Bantuan Lele Program Laboratorium Kemiskinan
Lontar.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan mendistribusikan paket bantuan budidaya lele untuk kelompok tani di Desa Desa Jeruksari Kecamatan Tirto, dan Desa Pedawang Kecamatan Karanganyar. Program tersebut dialokasikan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2021 sebesar Rp68 juta per kelompok tani.
Dilansir lman resmi Pemprov Jawa Tengah (Jateng), Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq, mengatakan, kedua desa tersebut dipilih karena masuk dalam kategori enam desa/ kelurahan sasaran program laboratorium kemiskinan. Empat desa lainnya adalah Desa Windurojo Kecamatan Kesesi, Desa Gembong Kecamatan Kandangserang, Desa Kertijayan Kecamatan Buaran, dan Kelurahan Kedungwuni Timur Kecamatan Kedungwuni. Program tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Program yang diberikan, lanjut bupati, berupa 20 ribu benih Lele, 2.340 kilogram (78 sak) pakan selama pendampingan, dan pembuatan 10 unit kolam berikut perlengkapannya untuk pembibitan sekaligus pembesaran lele.
“Selain pemberian bantuan benih dan semua kebutuhan budidaya, Pemkab Pekalongan melalui Dinlutkan juga memberikan pendampingan mulai dari tebar benih, penen hingga pemasaran. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga ketahanan para petani budidaya agar bisa mandiri, terutama di masa pandemi Covid19,” ujar Bupati Fadia di Desa Jeruksari Kecamatan Tirto.
Ketua Kelompok Tani Berkah Pangestu Lele, Kasnadi, mengutarakan, sejak 2020, pihaknya telah mampu menghasilkan 40-60 ribu benih lele yang dibagikan untuk seluruh anggotanya, dan dijual kepada petani lain. Bahkan, pembudidayaan lele dalam durasi siklus tiga bulanan mampu menghasilkan lele sebanyak dua sampai tiga ton, dengan pendapatan bruto mencapai Rp30-50 juta.
“Kelompok tani Berkah Pangestu Lele dalam satu tahun terakhir telah menghasilkan panen, yang cukup membantu meningkatkan kesejahteraan anggota dan warga sekitar,” kata Kasnadi.
Realokasi Anggaran Kemenag untuk Penanganan Pandemi
Kementerian Agama (Kemenag) telah merealokasi anggaran hingga mencapai hampir Rp2 triliun pada tahun 2021 untuk berkontribusi dalam menangani pandemi.
Penjelasan itu disampaikan oleh Menag, Yaqut Cholil Qoumas, melalui rilis tertulis, Senin, 2 Agustus 2021.
“Pemerintah sangat serius dalam penanganan pandemi. Anggaran kementerian, termasuk di Kemenag, direalokasi untuk itu. Kita bahkan hampir Rp2 triliun,” terang Menag di Jakarta.
Menurutnya, realokasi anggaran untuk penanganan pandemi ini dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama, sekitar Rp483,54 miliar anggaran Kemenag ikut direalokasi dalam rangka pelaksanaan program vaksinasi.
Dijelaskan Menag, tahap kedua sekitar Rp712,78 miliar untuk berkontribusi dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Tahap ketiga, lanjut Menag, sekitar Rp385,46 miliar untuk mendukung penanganan pandemi Covid-19.
“Saat ini sedang dalam proses realokasi tahap keempat yang juga untuk menyukseskan pelaksanaan PPKM dengan realokasi anggaran mencapai Rp399,91 miliar,” papar Yaqut.
“Jadi total anggaran Kemenag yang direalokasi untuk bersama-sama menangani kondisi pandemi mencapai Rp1,981 triliun,” sambungnya.
Menag mengatakan, realokasi anggaran sebesar itu menjadi bentuk komitmen Kemenag dalam penanganan pandemi. Selain itu, Kemenag juga melakukan afirmasi lain, misalnya dalam bentuk kebijakan pengurangan uang kuliah tunggal (UKT) mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN), pemberian bantuan penanganan Covid-19 untuk pesantren, bekerjasama dengan Baznas dalam vaksinasi kiai dan santri, serta menggulirkan program sertifikasi halal gratis bagi pelaku usaha mikro dan kecil (UMK).
Untuk memastikan pendidikan di madrasah tetap berjalan, Kemenag juga melakukan sejumlah afirmasi pada penguatan pembelajaran digital. Misalnya, menyiapkan anggaran Bantuan Afirmasi Madrasah hingga mencapai Rp399,9 miliar yang diimplementasikan melalui Program Realizing Education’s Promise – Madrasah Education Quality Reform.
Anggaran ini diperuntukkan bagi 2.666 madrasah dan bisa dimanfaatkan dalam penguatan digitalisasi madrasah.
Program digitalisasi madrasah, kata Menag, bahkan sudah dilakukan sejak 2019, sebelum pandemi. Sejumlah program yang dilakukan antara lain merevisi juknis relaksasi pemanfaatan dana BOS hingga bisa digunakan untuk menunjang sistem pembelajaran online.
Upaya lainnya adalah memberikan bantuan pengadaan server dan Jaringan Komputer CBT (Computer Based-Test) untuk semua jenjang, baik itu Madrasah Aliyah, Tsanawiyah maupun Ibtidaiyyah.
Polda Kepri Bekuk Tersangka Perdagangan Orang
Personel Subdit IV Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Kepolisian Daerah (Polda) Kepulauan Riau (Kepri) membekuk tersangka tindak pidana perdagangan orang (TPPO) berinisial MR, dan menyelamatkan seorang korban berinisial VS.
