Sulit membayangkan jika Barcelona tanpa Ter Stegen dini hari tadi.
Jakarta, Lontar.id – Barcelona pada semifinal Copa del Rey melawan Real Madrid dini hari tadi, Kamis 28 Februari, bermain kurang nyaman antarlini. Beberapa kali, dua gelandangnya, kurang nyetel dengan pemain depan. Bola banyak terlepas sia-sia.
Setidaknya, kondisi itu yang tampak saat babak pertama baru dimulai. Rakitic kerap kali salah operan dan operannya tidak disambut oleh pemain depan, sementara Roberto, kurang menggigit tak seperti biasanya.
Akibatnya, beberapa kali penyerang Real Madrid, memanfaatkan kesalah-kesalahan kecil itu dengan baik dan sempat mengancam kiper Ter Stegen.
Vinicius Junior menjadi sosok yang sangat sering mengganggu susunan bek Barcelona pada babak pertama. Dari kecepatan, ia selalu satu langkah lebih di depan dari barisan pertahanan Barcelona.
Begitupun Kross, alur serangan yang dibangunnya, tampak sulit untuk diputus pertahanan Barcelona beberapa kali. Untung saja masih ada Sergio Busquets yang mengendalikan ritme permainan Barcelona saat peralihan dari bertahan ke menyerang.
Pada babak kedua, Barcelona tampil lebih percaya diri. Hasilnya, Luis Suarez mencetak gol pembuka pada menit ke-50 dengan memanfaatkan cut back dari Ousmane Dembele.
Unggul satu gol, membuat Barcelona lebih bernafsu untuk mendobrak pertahanan Real Madrid. Hasilnya, umpan silang Dembele yang ditujukan para Suarez, dimanfaatkan salah Raphael Varane hingga tercipat gol bunuh diri pada menit ke-69.
Skemanya yakni umpan terukur berhasil melewati kiper Keylor Navas. Setelah itu, terjadi perebutan antara Luis Suarez dengan Rapahel Varane dan Dani Carvajal. Malang bagi Varane, karena sapuannya justru membuat skor bertambah bagi Barcelona.
Luis Suarez mencetak gol penutup pada menit ke-73. Ia mencatatkan namanya di papan skor melalui sepakan penalti ala ‘Panenka’. Real Madrid mendapat hukuman penalti setelah Lionel Messi dijatuhkan di kotak terlarang.
Kemenangan 3-0 atas Real Madrid membuat Barcelona menatap pemenang laga Valencia kontra Real Betis, yang sbeelumnya bermain imbang 2-2, pada pertemuan pertama. Sebelumnya, pada Leg I, Barcelona bermain imbang juga di Camp Nou melawan Madrid dengan skor 1-1.
Itulah ulasan dari babak pertama dan kedua. Sekiranya jika melihat babak pertama secara seksama, permainan Barcelona tampak biasa saja atau mungkin di bawah performa. Kecuali Ter Stegen. Ia menjadi sosok paling menonjol.
Sebab sulitnya membobol gawang yang dijaga kiper timnas Jerman itu, Real Madrid tampak frustrasi. Intinya, mereka seolah tampil antiklimaks, tak seperti saat bertandang ke Camp Nou pada Leg I.
Striker-striker kenamaan Madrid, sebut saja Karim Benzema, Vinicius Junior, sampai Lucas Vazquez, yang bahkan mengeroyok Stegen, tak bisa duel dengannya.
Selain itu, Ter Stegen juga pandai untuk menguasai bola di daerahnya sendiri. Ia tidak tertekan sama sekali, jika bola di kembalikan padanya dalam kondisi berhadapan dengan striker lawan.
Jika boleh, tanda bintang bisa disematkan pada Ter Stegen untuk pertandingan dini hari tadi. Sebab, jika tak ada dia, entah bagaimana koyak-moyaknya Barcelona menghadapi ujung tombak Real Madrid. Tentu saja tanpa mendsikresitkan Cillesen.