Tuesday, May 20, 2025
Jaringan :   Cermis.id   Etnis.id
Lontar.id
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • RagamHiburan
  • KolomOpini
No Result
View All Result
Lontar.id
Home Esai

Yang Tersisa Setelah Banjir Bandang di Sulsel

Oleh Ais Aljumah
25 January 2019
in Esai
Sisi Lain dari Banjir di Makassar dan Gowa

Banjir di Makassar/ (Ghazali, Lontar.id)

162
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Lontar.id- Duka mendalam dialami masyarakat Sulawesi Selatan. Ribuan orang terkepung oleh air yang mendesak naik mencapai leher orang dewasa. Rumah, pepohonan, dan ternak tidak berhasil lolos dari luapan air.

Banjir bandang yang melanda Sulsel hari ini mengingatkan saya pada banjir yang terjadi 2006 silam. Jika hari ini, banjir melanda beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan, yakni Gowa, Makassar, dan Maros. 13 tahun yang lalu, banjir bandang pernah melanda daerah saya tepatnya di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Bencana Sulsel: Daratan Seperti Sungai Telah Surut

Memang ada jarak yang cukup jauh, setidaknya lebih dari datu dekade Sulsel kemudian dilanda banjir kembali. Tapi, kita sangsi apakah bencana lain tidak akan menyusuul ketika melihat kondisi alam yang sedang sakit.

Baca Juga: Manusia Bukan Korban Bencana Alam tapi Pelaku Bencana Alam

Banjir memang bukan sekadar perkara kerugian material, tapi ada banyak hal yang harus direlakan. Kita melihat duka seorang anak yang ditinggalkan Ibunya setelah berhasil menyelamatkan keponakannya. Kita melihat seorang Ibu yang meninggalkan anak perempuannya setelah bertaruh nyawa di Rumah Sakit dengan serangan jantung yang menjangkiti tubuhnya.

Iya, akan selalu ada yang direlakan. Ada selalu ada trauma dan kehilangan mendalam setelahnya. Dan lebih dari itu, bagaimana menyembuhkan ingatan buruk, trauma, dan ketakutan akut kita.

Tidak mudah memang mengembalikan keceriaan setelah alam menunjukkan murkanya. Saya ingat betul, kala itu kampung dan termasuk rumah saya dilanda bajir bandang. Berhari-hari setelah banjir kami tidak pulang karena takut adanya banjir susulan.

13 tahun lalu, saya adalah anak 10 tahun yang hanya bisa menangis dan ketakutan saat melihat bapak saya hampir meninggal karena dibawa arus air. Ketakutan saat melihat ratusan orang meninggal dibopong, mendengar ada keluarga yang tak terselamatkan.

Saat pulang dan melihat kondisi rumah berlumpur serta tak ada apa-apa di dalamnya, hati saya meringis. Sendal kesukaan, pakaian favorit, dan hewan peliharaan saya hilang semuanya. Mereka memilih dihanyutkan oleh air daripada menemani tuannya.

Saya melihat Ibu menangis membuka selembar demi selembar buku-buku yang dulunya dipakai saat kuliah dan ia rawat hingga sekarang. Pertama kali yang Ibu selamatkan adalah buku-bukunya.

Saya melihatnya, diantara kubangan lumpur ia memungut satu per satu bukunya. Mengeringkan berhari-hari dan berharap masih bisa disimpan dan dibaca. Sampai hari ini, buku-buku itu masih ada di perpustakaan rumah, dan setiap kali membukanya, saya selalu dibawa oleh ingatan saat banjir bandang 13 tahun yang lalu.

Baca Juga: Secuil Pelajaran yang Bisa Diambil dari Banjir SulselSelasa, 22 Januari banjir bandang terjadi di Sulawesi Selatan. Ribuan media meliput dan membberitakannya. Masyarakat Indonesia berlomban-lomba membuka saluran dana bagi yang ingin menyumbangkan dan berempati dengan duka yang dialami masyarakat Sulawesi Selatan.

Saya tidak merasakan banjir tahun ini, tapi saya tahu jika butuh waktu yang lama untuk menyiapkan diri hidup secara normal setelah mendapatkan peristiwa alam yang seperti ini. Bantuan material dan dukungan memang sangat membantu, tapi butuh bertahun-tahun lagi untuk bisa memulihkan diri dari duka yang dialami.

Kita semua, tentut sulit menebak kapan ini akan berakhir. Yang tersisa adalah doa dan harapan, setidaknya agar mampu melunasi hidup hari ini.



Share71Tweet38Share15SendShare
ADVERTISEMENT
Previous Post

Ada Teror Manusia Jadi-jadian di Kampung Kami

Next Post

Cerita Dicky Sondani, tentang Umar Septono Saat Mencium Tangan ibu di Pasar

Related Posts

Pembangunan TPU Rorotan Tak Sesuai Target
Esai

Pembangunan TPU Rorotan Tak Sesuai Target

by Dumaz Artadi
3 February 2021

Lontar.id - Pembangunan tempat pemakaman umum (TPU) untuk jenazah pasien positif Covid-19 di Rorotan, Jakarta Utara, tidak sesuai target yang...

Read more
Kami Bukan Pembawa Virus, Mengapa Dijauhi?

Kami Bukan Pembawa Virus, Mengapa Dijauhi?

21 April 2020
Skincare Korea yang Baik untuk Orang Indonesia

Skincare Korea yang Baik untuk Orang Indonesia

9 February 2020

Gugatan Terhadap Penggunaan Istilah Animisme untuk Menyebut Kepercayaan Nenek Moyang

6 February 2020
Menakar Artificial Intelligent sebagai Sebuah Kemudahan

Menakar Artificial Intelligent sebagai Sebuah Kemudahan

4 February 2020
YouTubers yang Suka Bikin Prank Beralih Saja Jadi Tiktokers

YouTubers yang Suka Bikin Prank Beralih Saja Jadi Tiktokers

29 January 2020
Lontar.id

PT. Lontar Media Nusantara

Follow us on social media:

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Redaksi

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

No Result
View All Result
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • KolomOpini
  • RagamHiburan
  •  Etnis.idwarta identitas bangsa
  •  Cermis.idaktual dalam ingatan

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In