Jika di Jawa dikenal mantra yang dinamakan jaran goyang, di Sulawesi Selatan tepatnya di Bantaeng, ada minyak jalarambang.
Jakarta, Lontar.id – Tak banyak yang tahu soal jalarambang di Bantaeng. Mantra pemikat wanita ini punya banyak versi jika diceritakan.
Lontar mewawancarai dua pria asal Bantaeng. Dua pria itu punya satu versi yang sama, jika jalarambang itu berbentuk minyak untuk membuat pesona makin menarik.
Perlu diketahui, nyaris tidak ada manuskrip yang menyebutkan dengan jelas apa dan bagaimana jalarambang bekerja. Tentunya, ini masih menjadi misteri dan cerita turun-temurun masyarakat Sulawesi Selatan khususnya Bantaeng.
Saya menemui Yusri. Ia bekerja sebagai satpam di Makassar, yang berasal dari Bantaeng. Soal pekerjaannya, ia belum lama tinggal di Makassar, dan baru hitungan 3 tahun bekerja sebagai satpam.
“Saya lama di Bantaeng. Di Makassar, cuma cari kerja,” terangnya.
Lebih jauh kami berbincang soal minyak jalarambang yang masyhur itu. Ia membeber, kalau minyak itu dahsyat kekuatannya, meski ia belum tahu persis bagaimana minyak itu tercipta.
Konon, minyak itu bisa membuat seorang ibu jatuh cinta bukan kepalang pada anaknya. “Saking cintanya, seorang ibu bisa sampai minta dinikahi,” begitu kisahnya.
Soal asalnya, ia bilang, kalau minyak itu berasal dari raja Bantaeng terdahulu. Soal nama, ia kurang tahu siapa. “Minyak dari raja, lalu akhirnya ada yang tahu bagaimana cara membuat jalarambang, kemudian dibikin sendiri di rumah, sampai tersebarlah sampai sekarang cerita dan efek dari minyak itu soal itu.”
“Bukan asal minyak saja, tapi ada mantra yang dipakai untuk bikin minyak itu,” tandasnya.
Sementara sumber satunya, yang tak ingin dipublikasi menyebutkan, jika jalarambang dulunya dipakai oleh raja-raja di Bantaeng agar tampak lebih berkharismatik. “Bisa jugta dijadikan sebagai hadiah bagi tamu-tamu raja yang datang,” bebernya.
Jalarambang sendiri disebut sebagai minyak kelapa biasa. Minyak itu bisa dioleskan di rambut, juga di alis untuk menarik pesona lawan jenis.
Dalam lingkungan kerajaan, ada pembuat jalarambang. Sumber itu membantah kalau minyak itu ada dengan tiba-tiba seperti sulap. “Ada pembuatnya. Dalam lingkungan kerajaan juga,” tambahnya.
Lama kelamaan, pembuatnya itulah yang mewariskan mantra jalarambang pada turunannya dan dipakai masyarakat sampai sekarang. “Jadi ia bukan susuk. Hanya minyak yang didoai,” tandasnya.
Selain itu, ada pula yang bercerita kalau jalarambang adalah ajian sakti, yang berasal dari seorang ahli spiritual pada masa kerajaan Bantaeng. Jalarambang itu disebut didapat dari hasil semedi.