkan rasa bangga terhadap transportasi andalan masyarakat Indonesia ini.
Livery vintage ini dahulu digunakan KAI selama 38 tahun dari 1953 – 1991 dan pertama kali digunakan pada lokomotif diesel pertama di Indonesia yaitu CC 200.
Livery ini digunakan sejak KAI masih bernama Djawatan Kereta Api (DKA), Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) sampai dengan Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).
Livery Vintage tersebut saat ini KAI aplikasikan pada Lokomotif CC 201 83 31 milik Dipo Semarang Poncol. Pengecatannya sendiri dilakukan di bengkel lokomotif milik KAI yaitu Balai Yasa Yogyakarta.
“Transportasi Kereta api sebagai salah satu moda yang sudah ada di Indonesia sejak 1864 harus terus kita jaga dan kembangkan. Mari bersama-sama membangun peradaban baru bagi masyarakat Indonesia dalam bertransportasi” tutup Didiek.
Lokomotif CC 201 memiliki berat 84 ton dan daya mesin 1950 hp. Lokomotif yang mampu melaju dengan kecepatan 120km/jam ini, memiliki 2 bogie dimana masing-masing bogie memiliki 3 gandar penggerak dengan total 6 motor traksi sehingga lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan.
Kembali hadirnya livery vintage di lokomotif ini merupakan hasil kolaborasi antara KAI dengan komunitas pecinta kereta api Semboyan Satoe Community dan Indonesian Railway Preservation Society.
“Terima kasih atas respons KAI sehingga apa yang kami usulkan bisa terealisasi. KAI telah mampu membuktikan dalam rentang waktu yang cukup panjang sebagai moda transportasi berbasis rel yang andal dan paling diminati masyarakat luas,” ujar Ketua Semboyan Satoe Community Teguh Imam Santoso yang turut hadir dalam acara peresmian tersebut.
Lapangan Sidodadi Semarang Akan Dilengkapi Sport Center
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi merencanakan penambahan sport center di Kota Semarang, seperti yang telah terbangun di Tri Lomba Juang.
Disampaikan, rencananya pembangunan area olahraga terpadu itu akan dilakukan dengan merevitalisasi lapangan Sidodadi yang berlokasi di Jalan Taman Maluku, Karangtempel, Semarang Timur. Pembangunan di lapangan berukuran 130 kali 80 meter itu akan difokuskan pada peningkatan lapangan sepak bola, lapangan futsal, lapangan voli, skate park, hingga lintasan lari sintetis.
Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu menceritakan, lapangan Sidodadi memiliki lokasi strategis untuk area olahraga terpadu, karena lokasinya yang berada di tengah kota Semarang.
“Di sini banyak sekali peminatnya, baik untuk lari pagi dan aktivitas main bola. Untuk itu, kita ingin lapangan ini bisa dibuka lebih baik lagi. Baik dari pembangunan lapangan sepak bola, jogging track, dan pembangunan pagar depan agar dapat menyatu dengan pemukiman warga,” ujarnya saat meninjau lapangan Sidodadi, seperti tertulis dalam rilis Pemprov Jateng, Rabu, 3 Maret 2021.
Selain pembangunan lapangan, lanjut Hendi, juga akan diikuti dengan pembangunan drainase yang dilakukan untuk mengantisipasi datangnya banjir saat musim hujan. Pagar sebagian akan dibuka dan diganti dengan pagar BRC, agar masyarakat dapat melihat ke dalam lapangan. Sedangkan lintasan lari sintetis itu rencananya dibangun sebanyak lima lintasan.
“Terkait jogging track, ini tidak harus seperti yang ada di Tri Lomba Juang atau standar nasional. Karena lahan terbatas, kita akan mempertahankan eksistensi lapangan bolanya dan jogging track hanya lima lintasan. Yang penting menarik, bermanfaat, dan dapat dijadikan ruang terbuka hijau dan sport center yang nyaman bagi masyarakat,” imbuh Hendi.
Pembentukan Satgas Perlindungan WNI di Yaman
Dalam rangka pelaksanaan tugas perlindungan WNI di wilayah akreditasi, KBRI Muscat melakukan kegiatan pelayanan kekonsuleran di Hadramaut, Mukalla dan Tarim, Yaman pada 26 Februari s.d. 3 Maret 2021. Tim KBRI dipimpin oleh Duta Besar RI untuk Kesultanan Oman dan Republik Yaman serta didampingi oleh Pelaksana Fungsi Konsuler dan Pelaksana Fungsi Politik KBRI Muscat.
Dalam kegiatan ini KBRI Muscat memberikan layanan kekonsuleran antara lain penyerahan 141 buah paspor bagi WNI yang telah mengajukan perpanjangan paspor. Selain itu, dilakukan pula konsultasi hukum dan legalisasi dokumen yg diperlukan bagi para pelajar.