Dilansir laman resmi Polri, Senin, 2 Agustus 2021, Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Harry Goldenhardt didampingi oleh Dirreskrimum Polda Kepri, Kombes Pol Arie Dharmanto, dan Wadir Reskrimum Polda Kepri AKBP Ruslan Abdul Rasyid, menjelaskan bahwa pelaku melaksanakan aksinya melalui media sosial.
“Tindak Pidana perdagangan orang ini menimpa seorang perempuan berinisial VS, pada pertengahan bulan Juli 2020 yang bersangkutan melalui Media Sosial Facebook melihat adanya lowongan pekerjaan di akun “LOWONGAN KERJA BATAM”,” ungkap Kabid Humas.
Lebih lanjut Kabid Humas menjelaskan, kemudian VS berangkat ke Batam untuk bertemu dengan contact person lowongan pekerjaan tersebut yaitu MR. Setelah bertemu korban ditawarkan bekerja sebagai penari dikampung-kampung yang ada di Pulau-pulau dengan iming-iming menerima gaji sebesar Rp 4juta.
“Selanjutnya korban langsung di bawa ke Pulau Air Saga Kecamatan Galang dan langsung dipekerjakan menjadi penari dari pukul 20.00 s/d 01.30 wib. Korban sempat tinggal selama tiga hari bersama tersangka MR di Pulau Air Saga,” jelas Kabid Humas.
Namun, setelah merasa pekerjaan yang ditawarkan ini tidak sesuai, korban ingin keluar dan berhenti bekerja, namun takut karena diancam dengan alasan sudah terikat kontrak.
“Kemudian pada tanggal 28 Juli 2020 MR membawa korban untuk pindah kerja menjadi penari di Pulau Moan, sebelum ke Pulau Moan tersangka dan korban sempat mampir dulu ke Tembesi Kecamatan Sagulung. Disana, korban melarikan diri dan diselamatkan oleh Subdit IV Ditreskrimum Polda Kepri,” sambung Kabid Humas Polda Kepri.
Kabid Humas mengaku dirinya sangat prihatin atas kejadian Tindak Pidana Perdagangan Orang ini. “Tentunya ini menjadi kewaspadaan bagi seluruh masyarakat, orang tua dan keluarga untuk bisa betul-betul melihat apabila mendapatkan tawaran pekerjaan diharapkan tawaran tersebut memang merupakan pekerjaan yang tidak menekan kebebasan dari para pekerjanya,” himbau Kabid Humas.
Selain mengamankan tersangka MR, polisi juga mengamankan barang bukti berupa uang Tunai Rp. 201.000 handphone Merk Samsung, dan satu Unit Mobil Daihatsu Xenia.
Adapun tersangka MR dikenakan Pasal 2 UU RI Nomor 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang dengan ancaman pidana penjara paling lama seumur hidup dan pidana denda paling banyak Rp 5 Milyar.
Respons Menpora Atas Perolehan Medali Emas Indonesia
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali mengaku bersyukur atas torehan Ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang berhasil meraih medali emas cabang olahraga badminton Olimpiade Tokyo 2020 usai mengalahkan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (China) pada partai final di Lapangan 1 Musashino Forest Sport Plaza, Senin, 2 Agustus 2021 pagi WIB.
“Saya merasa bersyukur atas pencapaian ganda Putri Bulutangkis Indonesia di Olimpiade Tokyo dengan torehan medali emas yang merupakan pertama dalam sejarah keikutsertaan kita di olimpiade,” kata Menpora Amali, seperti tertulis dalam rilis.
Satu hal yang membuat Menpora Amali senang yakni Greysia/Apriyani bermain lepas tanpa beban. Hal itu mungkin dikarenakan sejak awal keduanya tidak diunggulkan dalam evente olahraga tertinggi di dunia tersebut sehingga tekanannya berkurang.“Berbeda dengan lawannya dari Cina yang sudah diunggulkan sejak awal, pasti memikul beban berat,” tuturnya.
Sebab, menurut Menpora Amali, berlaga di Olimpiade atmosfirnya berbeda dan tekanannya lebih berat dari pada kejuaraan dunia atau single event lainnya. Dan, hal itu bahkan sudah Menpora sampaikan kepada Greysia/Apriyani usai usai memenangi laga semifinal atas pasangan Korea Selatan Lee So-hee/Shin Seung-chan, Sabtu lalu.
“Hari Sabtu kemarin saya sempat berbincang dengan Greysia lewat video call. Saya sampaikan ucapan terimakasih atas pencapaiannya sudah sampai di babak final. Saya sampaikan sebagai Menpora tidak membebani target apapun setelah ini, yang penting main lepas dan saya ajak dia banyak bercanda untuk membuat dia rileks,” ungkapnya.
Namun, lanjut Menpora, dirinya mengakui saat melepas mereka harus membakar semangat kontingen terutama para atlet untuk meraih prestasi. Namun, saat mau menghadapi babak final hal tersebut tidak lagi dilakukan karena tidak ingin pemberian semangat tersebut malah kontra produktif dan bahkan menjadi beban mereka dalam bertanding.
“Saya sangat menyadari itu. Alhamdulillah cara itu tepat dan kita bisa lihat penampilan mereka yang tanpa beban tapi tetap fokus mengumpulkan poin demi poin. Selamat para Srikandi olahraga Indonesia,” ucap Menpora Amali.
Diketahui, Ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu meraih medali emas cabang olahraga badminton Olimpiade Tokyo 2020 usai mengalahkan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (China) pada partai final.
Greysia/Apriyani menang dua gim langsung dengan skor 21-19, 21-15 dalam tempo 55 menit. Greysia/Apriyani menjadi ganda putri pertama Indonesia yang meraih medali emas Olimpiade.