Muhammadu Buhari kembali melanjutkan masa baktinya sebagai presiden Nigeria. Pemilihan presiden (pilpres) yang baru saja digelar membuatnya kembali terpilih.
Lontar.id – Sayangnya, kubu opsisi menolak hasil pemilu. Mereka mau diadakan pemilihan ulang. Mereka menuding ada kecurangan. Tak rela kala jagoan yang diusungnya Atiku Abubakar tidak terpilih.
Melihat hasil pilpres, seperti yang dilansir dari CNN, Buhari memimpin perolehan suara atas penantang utamanya, Atiku Abubakar dengan selisih 1,7 juta suara. Hasil penghitungan itu diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum Nigeria (INEC), di Ibu Kota Abuja.
Buhari diusung oleh Partai Kongres Progresif (APC). Hasil pemilu menunjukkan dirinya menang 56 persen dengan suara sebanyak 15.191.847. Sementara Abubakar mendulang 11.262.978 suara atau sekitar 41 persen.
Baca Juga: Dari Politik Kardus Indomie hingga 14 Orang Tewas Terinjak di Kampanye Pilpres
Partai Rakyat Demokratik (PDP) yang mendukung Abubakar menolak hasil pemilu dan mendesak diadakan pemilihan ulang. Mereka menuding ada aroma kecurangan. Beberapa negara bagian di Nigeria diindikasi oleh kubu oposisi sebagai wilayah yang tak jujur dalam menyelenggarakan pemilu.
“Kami menuntut pembatalan serentak dan sesegera mungkin atas hasil pemilihan presiden di negara bagian Yobe, Zamfara, Nasarawa dan Borno yang dikeluarkan oleh ketua INEC dan meminta pelaksanaan pemilihan ulang di negara-negara ini,” kata juru bicara PDP, Tanimu Turaki.
Pilpres Kembali Telan Korban
39 orang juga dikabarkan meninggal. Ini terkait dengan pemilu di Nigeria. Sebagian besar korban tewas ada di negara bagian Rivers yang kaya minyak. Di mana tujuh orang meninggal dalam bentrokan antara Angkatan Darat Nigeria dan kelompok bersenjata.
Di Nigeria, rakyat memang kerap menjadi tumbal acapkali pesta demokrasi berlangsung. Untuk korban pada pilpres kali ini katanya tak seberapa jika dibanding pilpres sebelumnya. International Crisis Group mengatakan sedikitnya 100 orang terbunuh dalam kekerasan yang terjadi selama dan setelah pemilu 2015 dan Human Rights Watch melaporkan 800 orang terbunuh dalam kekerasan pasca pemilu 2011.
Muhammadu menjabat sebagai presiden pada 2015, setelah mengalahkan Goodluck Jonathan yang merupakan petahana pada saat itu.
Baca Juga: Seorang Transgender Diprotes karena Menyabet Juara Lari
Bangun Citra di Kardus Indomie
Sebelum pemilihan, pencitraan dilakukan oleh beberapa figur yang memiliki kans kuat untuk bertarung di pilpres. Ada yang menjadikan kardus indomie sebagai wadah membangun citra.
Laporan Independent Nigeria, menyebutkan mantan menteri luar negeri Nigeria, Baba Gana Kingbe terpampangan di kemasan Indomie.
Munculnya wajah Kingbe menjadi sinyal kuat dirinya akan maju di arena Pilpres. Entah darimana datangnya kemunculan kardus Indomie tersebut. Namun, sejumlah lawan politiknya menyebut itu sebagai propaganda.
Sampul Indomie itu pun bertuliskan: “Ambassador Babagana Kingibe for President 2019.” Hingga berjalan proses tahapan pemilu, Kingbe pun tak maju.