Pada kesempatan kunjungan ke Yaman ini Duta Besar RI juga melakukan pertemuan dengan warga Indonesia di Tarim. Tarim merupakan kota dengan populasi pelajar Indonesia terbanyak di Yaman. Pertemuan dengan WNI diselenggarakan di Auditorium Universitas Al-Ahgaff. Selain berdialog dengan Duta Besar RI, para pelajar juga berkesempatan menampilkan keterampilan seni budaya antara lain Peresean, Tari Likok Pulo, dan Lenong.
Sebagai upaya peningkatan upaya perlindungan yang WNI di wilayah Yaman, KBRI Muscat bekerja sama dengan warga Indonesia yang tinggal di Yaman, khususnya kalangan mahasiswa, telah membentuk Satuan Tugas Perlindungan WNI di Yaman. Pada 27 Februari 2021 Duta Besar RI berkesempatan menyaksikan pelantikan Satgas Perlindungan WNI di Yaman.
Satgas Perlindungan WNI Yaman akan mendukung pelayanan kekonsuleran yang dilakukan oleh KBRI Muscat seperti terkait dokumen perjalanan RI, masalah keimigrasian setempat dan perlindungan WNI. Hal ini dilakukan untuk mengatasi situasi di Yaman yang sulit dan jarak tempuh yang jauh dari KBRI di Muscat, Oman. Meskipun dengan kapasitas SDM serta fasilitas pelayanan dan perlindungan yang terbatas, diharapkan keberadaan Satgas dapat bermanfaat secara maksimal bagi warga Indonesia di Yaman.
4 Arahan Jokowi Dalam Rakornas Penanggulangan Bencana
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, Indonesia adalah negara yang rawan terhadap bencana dan termasuk ke dalam 35 negara paling rawan risiko bencana di dunia. Hal tersebut disampaikannya saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanggulangan Bencana Tahun 2021, Rabu (03/03/2021) siang, di Istana Negara, Jakarta.
Presiden menegaskan, kunci utama dalam mengurangi risiko tersebut adalah pencegahan dan mitigasi bencana. Namun, hal tersebut bukan berarti bahwa aspek lain dalam manajemen kebencanaan menjadi tidak diperhatikan.
“Kita harus mempersiapkan diri dengan antisipasi yang betul-betul terencana dengan baik, detail. Jangan sampai kita hanya bersifat reaktif saat bencana terjadi,” tegasnya.
Lebih lanjut, pada Rakornas yang antara lain dihadiri seluruh jajaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Gubernur, Bupati/Wali Kota, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik secara virtual maupun tatap muka tersebut, Kepala Negara menyampaikan sejumlah arahan terkait kebencanaan di Indonesia.
Pertama, Presiden meminta jajarannya untuk tidak hanya sibuk membuat aturan, tetapi juga memperhatikan pelaksanaan di lapangan terutama aspek pengendaliannya dan penegakan standar-standar.
“Misalnya, ini urusan yang berkaitan dengan gempa; standar bangunan tahan gempa, fasilitas umum dan fasilitas sosial. Hal seperti ini harus dikawal dalam pelaksanaannya, harus diikuti dengan audit ketahanan bangunan agar betul-betul sesuai dengan standar. Sehingga kalau terjadi lagi bencana di lokasi itu, di daerah itu, di provinsi itu, korban yang ada bisa diminimalisir,” terangnya.
Kepala Negara juga meminta agar segera dilakukan koreksi dan penguatan apabila ditemukan ketidaksesuaian di lapangan dengan standar-standar yang ada.
Kedua, Presiden menegaskan bahwa kebijakan untuk mengurangi risiko bencana harus terintegrasi dari hulu hingga ke hilir dan tidak boleh ada ego sektoral ataupun ego daerah.
“Semuanya saling mengisi, semuanya saling menutup. Tidak boleh ada yang merasa kalau ini bukan tugasnya, bukan tugas saya, bukan urusan saya. Hati-hati, ini bencana. Berbeda dengan hal-hal yang normal,” jelasnya.
Ketiga, Kepala Negara mengingatkan pentingnya manajemen tanggap darurat serta kemampuan melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi dengan cepat. Jajaran terkait diminta terus memperbaiki hal tersebut.
“Kecepatan itu yang dilihat oleh masyarakat mengenai rehabilitasi dan rekonstruksi. Jangan sudah ditunggu lebih dari satu tahun belum nongol apa yang sudah kita sampaikan, apa yang sudah kita janjikan,” ujarnya.
Kepala Negara juga mengingatkan bahwa sistem peringatan dini harus berfungsi dengan baik dan selalu dicek, sehingga dapat bekerja dengan cepat dan akurat. Respons terhadap peringatan dini tersebut juga harus cepat.
“Semua rencana kontingensi dan rencana operasi saat tanggap darurat harus dapat diimplementasikan dengan cepat. Dan sekali lagi, kecepatan adalah kunci menyelamatkan dan mengurangi jatuhnya korban,” tegasnya,
Terakhir, Presiden menginstruksikan jajarannya agar terus meningkatkan upaya edukasi dan literasi kepada masyarakat terkait dengan kebencanaan, dimulai dari lingkup terkecil yaitu keluarga.