Lontar.id – Pengiriman bantuan logistik pada warga terdampak gempa bumi di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, bukan hal mudah dan mengalami sejumlah kendala.
Sejauh ini, Pemkab Kepulauan Selayar telah memberangkatkan logistik dan peralatan menggunakan tiga jenis kapal yakni kapal motor, kapal cepat atau speed boat dan Kapal TNI AL yang disiagakan untuk membantu penanganan gempa bumi di Kepulauan Selayar.
“Pengiriman logistik tersebut tentunya bukan perkara mudah. Selain jarak dan waktu tempuh selama kurang lebih 13-18 jam menggunakan kapal menuju ke lokasi terdampak, kondisi cuaca juga berpotensi menjadi faktor kendala pengiriman,” kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, melalui keterangan tertulis, Senin 20 Desember 2021.
Bahkan, lanjutnya, khusus kapal motor, jika terjadi cuaca buruk dan gelombang besar, maka kapal harus bersandar sejenak di pulau terdekat dan melanjutkan perjalanan kembali setelah cuaca kembali bersahabat.
Tidak hanya itu, kendala lain yang dihadapi adalah kondisi wilayah lokasi terdampak di kepulauan tidak ada dermaga yang sesuai untuk kapal-kapal pemuat logistik bersandar. Mau tidak mau harus ada perahu-perahu kecil untuk menjemput logistik dari kapal menuju ke daratan.
“Kendala dari laut, selain waktu tempuh lama, kapal-kapal ini tidak bisa bersandar karena tidak ada dermaga. Jadi harus ada perahu yang jemput barang,” ungkap Andi Bahar selaku Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Kepulauan Selayar, melalui Muhari.
Belum cukup sampai di situ, sesampainya di darat, bantuan tersebut juga tidak bisa langsung diangkut secara bersamaan mengingat tidak ada kendaraan pengangkut dengan kapasitas besar. Selain itu, kondisi medan juga tidak memungkinkan untuk kendaraan roda empat, sehingga tim harus bergiliran mengambil bantuan itu secara estafet menggunakan kendaraan roda dua dan tiga.
“Sampai di darat juga tidak ada alat angkut. Selain itu bahan bakar juga tidak ada atau langka,” ujar Bahar menambahkan.
Sementara itu, BNPB telah menyiagakan satu helikopter berjenis EC 130 B4 dengan kapasitas angkut 5-7 orang penumpang atau 818 kilogram untuk distribusi logistik dan peralatan serta kebutuhan lain yang diperlukan dalam penanganan darurat bencana gempabumi di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Helikopter itu tercatat telah mengirimkan bantuan logistik ke wilayah Kecamatan Pasimarannu selama satu sorti pada Sabtu (18/12).
BNPB juga mengirimkan helikopter kedua berjenis AW 109 PK USM berkapasitas 6 penumpang atau 500 kilogram massa angkut sehingga lebih leluasa untuk distribusi logistik antar pulau kecil. Helikopter ini dijadwalkan akan mulai beroperasi pada hari Selasa (21/12), menggantikan sementara helikopter EC 130 B4 sebelumnya.
Diketahui, upaya percepatan penanganan Gempabumi Flores M 7,4 yang berdampak di wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan terus dilakukan.
Memasuki hari ke-6 atau Senin (20/12), paska gempa bumi tersebut, bantuan berupa logistik dan peralatan terus didorong menuju lokasi terdampak menggunakan sarana transportasi laut.
Tercatat, sudah empat kali Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Selayar mengirimkan bantuan logistik melalui jalur laut sejak satu hari paska gempabumi, atau Rabu (15/12), ke dua titik lokasi terdampak paling parah. Adapun lokasi itu adalah di Kecamatan Pasimarannu yang berada di Pulau Bonerate dan Kecamatan Pasilambena di Pulau Kalaotoa, Kepulauan Selayar.
Di Kecamatan Pasimarannu terdapat 203 rumah rusak berat, 565 rumah rusak ringan, 13 bangunan pemerintah rusak. Di samping itu, ada sebanyak 10.188 warga yang mengungsi di 43 titik lokasi pengungsian.
Kemudian di Kecamatan Pasilambena sedikitnya ada154 rumah rusak berat, 235 rumah rusak ringan dan 12 bangunan pemerintah rusak. Selain itu ada sebanyak 60 warga mengalami luka berat, 3 ibu hamil dan menyusui yang mana 1 di antaranya telah melahirkan di pengungsian. Selanjutnya juga tercatat ada sebanyak 6.405 warga yang mengungsi di 61 titik pengungsian.