Sulit untuk melepaskan bayang-bayang Mourinho dari Chelsea, apalagi setelah Si Biru merasakan manisnya menjadi kampiun di Liga Domestik dan catatan manis di kasta Internasional.
Lontar.id – Hari yang kelam bagi pendukung Chelsea. Semalam, ia dibantai dengan skor yang cukup telak oleh seterunya, Manchester City dengan skor 6-0.
Hal ini membuat wajah klub sebesar Chelsea coreng-moreng. Kursi Zarri pun panas. Uniknya, candaan-candaan para fans Liga Inggris di Indonesia, cukup bikin getir fans Chelsea juga.
Ramai dibincangkan kalau sebaiknya Chelsea mengontrak kembali Mourinho. Toh, sudah terbukti dengan tangan dingin Mou, Chelsea bisa digdaya.
Chelsea sejak dilatih Mou, menjadi klub yang punya karakter bermain. Seperti parkir bus. Efeknya bisa buruk bagi penonton yang suka dengan keindahan sepakbola.
Sebagai pelatih pragmatis, tentu saja hal itu dibantah Mourinho. Berkali-kali ia bilang, kalau kemenangan adalah yang paling utama dalam sebuah pertandingan.
Selama beberapa tahun terakhir, simbol yang melekat dari Chelsea adalah parkir bus. Baik dari Inter Milan, taktik itu terbukti jitu dipakai Chelsea dan bikin keok klub besar, seperti Barcelona.
Tentu saja bukan bertahan saja hebatnya Si The Special One, melainkan juga piawai membuat lawannya ketar-ketir melindungi pertahanan dari serangan balik.
Fernando Torres dan Didier Drogba sudah jadi momok menakutkan bagi klub besar di daratan Eropa. Sebelumnya, ada nama Diego Milito dari Inter.
Setelah ditinggal, suksesor Mou membawa misi yang sama. Beda gaya, Andre Villas Boas juga dipecat setelah tren hasil minor memeluk Chelsea seperti kutukan sial.
Hasil minor di mata pemilik klub, Abramovich. adalah terlempar dari empat besar Liga Premier Inggris. Setelahnya, cuma Di Matteo yang bisa membuat Chelsea jadi beringas di Liga Champions dan mirip Mourinho.
Meski juara, hal itu tak membuat Abramovich luluh. Kendala yang tak berubah di Liga Premier, membuat Si Bos menyuruh Di Matteo angkat kaki.
Lalu datang Antonio Conte dengan pengalaman yang baik. Tak cukup membuat Bosnya senang, ia lalu diganti oleh Maurizio Sarri, yang tidak lebih baik dari pendahulunya.
Alhasil, kursi Zarri panas. Ia mengaku siap dipecat Chelsea setelah kalah telak 0-6 dari Manchester City pada lanjutan Liga Inggris di Stadion Etihad, Minggu (10/2).
Akibat kekalahan itu, Chelsea melorot ke posisi enam klasemen sementara Liga Inggris, setelah dipermalukan anak asuh Pep Guardiola. Seteru Mourinho dulu, saat Pep masih melatih Barcelona.
Chelsea sekarang mengoleksi 50 poin. The Blues kalah selisih gol dari Arsenal yang berhasil mengalahkan Huddersfield Town akhir pekan lalu.
“Saya tidak tahu [soal masa depan di klub], Anda harus bertanya kepada klub. Saya lebih khawatir dengan tim saya, penampilan tim saya, tapi pekerjaan saya selalu dalam ancaman. Jadi saya tidak khawatir [dipecat], Anda harus tanya ke klub,” ujar Sarri dikutip dari Sky Sports.
Dalam jumpa pers usai pertandingan itu pula, Maurizio Sarri tidak bisa menjelaskan penyebab kekalahan Chelsea yang sebegitu banyaknya. Bayangkan saja, Chelsea sudah kebobolan empat gol saat laga melawan Man City baru berjalan 25 menit.
“Saat ini saya tidak bisa menjelaskan. Saat ini saya tidak tahu. Mungkin gol Man City setelah tiga menit membuat kami kesulitan bermain. Kami memberi mereka terlalu banyak ruang, jadi kami dalam masalah,” ucap Sarri.
“Hari ini saya tidak melihat kami memainkan sepak bola. Kami harus mencari tahu kenapa permainan kami tidak bekerja. Saat ini saya tidak bisa melihat alasannya, tapi kami harus memperbaikinya,” sambung pelatih asal Italia tersebut.
Chelsea menelan tiga kekalahan dalam enam pertandingan terakhir. Tentu saja dengan tagar #SarriOut sudah banyak bermunculan di media sosial, bisam membuat Abramovich pusing.
Lalu apakah pelatih asal Portugal itu akan datang lagi, setelah Di Matteo dan Conte yang sama-sama dari Italia bikin kecewa?Barangkali Abromich, harus melihat sindiran di media soail untuk membuka mata, kalau Mourinho memang patut dipertimbangkan.