Lontar.id – Guru Besar Antropologi Unhas Prof DR H Mahmud Tang MA menegaskan ada nilai budaya verbal mengandung akhlaqul qarimah yang harus digali dan diungkapkan kepada generasi Islam oleh MUI Sulsel.
Harapan itu diutarakannya saat menjadi pemateri pada Webinar Penguatan Literasi Seni Budaya Islam yang diselenggarakan Komisi Seni dan Budaya Islam MUI Sulsel yang bekerjasama dengan Fakultas Sastra dan Humaniora UIM Makassar, Sabtu (27/11/2021), di Makassar.
Mahmud menjelaskan, banyak nilai yang terkandung dalam budaya verbal Sulsel misalnya pada tulisan La Galigo dalam episode ‘Galigona Meongpalo Bolongenge’ terdapat perilaku sosial yang dicari Dewi Sangiasseri yang artinya ‘Suka memberi makan pada orang lapar, suka memberi minum pada orang haus, suka memberi pakaian pada orang telanjang dan memberi tempat numpang pada orang terdampar’.
Nilai sosial yang terdapat dalam naskah La Galigo ini, menurutnya, sangat dalam maknanya terutama pesan moral dalam kehidupan sosial yang perlu diungkapkan sebagai bahan pelajaran bagi generasi saat ini bahwa banyak nilai budaya verbal yang sejalan dengan ajaran Islam.
“Ada pula nilai kedermawanan dalam bentuk ‘elong’ atau lagu dalam bahasa Bugis yang artinya ‘Lengkaplah sudah hidangan orang banyak mulailah santap para pembesar, sama makan pula orang banyak. Tidak kurang isi baki maka bertambah, belum setengah isi gelas maka diimbuh’,” urainya, seperti dilansir laman resmi MUI.
Dari kutipan verbal leluhur tersebut bisa diambil makna kedermawanan yang sangat tinggi diajarkan leluhur.
“Dalam kutipan naskah ini kita bisa membaca kehidupan sosial mereka yang sangat beradab sebagaimana dalam ajaran Islam, kita diharuskan banyak bersedekah dan saling membantu meringankan beban orang lain,” rinci Prof Mahmud.
“Seni budaya leluhur banyak mengandung nilai akhlaqul karimah begitu banyak yang perlu kita ungkapkan. Kita berharap seni budaya verbal tetap berfungsi sebagai alat transmisi nilai kepada generasi muda dalam rangka pendidikan akhlakul karimah,” harapnya.