Lontar.id – Seiring dengan diizinkannya satuan pendidikan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di wilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1-3, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin hari ini meninjau pelaksanaan PTM di sejumlah sekolah di Jakarta, Rabu, 8 September 2021.
Adapun sekolah-sekolah yang dikunjungi Wapres adalah SD Tarakanita 5 di Jl. Pemuda No. 6, Rawamangun, Jakarta Timur; SPK SMAK Penabur di Jl. Boulevard Bukit Gading Raya Blok A5-A8, Kelapa Gading, Jakarta Utara; dan SMKN 19 Jakarta di Jl. Danau Limboto No.11, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
Dalam peninjauan kali ini, Wapres berpesan agar sekolah yang menyelenggarakan PTM terbatas tetap waspada dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan karena pandemi Covid-19 belum berakhir.
“Mengingat ancaman Covid-19 sampai saat ini belum berakhir, saya minta semua warga sekolah untuk tetap berhati-hati dan waspada dengan tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan agar PTM terbatas ini dapat berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan klaster penyebaran Covid-19,” pesannya.
Pelaksanaan PTM terbatas ini, menurut Wapres merupakan upaya untuk mengurangi dampak pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19, yakni di antaranya anak tidak dapat menyerap mata pelajaran dengan baik sehingga dikhawatirkan kemampuan intelektualnya menurun. Di samping itu, hubungan siswa dan guru menjadi “asing” karena tidak pernah bertatap muka terutama bagi siswa di tingkat awal, banyaknya anak putus sekolah, dan sebagainya.
“Pendidikan vokasi paling terdampak pandemi Covid-19, karena peserta didik di SMK tidak dapat mengikuti praktek kerja/magang di perusahaan secara optimal. Padahal praktek kerja/magang merupakan faktor yang paling penting bagi pendidikan vokasi dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia yang terampil dan ahli di bidangnya,” imbuhnya.
Pelaksanaan PTM terbatas, kata Wapres, sangat dipengaruhi oleh situasi pandemi Covid-19 di Ibu Kota. Jika situasi terus membaik dengan menurunnya level PPKM, PTM terbatas akan ditingkatkan secara bertahap, namun jika memburuk maka PTM terbatas akan dihentikan. Hal ini menurut Wapres dikarenakan pemerintah lebih memprioritaskan kesehatan dan keselamatan peserta didik, para guru serta warga sekolah.
“Saya berharap sekolah-sekolah yang menyelenggarakan PTM terbatas ini dapat melakukan evaluasi setiap minggunya, terutama mengenai protokol kesehatan dan keamanan dari seluruh warga sekolah. Jika terdapat kasus terkonfirmasi positif atau potensi yang dapat menyebabkan timbulnya klaster baru, segera ambil tindakan tegas demi keselamatan dan kenyamanan seluruh pihak,” pintanya.